• April 30, 2025
Berhati-hatilah saat membuat status di media sosial

Berhati-hatilah saat membuat status di media sosial

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Hati-hati dalam membuat status, kalau menyinggung orang lain, kalau bisa merugikan orang lain patut diperhitungkan.”

JAKARTA, Indonesia —BBadan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap seorang perempuan bernama Sri Rahayu (32), warga Cipendawa, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada akhir pekan lalu. Sri ditangkap karena diduga menyebarkan kebencian dan menghina Presiden Joko “Jokowi” Widodo melalui akun Facebook miliknya.

“Tersangka menyebarkan foto dan tulisan yang bermuatan ofensif terhadap Presiden Joko Widodo,” kata Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Brigjen Fadil Imran, Minggu, 6 Agustus 2017.

Sri bukanlah orang pertama yang bermasalah dengan hukum karena menghina Presiden Jokowi. Veronica Koman Liau sebelumnya dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena menghina Presiden Jokowi pada Mei 2017.

Selain itu, polisi juga menangkap seorang pria bernama Ropi Yatsma (35 tahun) di Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada 27 Februari 2017. Ropi diduga menghina Presiden Jokowi dengan menyebarkan meme yang diedit melalui aplikasi edit foto.

Polisi cukup tegas menindak pelaku yang menebar kebencian atau menghina Presiden Jokowi. Meski demikian, kasus baru terus bermunculan. Lalu bagaimana dengan tanggapan Jokowi sendiri?

Saat menghadiri acara pembukaan Sekolah Tinggi Pencak Silat Nasional (Persinas) ASAD Pemuda Paidgiri Nasional Tahun 2017 di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidin, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Presiden meminta masyarakat untuk bijak dalam menggunakan media sosial.

Hati-hati dalam membuat suatu status, apakah menyinggung perasaan orang lain, apakah dapat merugikan orang lain, harus diperhitungkan, kata Presiden Jokowi di sela-sela acara, Selasa, 8 Agustus 2017.

Presiden mengatakan, media sosial tidak boleh dijadikan tempat untuk saling mengkritik dan menebar kebencian. Apalagi niatnya langsung mengkritik orang lain, mengejek, memfitnah orang lain, kata Jokowi. “Saya selalu mengingatkan kita bahwa kita adalah saudara.”

Presiden memperkirakan dalam lima tahun ke depan, ponsel, tablet, atau gadget akan semakin mendominasi kehidupan. “Setiap orang hanya memegang satu benda, suatu benda bernama smartphone, ponsel, gadget, gawai. Pertahankan saja,” kata Presiden.

Untuk itu, Presiden mengingatkan agar ponsel atau aksesorisnya tidak mengganggu karakter anak muda Indonesia. “Kami berhati-hati agar anak-anak kami tidak terpengaruh oleh karakter buruk,” ujarnya. —Rappler.com

Result Sydney