Asisten Yana Zein: “Dia ingin membuat oleh-oleh”
- keren989
- 0
Menurut Nita, Yana menunjukkan perilaku yang sangat aneh sebelum meninggal
JAKARTA, Indonesia – Kepergian Yana Zein menghadap Yang Maha Kuasa menyisakan rasa duka yang mendalam bagi keluarga dan orang-orang terdekat aktris berusia 47 tahun itu.
Setelah berjuang melawan kanker payudara stadium IV yang dideritanya lebih dari setahun lalu, Yana Zein akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, Kamis, 1 Juni pukul 01:00 WIB di Mayapada Hospital.
(BACA JUGA: 5 hal tentang Yana Zein)
Nita, asisten Yana yang selalu menemaninya selama sakit, mengaku tak percaya dengan kabar duka yang diterimanya pada Kamis 1 Juni pagi itu. Apalagi Nita saat ini sedang tidak berada di Jakarta.
“Mbak Yana berbohong kepada kita semua. Sebenarnya Mbak Yana tidak terlalu seperti itu (tampak sehat sepulang dari Tiongkok). Bahkan ketika dia berada di Tiongkok, dia masih tidur sepanjang waktu, jadi dia lemah. Sebelum pulang, dia pergi ke kamarnya datang, dia mengunjungi rumah sakit di sana. Lalu saya berkata: ‘Bu Yana, jangan terlalu banyak masuk ke kamar pasien karena takut tertular penyakit lain’. Mbak Yana pun menolak memakai masker. Dia tidak suka, katanya, dia sesak napas.”
Selama empat bulan, Yana dirawat di Rumah Sakit Modern Guangzhou Cina. Nita selalu berada di sisi Yana saat menjalani perawatan. Karena itu, dia sepertinya bisa mendeteksi perubahan yang terjadi pada Yana selama berada di Tiongkok.
“Memang banyak keanehannya. Seperti yang dia katakan, saya sedang mencuci piring, dia sedang duduk dan menonton TV. Dia berkata, ‘Kakak peluk aku’. Saya bilang, ‘Bu Yana tidak bisa, saya sedang mencuci piring’. “Sepertinya dia selalu minta dimanjakan,” kata Nita yang dihubungi melalui telepon selulernya, Kamis, 1 Juni pagi.
Peristiwa itu, kata Nita, terjadi tiga hari sebelum dirinya dan Yana kembali ke Indonesia pada Minggu, 28 Mei. “Tiga hari sebelum kami pulang, sebenarnya sudah banyak tandanya. Dia berkata, “Kakak pegang tanganku. Perawat, saya bosan dengan obat-obatan. aku lelah mengganti hipotek. Aku lelah.’ Saya bilang, ‘Bu Yana, mengidap kanker itu bukan beban, tapi Bu. Yana dicintai Tuhan karena Ny. Yana menghapuskan segala dosanya dari Tuhan. Dia memegang tanganku.”
(BACA JUGA: Kisah Yana Zein, Tulang Punggung Keluarga yang Harus Melawan Kanker)
“Dipaksa” untuk pulang
Sebenarnya Nita bahkan tidak memikirkan kondisi Yana menjatuhkan setelah tiba di Indonesia. Namun tanda-tandanya sudah terlihat. Menurut Nita, sesaat sebelum dibawa kembali ke RS Mayapada (Senin 29 Mei), Yana tampak khawatir karena dokter langganannya sudah tidak bertugas di rumah sakit tersebut. Padahal Yana sering bilang ke dokter.
Karena itulah Yana minta dimanjakan seharian. “Meminta memasak diberi makan. “Kemudian dia sedih karena dia berasal dari Tiongkok, dan dokter tidak memberinya jadwal untuk kembali ke sana.”
“Dokter dari China sudah usul kami pulang ke rumah sebulan yang lalu. Setiap mengunjungi ditanya: ‘Kapan kamu pulang, kamu sudah mempunyai harapan untuk pulang’. Setiap hari aku bosan mendengarnya. Sebenarnya dokter sudah bilang livernya sudah tidak bagus lagi, jadi dia memeriksakan diri ke dokter usul untuk pulang dulu. Tapi saya menaruhnya dalam tanda kutip. “Kalau pasien di China disuruh pulang, tanpa permintaan…Dia (dokter) tidak memberi tahu saya kapan jadwal (pemeriksaan) berikutnya, kapan dia akan kembali ke China.”
“Setiap orang bohong“
Bahkan, saat tiba di Indonesia pada Minggu, 28 Mei lalu, Yana bercerita kepada sejumlah wartawan, kondisinya sudah pulih 80%. Pasalnya, saat keesokan harinya muncul kabar Yana kembali dirawat di RS Mayapada, banyak orang yang kaget.
Namun menurut Nita, semua yang dikatakan Yana saat itu tidak benar. “Dia berbohong, dia berbohong berbohong setiap orang. Dia ingin anak-anaknya bahagia. Jadi di bandara dia berkata: ‘Kamu harus menemaniku ke kamar mandi dan berpakaian sebaik mungkin untuk bertemu mereka’. Karena kata dokter harus pakai masker. Dia tidak mau. Katanya: ‘Mana maskernya, apa kata anak-anakku kalau aku masih sakit’.”
Kata Nita, Yana pun berusaha menutupi kondisinya saat bercerita kepada wartawan bahwa pergelangan tangannya bengkak akibat suntikan vitamin. Faktanya, pembengkakan terjadi karena kelenjar getah bening tumbuh banyak.
Bahkan sesampainya di rumah, Yana tetap terlihat normal dan sehat. “Dia minta mie ramen jamur ayam. Dia bilang dia ingin. Dibeli oleh ibunya. Taruh di piring dan bawa ke kamar, dia tidak ingin bersama ibunya. Ibunya menyuruhnya menelepon saya. Minta diberi makan. Sebelum diberi makan dia berkata: ‘Manset Kak, aku kedinginan.
Setelah itu, Nita harus menceraikan Yana karena harus kembali ke Lampung. Siapa sangka, ini menjadi perpisahan terakhir Nita dengan Yana. “Sebelum pulang, dia bilang: ‘Kak, pegang tanganku’. Apa yang dia katakan itu benar. Dia ingin membuat kenangan.” -Rappler.com