Bagaimana mempersiapkan diri ketika terjadi bencana dan keadaan darurat
keren989
- 0
Manajer Komunikasi PDRF Migel Estoque mendesak upaya proaktif untuk membangun budaya ketahanan
MANILA, Filipina – Ketika gempa bumi berkekuatan 6,5 melanda Leyte, manajer komunikasi Yayasan Ketahanan Bencana Filipina (PDRF) Migel Estoque sedang mengadakan sesi perencanaan bencana untuk keluarga-keluarga dari perusahaan mitra kelompok tersebut.
Estoque mengatakan ironi situasi ini membuat kebutuhan akan kesiapsiagaan bencana menjadi semakin mendesak.
“Kita menjalani hidup dengan asumsi kita punya waktu padahal kita sebenarnya tidak tahu berapa banyak waktu yang kita punya, terutama saat terjadi bencana,” kata Estoque.
Ia mengatakan upaya proaktif harus dilakukan untuk membangun budaya ketahanan dan memitigasi risiko pasca bencana alam.
Estoque menambahkan, hal itu semakin diperkuat dengan kemungkinan terjadinya gempa besar di Metro Manila.
“Waktunya untuk bersiap sudah tiba… Masyarakat Filipina dikenal tangguh, namun sudah saatnya kita juga dikenal proaktif,” katanya.
Untuk membantu mengatasi kebutuhan ini, PDRF menyampaikan beberapa langkah pada hari pertama KTT Agos tentang Kesiapsiagaan Bencana:
1. Terhubung
Estoque mengatakan individu dapat lebih siap menghadapi bencana dengan “memaksimalkan jaringan” dan menjangkau lingkaran sosial mereka, termasuk keluarga, teman, tempat kerja, sekolah dan organisasi.
Ia menambahkan, dengan adanya kelompok tersebut, komunitas dapat dibentuk dan dieksploitasi jika terjadi bencana.
Selain itu, Estoque mengatakan media sosial harus digunakan sedapat mungkin untuk berbagi dan mengakses informasi sebelum, selama, dan setelah bencana.
“Anda harus memahami apakah ada rencana yang ada (di antara mereka yang Anda kenal) sehingga Anda bisa terbantu atau orang lain bisa membantu,” kata Estoque.
2. Kumpulkan perbekalan
Setelah terhubung, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan persediaan penting.
Estoque mengingatkan masyarakat perlunya menyiapkan “go-bags” yang mudah diakses pada saat dibutuhkan.
“Tas go” harus berisi barang-barang penting yang diperlukan untuk bertahan hidup seperti makanan, air, pakaian, senter, dan obat-obatan.
Estoque juga menyebutkan barang penting lainnya yang perlu diperhatikan, seperti salinan dokumen pribadi, mainan untuk membantu menenangkan anak, serta charger portabel dan wifi saku.
3. Buatlah rencana
Penting juga bagi individu untuk mempersiapkan rencana jika terjadi musibah dan bencana alam.
Estoque mengatakan memiliki rencana yang baik sangat penting pada saat terjadi kekacauan ketika orang mungkin tidak dapat berpikir jernih karena stres atau ketakutan.
“Anda akan dapat merespons dengan mengetahui bahwa rencana telah dibuat dan dilaksanakan, sehingga ada rasa tenang di tengah potensi kekacauan,” ujarnya.
Estoque juga menambahkan bahwa salah satu isu besar yang harus ditangani dalam kesiapsiagaan bencana adalah perubahan pola pikir masyarakat dari kemungkinan kematian menjadi pola pikir persiapan dan tindakan.
“Saat Anda memikirkan bencana, Anda memikirkan kematian. Hal ini terkait dengan kekacauan, bencana…tetapi penting untuk menghadapi kenyataan ini karena ketika kita menghadapinya, kita mampu membuat keputusan yang berarti dan ketika terjadi bencana, kita akan lebih siap dan lebih tangguh,” dia dikatakan.
PDRF diluncurkan PH72sebuah situs web dimana informasi lebih lanjut mengenai tindakan kesiapsiagaan darurat, panduan dan alat dapat ditemukan.
KTT Agos tentang Kesiapsiagaan Bencana mempertemukan para pemangku kepentingan utama untuk mengatasi isu-isu penting dan berbagi praktik terbaik, yang bertujuan untuk mencapai hasil tanpa korban jiwa selama bencana alam.
KTT ini diselenggarakan oleh MovePH, badan keterlibatan sipil Rappler, dan akan berlangsung hingga Sabtu 8 Juli. –Rappler.com