• May 1, 2025
Aturan ry Wild Card diprotes

Aturan ry Wild Card diprotes

Tuan rumah dinilai kurang sportif

BANDUNG, Indonesia – Sembilan kontingen berkuda pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat menolak aturan “Wild Card” bagi joki dan kuda tuan rumah.

“Saya mewakili sembilan PORDASI Pemprov lainnya yang keberatan dengan Wild Card,” kata Tubagus Deni Sunardi, Tim Advokasi KONI DKI Jakarta, saat jumpa pers di Hotel Patrajasa, Jalan Ir. H. Djuanda Kota Bandung, Senin 19 September 2016.

Sembilan kontingen yang menolak aturan “Wild Card” itu adalah Jawa Timur, Riau, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, dan DKI Jakarta.

Aturan Wild Card yang diprotes tertuang dalam Buku Pedoman Teknis (THB) cabang olahraga berkuda Khusus Pacuan Kuda. Pada Sistem Pertandingan nomor 8 huruf a tertulis: “Tuan rumah mendapat 2 Wild Card yang otomatis lolos ke final setiap kelas.”

Dengan aturan ini, tuan rumah akan menempatkan 10 kudanya di final tanpa melalui babak penyisihan. Hal ini jelas akan memperkecil peluang provinsi lain untuk menang. Menurut Deni, aturan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“THB harus dibicarakan dengan seluruh Pengprov (pengurus provinsi) PORDASI (Persatuan Berkuda Seluruh Indonesia) dan kemudian diputuskan oleh Majelis Karya Nasional (Rakernas). “Tetapi hal itu tidak pernah dilakukan oleh Pengurus Pusat (PP) PORDASI,” ujarnya.

Lebih lanjut Deni menilai aturan Wild Card membahayakan sportivitas, nilai yang harus dijunjung tinggi dalam perhelatan PON Jabar 2016.

Hal senada juga disampaikan Ketua Umum PORDASI DKI Jakarta Alex Asmasoebrata. ALex mengatakan aturan Wild Card tidak diketahui dalam kompetisi berkuda. Faktanya, dia tidak menemukan aturan tersebut dalam organisasi berkuda dunia.

“Selama saya memimpin organisasi ini, belum ada yang langsung ke final,” kata Alex yang juga hadir dalam konferensi pers.

Pihaknya, lanjut Alex, sudah mengajukan protes ke PP PORDASI sejak 6 bulan lalu. Namun, hal itu tidak pernah ditanggapi. Sedangkan aturan Wild Card tetap masuk dalam THB karena ditandatangani oleh Ketua PB PON.

Tuan rumah tidak adil

Selain dinilai tidak adil dalam aturan Wild Card, tuan rumah juga dinilai tidak sportif dalam menempatkan kuda kontestan. Hal itu diungkapkan Ketua Legalitas dan Advokasi Kontingen Riau, Sonny Dahlan.

Sonny mencontohkan kontingen lain yang menemukan kandang kuda di venue pacuan kuda di Nusa Wiru, Pantai Pangandaran, yang udaranya panas. Sedangkan kuda tuan rumah ditempatkan di Lembang yang udaranya dingin.

Namun kondisi panas bisa membuat kuda stres dan lelah. Situasi ini sangat merugikan kontingen lainnya. Sonny juga mengatakan, PON bukan sekadar ajang perebutan juara umum, namun yang penting menjaga sportivitas.

“Kami juga menjamu kontingen lain dan memberikan perlakuan yang sama. “Kami berharap pihak penyelenggara tetap mentaati aturan mainnya, khususnya olahraga kuda,” kata Sonny.

Mereka berencana menggugat persoalan Wild Card ke Majelis Hakim PB PON, bila perlu ke Majelis Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI). “Karena aturan ini sangat mencederai nilai-nilai sportivitas,” tulis mereka dalam keterangan yang ditandatangani 9 perwakilan kontingen berkuda.

jawaban Aher

Ketua Umum PB PON Jabar

Sebab, rapat teknis penentuan sistem pertandingan tidak dibahas dan disepakati. “Wild Card baru saja ditulis ke dalam Buku Pegangan Teknis. Segala persoalan akan diselesaikan pada rapat teknis. “Rapat teknisnya baru besok,” kata Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan.

Aher juga mengatakan, Buku Pedoman Teknis ini dibuat dua tahun lalu dan saat itu belum ada yang protes. Namun, ia sudah menduga aturan Wild Card akan diprotes kontingen lain. Namun dia mengaku heran tidak ada protes saat aturan itu dimasukkan dalam petunjuk teknis.

Aher menduga protes Wild Card sengaja dilontarkan sebelum rapat teknis digelar untuk menekan pihak tertentu. Namun Heryawan mengaku tidak depresi.

“Oh tidak (depresi). Oleh karena itu, jika ada yang kurang silahkan diperbaiki, disepakati bersama dalam rapat teknis, ujarnya. Soal diterapkan atau tidaknya aturan Wild Card, Heryawan menyerahkannya pada hasil kesepakatan di rapat teknis. –Rappler.com

SDy Hari Ini