Berita hari ini : Minggu 3 September 2017
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Perkembangan berita terkini yang perlu Anda ketahui
Halo pembaca Rappler!
Pantau terus halaman ini untuk mengetahui update berita terkini yang dihimpun redaksi Rappler Indonesia pada Minggu, 3 September 2017.
Kapolres Jakarta Pusat Kompol Suyudi Ario Seto mengancam akan menembak pelaku tawuran di Johar Baru, Jakarta Pusat. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipatif karena sering terjadi perkelahian di kawasan tersebut.
“Untuk itu kami akan mengusut dan mengambil tindakan tegas. Saya perintahkan kalau berbahaya, tembak di tempat, kata Suyudi di Jalan Kampung Rawa Selatan Buntu, Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, Minggu, 3 September 2017.
Suyudi juga meminta warga tidak terprovokasi dan menahan diri untuk melakukan serangan balik saat diserang. “Tapi kendalikan diri, laporkan langsung ke polisi,” ujarnya. Baca berita selengkapnya Di Sini.
Ketua Bagian Hukum Pengurus Besar Nandlatul Ulama (PBNU) Robikin mengatakan Komite Nobel harus mencabut Hadiah Nobel Perdamaian kepada Aung San Suu Kyi menyusul bungkamnya Aung San Suu Kyi atas kekerasan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar.
“Untuk apa mempertahankan Hadiah Nobel Perdamaian ketika perdamaian sedang terkoyak di depan mata kita dan masyarakat hanya berdiam diri,” ujar Ahad, 3 September 2017.
Aung San Suu Kyi adalah mantan oposisi pemerintah junta militer Myanmar. Atas perjuangannya yang dianggap pro demokrasi, Suu Kyi menerima Hadiah Nobel Perdamaian dari Komite Nobel pada tahun 1991.
Belakangan, Suu Kyi menjadi penasihat pemerintah Myanmar yang merupakan pemimpin de facto Myanmar. Sebagai pemimpin, Suu Kyi diharapkan mampu mencegah kekerasan terhadap etnis Rohingya.
Namun, mantan aktivis prodemokrasi itu tetap bungkam dan tampaknya membiarkan kekerasan terus berlanjut. Sikap tersebut menuai kritik internasional, termasuk dari PBNU. Baca berita selengkapnya Di Sini.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendesak pemerintah Myanmar untuk menghormati hak kemanusiaan kelompok etnis Rohingya yang saat ini mengalami aksi kekerasan dari tentara negara tersebut.
“Myanmar harus menghormati hak kemanusiaan tanpa memandang etnis dan agama. “Muslim Rohingya harus dilindungi,” kata Lukman dalam siaran persnya, Minggu, 3 September 2017.
Menurut Menteri Lukman, hal itu sangat miris, apalagi terjadi saat umat Islam sedang menunaikan rukun Islam yang kelima, yakni ibadah haji. Umat Islam kini tengah mengkaji pesan kemanusiaan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW. Baca berita selengkapnya Di Sini.
—Rappler.com