Arti Nama yang Mendadak Viral
- keren989
- 0
MALANG, Indonesia – Seorang warga Malang menarik perhatian publik setelah Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya viral di media sosial.
Nama pria itu, Selamat Hari Natal. Ia merupakan warga Dusun Wates, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Kepada Rappler, ia mengaku kerap menemui kendala saat menangani administrasi kependudukan. Petugas sering menanyakan apakah nama lengkap yang diberikan orang tuanya sudah benar.
“Saya ditanya siapa kepala desa saya. Mereka tidak percaya, mereka takjub. “Kenapa ada nama seperti saya,” kata Slamet di rumahnya, Selasa, 27 Desember.
Akibatnya, proses administrasi kependudukan memakan waktu lama karena petugas memerlukan waktu tambahan untuk menggandakan nama lengkap. Nama “Slamet” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “aman”.
Permasalahan yang dialaminya berdampak pada anak-anaknya. Bersama istrinya, Setyowati, ia memiliki tiga orang anak. Mereka adalah Arif Wendi Yunianto Ferdiansyah, Nova Dewi Nurayomi Ayu, dan Guruh Tedy Prasetyo Susanto.
Nama ketiga anak Slamet tergolong “biasa”, berbeda dengan ayahnya. Namun putra bungsunya, Guruh, terkendala saat mendaftar menjadi calon anggota TNI.
“Saat saya urus SKCK (Surat Keterangan Catatan Polisi), saya ditanya macam-macam,” kata Guruh. Namun kini ia telah menjadi anggota TNI di Brigif 24 Tanjung Selor, Kalimantan Utara.
Usai mengabdi, lanjutnya, Guruh juga kerap ditanyai nama lengkap orangtuanya. Ia bahkan sempat mengirimkan foto KTP-nya untuk memastikan nama ayahnya benar-benar Slamet Hari Natal.
‘Saya Muslim, tapi sesama manusia harus saling menghormati’
Slamet Hari Natal merupakan anak dari Samsuri dan mendiang Ngatinah. Ia dilahirkan pada tanggal 25 Desember 1952 di Kebonsari, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Atas saran bidan yang membantu proses persalinan, orang tua Slamet sepakat untuk menamainya sesuai hari kelahirannya.
Atas saran bidan, orang tuanya diberi nama Slamet Hari Natal, kata Slamet.
Ia mengaku tidak pernah menghadapi kendala apa pun selama bersekolah. “Tidak masalah, tidak ada yang menggoda. Malah sekarang dia lebih tenar disapa Slamet Yesus,” ujarnya bercanda.
Meski lahir di hari Natal, Slamet tidak pernah merayakan hari raya umat Kristiani tersebut.
“Saya seorang Muslim, iman ada di hati saya. Agama adalah cara hidup. “Tetapi sesama manusia harus saling menghormati,” ujarnya.
Lima tahun lalu, KTP miliknya dari Slamet yang berprofesi sebagai sopir disita di Pelabuhan Ketapang. Saat itu ia menyeberang ke Bali untuk mengajak orang berwisata. Saat mengecek KTP-nya, salah satu petugas justru menanyakan KTP-nya yang sudah habis masa berlakunya.
“Dibuat oleh-oleh, namanya unik,” ucapnya.
Sosok pekerja keras
Beberapa hari lalu, nama Slamet Hari Natal membuat heboh media sosial. Ada orang tak dikenal yang mengunggah KTP Slamet di Facebook. Slamet menduga itu ulah putranya yang hanya bercanda. Ia juga tidak mempermasalahkan KTP yang diunggah dan diketahui banyak orang.
Slamet sendiri dikenal sebagai sosok pekerja keras. Istrinya, Setyowati, mengaku Slamet tak bisa tinggal diam selama ini. Faktanya, sejak 10 bulan lalu,
seorang pria yang bekerja sebagai sopir truk pickup Hal ini sering kali melibatkan penanganan sampah.
Pak khawatir, banyak sampah berserakan di halaman dan sungai, kata Setyowati.
Lalu, modal truk pickup Mitsubishi T 120, Slamet mulai mengangkut sampah dari rumah warga. Sebagian sampah dipilah dan dibuang ke bank sampah. Sedangkan sisa sampah organik dibuang di Tempat Pembuangan Sementara Sampah (TPS) Paras, Tumpang.
Selanjutnya, ia berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk mengelola sampah tersebut. Setiap warga membayar iuran sebesar Rp5 ribu per bulan. Uang tersebut digunakan untuk membayar biaya sampah di TPS Paras dan sekadar biaya pengangkutan sampah.
Kini ia memunguti sampah di rumah warga setiap dua hari sekali. “Alam harusnya dinikmati, kenapa tercemar? “Saya takut Tuhan murka,” kata Slamet.
Salah satu perangkat desa, Sudarmo menilai Slamet adalah warga kreatif yang sering membantu. Padahal, saat berkegiatan sosial, dialah orang yang paling terdepan dalam membantu.
“Dia adalah orang yang berhati ringan. “Menolong orang lain itu mudah,” kata Sudarmo. —Rappler.com