Bayi berusia 18 bulan ditemukan di dasar kapal yang terbalik
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
4 korban ditemukan sehari setelah kapal feri terbalik di Selat Bali, termasuk seorang ibu dan bayinya
JAKARTA, Indonesia – Sehari setelah sebuah kapal feri terbalik di Selat Bali, Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (SAR) pada Sabtu, 5 Maret menemukan 4 penumpang tewas di dasar kapal – termasuk seorang bayi berusia 18 bulan dan bayi tersebut. ibu.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang ikut memantau evakuasi mengatakan, saat ditemukan sang ibu sedang memeluk bayinya.
Rafelia II, kapal feri yang tenggelam di perairan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, sedang dalam perjalanan dari Pelabuhan Gilimanuk di Bali menuju Banyuwangi di Pulau Jawa.
Kepala Badan Penyelamat Nasional (Basarnas) F Henry Bambang Soelistyo mengidentifikasi 4 korban tersebut sebagai:
1. Bambang (juru mudi)
2. Masruro (28 tahun, ibu asal Desa Olehsari, Kecamatan Glagah)
3. M Ramlah (18 bulan, bayi Desa Olehsari, Kecamatan Glagah)
4. Sopir truk (tidak disebutkan namanya)
“Kami berhasil mengangkat 4 jenazah dari dasar perahu. Tim evakuasi terdiri dari polisi perairan laut dan Basarnas,” kata Soelistyo kepada Rappler melalui telepon.
Ia juga mengatakan, 4 dari 5 perahu motor yang membawa penumpang berhasil diselamatkan.
Pada saat berita ini dimuat, pengemudi lainnya belum ditemukan oleh tim penyelamat. Soelistyo juga menjelaskan, penumpang yang dilaporkan hilang berjumlah 4 orang, padahal seharusnya 5 orang karena memperhitungkan juru mudi lainnya.
Kepala Perwira Perhubungan Wilayah Timur TNI AL Letkol Maman Sulaiman mengatakan, kapal tersebut membawa 67 penumpang dan awak kapal, serta 25 unit kendaraan yang terdiri dari 2 truk besar, satu truk pick up, 4 truk berat, 18 truk biasa – truk ukuran dan 4 kendaraan kecil.
Perahu meninggalkan dermaga pada pukul 12.30 dan tenggelam kurang dari satu jam kemudian sekitar pukul 13.09, tepat di belakang Beach Hotel di Banyuwangi.
Lisensi dihapus
Pasca tenggelamnya Rafelia II, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencabut izin operasional yang dimiliki PT Darma Bahari Utama. Kepala Bidang Perhubungan Kementerian Perhubungan, JA Barata membenarkan pencabutan izin tersebut.
“Ini mungkin akan berlaku pada hari Senin,” kata Barata kepada Rappler melalui telepon.
Selain mencabut izin operasi, PT Darma Bahari Utama juga harus menghilangkan bangkai kapal tersebut.
Barata mengatakan, 5 orang dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berada di lokasi untuk menyelidiki penyebab tenggelamnya kapal tersebut, meski ia mengatakan “masih terlalu dini untuk menentukan penyebabnya”.
Kementerian Perhubungan juga mengerahkan tim untuk mengevakuasi korban tewas.
“Kemenhub telah mengerahkan Penjaga Kesatuan Kapal Laut dan Pantai (KPLP) yaitu KN Cundumanik dan KN Krantin untuk membantu proses evakuasi. Sementara itu, Kapal Navigasi Kelas I dari Kabupaten Surabaya KN Prajapati telah dikerahkan ke lokasi kejadian untuk menandai lokasi,” kata Kementerian Perhubungan dalam akun Twitter-nya.
Korban yang dirawat di rumah sakit akan mendapat ganti rugi dari perusahaan asuransi Asuransi Jasaraharja Putra.
Kepulauan Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau sangat bergantung pada layanan feri, namun industri ini memiliki catatan keselamatan yang buruk dan kecelakaan fatal sering terjadi. – Rappler.com