Bagaimana para pemimpin perusahaan menghadapi tantangan di era digital?
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
‘Bisnismu mungkin kecil, tapi kamu tetap bisa menghasilkan banyak uang. Jika kamu berusaha besar tetapi mendapat sedikit, apa gunanya?’
JAKARTA, Indonesia – Seiring dengan perubahan zaman, gaya kepemimpinan dalam suatu perusahaan harus terus berkembang. Inilah fokus sesi kelima Konferensi CEO Global Forbes pada hari Rabu, 29 November.
Sebanyak lima pemimpin perusahaan kelas dunia mengikuti diskusi panel yang dimoderatori oleh editor majalah Forbes Asia, Tim Ferguson. Sesi ini mengambil tema “Belajar Memimpin”.
Salah satu pembicara yang berbagi cerita adalah Chief Executive Officer Lippo Group, James Riady. Sebagai pimpinan perusahaan berbasis keluarga, beliau berbagi pentingnya kepemimpinan dan model manajemen yang tepat.
“Kami memimpin perusahaan dengan fokus pada kekuatan kami,” kata James.
Ia juga menambahkan, dengan perubahan yang cepat di era digital, suatu perusahaan harus mampu beradaptasi dengan cepat.
“Perubahan dalam masyarakat adalah sesuatu yang benar-benar terjadi. “Untuk menghadapinya, kita tidak hanya harus fokus pada perubahan fisik (seperti infrastruktur), tapi juga perubahan sumber daya manusia, sosial, kesehatan, dan perubahan sistem pendidikan,” kata putra pengusaha Mochtar Riady ini.
“Pertanyaan besarnya apakah pemerintah, elite, pengusaha juga pihak yang berkepentingan yang lain bersedia fokus pada perubahan sumber daya manusia?”
Di sisi lain, pembicara lainnya, Chairman Crown Worldwide Group of Companies, James E. Thompson, mengatakan bahwa setiap orang harus berusaha beradaptasi sebagai pencari kerja, bukan hanya menunggu pesanan.
“Mereka harus beradaptasi untuk mencari pekerjaan baru, meningkatkan kemampuan mereka dengan pendidikan dan keterampilan baru,” kata Thompson.
Kecil tapi kuat
Pada sesi yang sama, Sam Goi, executive Chairman Tee Yih Jia Group, berbagi pengalamannya membangun perusahaan kecil yang kini menjadi besar.
Goi membangun perusahaannya di Singapura, sebuah negara kecil di peta. Namun, Singapura telah menjadi salah satu negara terpenting dalam perekonomian Asia Tenggara.
Filosofi tersebut ia pegang teguh hingga ia mampu membangun bisnis kecilnya hingga sebesar sekarang. “Anda tidak perlu khawatir tentang seberapa kecil bisnis Anda. “Meskipun Singapura kecil, mereka bisa memainkan peran penting di ASEAN,” kata Goi.
“Bisnis Anda mungkin kecil, tetapi Anda tetap bisa menghasilkan banyak uang. Jika Anda bekerja besar tetapi mendapat sedikit, apa gunanya? Jadi Anda tidak perlu minder jika usaha Anda kecil-kecilan.”
Kunci lainnya, menurut Goi, adalah selalu memiliki rasa bangga dan percaya pada kemampuan yang dimiliki. Karena “jika Anda tidak bangga pada diri sendiri, maka tidak ada orang lain yang akan bangga pada Anda,” ujarnya.
Selain ketiga pembicara di atas, sesi ini juga menghadirkan senior Chairman ORIX Corporation, Yoshihiko Miyauchi; dan CEO dan Ketua Eksekutif Forbes Media, Mike Perlis.
Konferensi CEO Global Forbes Ke-16 di Hotel Shangri-La, Jakarta, dihadiri lebih dari 400 pemimpin bisnis global dan mengambil tema tersebut Bangkitlah menghadapi tantangan. Forum ini berlangsung selama tiga hari, dari Selasa 29 November hingga Kamis 1 Desember, dan menampilkan lebih dari 50 pembicara terkemuka dari seluruh dunia. —Rappler.com