• April 22, 2025

Berita hari ini : Jumat 14 April 2017

Halo pembaca Rappler,

Pantau terus halaman ini untuk mengetahui update berita terkini yang dihimpun redaksi Rappler Indonesia pada Jumat, 14 April 2017.

Jagoan Betawi itu ditangkap polisi karena diduga melanggar aturan kampanye

Polres Metro Jakarta Selatan menangkap jagoan Betawi yang diduga melanggar aturan kampanye. Aturan yang dilanggar adalah melakukan tindakan diskriminatif yang menyinggung suku, agama, ras, dan antar golongan.

“Banyak laporan dari masyarakat mengenai tindakan diskriminatif yang dilakukan tersangka,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kompol Iwan Kurniawan di ruang kerjanya.

Pria bernama Abu Bakar Sadelih tinggal di kawasan Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pada sebuah acara Minggu lalu, dia berdiri di atas panggung.

Tangan kanannya terlihat memegang parang, sedangkan tangan kirinya memegang mikrofon. Abu Bakar kemudian bersumpah tidak akan memilih gubernur yang kafir. Pengambilan sumpahnya diikuti puluhan peserta acara.

Momen pengambilan sumpah itu direkam dengan kamera video lalu disiarkan di YouTube.

“Kami menyita bukti rekamannya,” kata Iwan.

Dia saat ini dijerat pasal 16 juncto pasal 4 UU nomor 40 tahun 2008 tentang Pemberantasan Diskriminasi Ras dan Etnis dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun. Baca selengkapnya Di Sini.

Setara Institute: Langkah Kapolda Semarang yang melarang keberadaan FPI sudah tepat

Ketua Pengurus SETARA Institute Hendardi menilai langkah warga Semarang yang melarang pendirian ormas Front Pembela Islam di kota itu tidak salah. Sebab, aktivitas dan ideologi FPI kerap menggerogoti keberagaman dan nilai-nilai Pancasila.

Organisasi ini kerap terlihat melakukan berbagai aksi kekerasan.

“Dengan demikian, tindakan tersebut (melarang berdirinya FPI) tidak menghilangkan hak anggota FPI untuk berserikat,” kata Hendardi melalui keterangan tertulis.

Ia pun mengamini langkah Kapolres Semarang Kompol Abiyoso Seno Aji yang juga melarang berdirinya FPI. Tindakan ormas pimpinan Habib Rizieq ini identik dengan perilaku intoleransi dan kekerasan yang mengganggu ketertiban masyarakat.

Bahkan, Hendardi menyebut sikap tegas Abiyoso patut ditiru oleh polisi di daerah lain saat menghadapi organisasi kekerasan.

“Jangan seperti Bupati Kuningan, Jawa Barat, yang justru memfasilitasi terbentuknya FPI Kuningan,” ujarnya.

Berkembangnya organisasi-organisasi intoleran harus dicegah karena ibarat virus, cepat menyebar dan membahayakan NKRI.

“Seluruh penyelenggara negara dan pemerintahan harus melakukan langkah preventif secara terus menerus untuk melindungi dan menjaga keberagaman di Indonesia,” ujarnya. Berita selengkapnya tentang larangan berdirinya FPI Semarang bisa dibaca di sini.

Kisah Djarot yang mendengarkan ajakan memilih pemimpin Islam saat ceramah salat Jumat

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Djarot Saiful Hidayat menggelar salat Jumat di Masjid Al Atiq Jami Kebon Baru, Tebet siang tadi. Begitu sampai, dia langsung masuk ke dalam masjid.

Usai menunaikan salat Jumat, Djarot menyimak ceramah yang berisi ajakan kepada jamaahnya untuk memilih pemimpin umat Islam pada Pilkada DKI yang digelar pada 19 April.

“Kalau ada pemimpin muslim, Insya Allah negara kita akan mendapat keberkahan dan rahmat dari Allah,” demikian sebagian isi ceramah yang disampaikan di masjid.

Tak jauh dari masjid, terpampang spanduk bertuliskan “Tolak Penodaan Agama di Kampung Melayu Tercinta”. Di depan spanduk tersebut terdapat spanduk lain yang berisi foto pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Lantas apa komentar Djarot?

“Saya bisa pergi ke masjid mana pun. Sebelumnya jemaahnya baik-baik saja, semua saling berjabat tangan. Mungkin takmirnya baru tahu saya ada di sana ya, jadi pidatonya seperti itu, kata Djarot.

Ia pun mengaku tak ada niat buruk dalam menunaikan salat Jumat di masjid tersebut. Baca selengkapnya Di Sini.

Fahri Hamzah: Anggota DPR juga harus didampingi aparat kepolisian

SELESAI.  Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah memberikan keterangan kepada wartawan soal pemecatannya dari keanggotaan PKS di gedung DPR, Jakarta, Senin, 4 April 2016. Foto oleh Rivan Awal Lingga/ANTARA

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku heran mengapa hanya penyidik ​​KPK yang ditawari pengawalan personel Polri dan TNI. Ia yakin anggota DPR juga berhak mendapat perlindungan yang sama.

“Kenapa kalau penyidik ​​KPK diserang seseorang, tentara menawarkan perlindungan? Kenapa DPR juga tidak mendapat persepsi itu?” kata Fahri di gedung DPR.

Fahri menilai DPR merupakan lembaga tinggi negara yang pemilihan anggotanya membutuhkan anggaran besar. Kewenangan DPR pun tak kalah besar sehingga pengawasan dirasa perlu.

Ide pengawalan muncul ketika penyidik ​​senior Novel Baswedan diserang dengan air keras oleh dua pria misterius. Kini Novel mengalami gangguan penglihatan dan dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura. Baca selengkapnya Di Sini.

Ganjar Pranowo ikut “turun gunung” membantu kampanye Ahok-Djarot

MENURUN GUNUNG.  Gubernur Jawa Tengah ikut 'turun gunung' dan membantu kampanye calon gubernur nomor urut dua untuk memenangkan Pilgub DKI 2017.  Foto oleh R Rekotomo/ANTARA

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ‘turun gunung’ dan membantu kampanye calon gubernur DKI nomor urut 2, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat. Salah satunya saat menghadiri deklarasi dukungan Tim Pakuwojo di GPR Otista, Jatinegara.

Ganjar disambut hangat massa yang mengenakan batik hijau. Ia sempat berinteraksi dengan pendukung Ahok-Djarot di sana.

Politisi PDIP itu mempertanyakan apa yang diterimanya dari pemerintahan calon gubernur petahana selama ini.

“Anak-anak mendapatkan CJP TIDAK? Punya KJS TIDAK? Lalu kalau sudah, Anda masih ingin merasakannya lagi TIDAK? Makanya kita tetap memilih gubernur yang ada, sehingga apa yang kita rasakan selama ini masih bisa kita nikmati, kata Ganjar. Baca selengkapnya Di Sini.

– Rappler.com

Data SDY