• November 23, 2024

Bencana yang datang terlalu dini

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Sepak bola bukanlah sesuatu yang pasti

JAKARTA, Indonesia —Jerman yang bertandang ke Rusia dengan deretan pemain topnya harus minum empedu di Stadion Luzhniki. Mereka kalah 0-1 melawan Meksiko pada laga pertama babak kualifikasi Grup F Piala Dunia 2018.

(BACA JUGA: Piala Dunia 2018: Hasil Lengkap Grup F)

Memang dalam sepak bola istilah “bola itu bulat” berlaku. Sepak bola bukanlah sesuatu yang pasti. Artinya tidak ada jaminan tim papan atas akan selalu menang. Namun hasil yang diraih pasukan Joachim Loew pada Minggu 17 Juni malam WIB sungguh di luar dugaan siapa pun, terutama rakyat Jerman.

Dilihat dari sudut mana pun, Meksiko sebenarnya bukanlah lawan yang layak bagi Jerman di pentas terbesar. Mannschaft empat kali juara Piala Dunia (1954, 1974, 1990, 2014). Meksiko? Buang-buang waktu menang, performa terbaik hanya sampai babak kedua.

Jerman sebenarnya masih diunggulkan meski gawang Manuel Neuer, kiper veteran Bayern Munich, dibobol pada menit ke-35. Hirving Lozano, penyerang muda berusia 22 tahun yang kini bermain untuk klub Belanda, PSV Eindhoven, mengungguli Neuer dan memaksimalkan umpan Javier Hernandez.

Namun sayangnya keberuntungan tidak berpihak pada saya. Hingga pertandingan usai, gol yang diharapkan belum tercipta. Semua peluang terbuang sia-sia. Dan Loew, serta para pemainnya, dan tentu saja fans Jerman, meninggalkan stadion dengan marah. Bagaimana mungkin sebuah tim yang memiliki daya tembak yang baik di segala lini bisa dikalahkan tanpa satu gol pun sebagai balasannya?

Jerman belum selesai. Harapan masih terbuka lebar, setidaknya saat berhadapan dengan dua peserta lainnya yakni Swedia dan Korea Selatan.

Loew mengakui kekalahan timnya dan itu sangat melukai dadanya. Sebagai juara bertahan, pantangan Jerman hanya membuahkan sedikit hasil di laga pembuka. “Kami bermain sangat buruk, terutama di babak pertama. “Kami tidak bermain seperti biasanya,” kata Loew, dilansir FIFA.

Sebuah beban berat di pundak Loew. Soalnya kekalahan ini pasti membuat Swedia dan Korea Selatan maju tanpa takut menantang Jerman.

“Kekalahan ini mengecewakan banyak orang. Jadi kita harus segera menatap masa depan. “Kami harus bisa memenangkan pertandingan berikutnya,” kata Loew.

Bukan hanya Jerman yang harus menanggung malu karena terlalu dini. Argentina dan Brasil juga tidak kalah malangnya. Argentina yang dipimpin Lionel Messi harus gigit jari saat menghadapi Islandia di Otkrytiye Arena pada Sabtu 16 Juni. Messi mungkin menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas hasil kurang optimal La Albiceleste.

Bagaimana tidak, Messi gagal memaksimalkan peluang emas pada menit ke-64 saat skor kritis 1-1. Pemain mahal milik raksasa Spanyol, Barcelona, ​​tak mampu mengeksekusi tendangan penalti. Bola yang ditendang Messi dengan kaki kirinya dihentikan oleh Hannes Thor Halldorsson, kiper Islandia.

Hati Messi sakit karena kegagalannya. Tentu saja itu sangat menyakitkan karena itu adalah momen yang menguntungkan bagi kami, kata Messi dikutip dari Football Espana.

Piala Dunia di Rusia ini bisa dibilang menjadi kesempatan terakhir Messi sejak memperkuat timnas senior pada 2005. La Pulga belum pernah menjuarai turnamen besar seperti Piala Dunia. Padahal, bersama Barcelona, ​​penyerang berusia 30 tahun itu mengoleksi seluruh trofi.

Messi kian terpojok, dengan dijadikan patokan Maradona, legenda Argentina. Warga Argentina berharap Messi bisa menyamai prestasi Maradona. Maradona memang top. Tak hanya sukses di klub, ia juga membawa Argentina naik podium saat Piala Dunia digelar di Meksiko, 1986.

Lalu Brasil. Selecao memang bukan tim perkasa di hadapan Swiss, sesama penghuni Grup F. Neymar dan kawan-kawan terpaksa bermain dengan kekuatan imbang, 1-1. Unggul lewat penampilan Philippe Coutinho pada menit ke-20, Brasil, seperti Jerman dan Argentina, yang datang dengan pilar-pilar pilihan, harus menerima kenyataan pahit di penghujung pertandingan.

Foto dari FIFA.com

Swiss merusak kemenangan tim asuhan Tite setelah Steven Zuber memaksa kiper Brasil Alisson Becker memungut bola dari gawangnya.

(BACA JUGA: Piala Dunia 2018: Hasil lengkap grup E)

“Sebagai pelatih tentu saya tidak menginginkan hasil ini. Karena kami menargetkan kemenangan, kata Tite seperti dilansir FIFA.

Jerman, Argentina, Brasil juga, dan entah drama apa yang akan terjadi di depan. Di Rusia, di pentas Piala Dunia, kita selalu diingatkan bahwa sepak bola bukanlah sesuatu yang pasti. Oleh karena itu, wahai tim-tim hebat, berhati-hatilah!

—Rappler.com

link sbobet