Berita hari ini : Rabu, 6 September 2017
- keren989
- 0
Halo pembaca Rappler!
Pantau terus halaman ini untuk mengetahui update berita terkini yang dihimpun redaksi Rappler Indonesia pada Rabu, 6 September 2017.
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Dandhy Dwi Laksono dilaporkan ke Polda Jatim oleh relawan Perjuangan Demokrasi (Redpem), organisasi sayap PDI-Perjuangan. Mereka melaporkan Dandhy karena artikelnya yang berjudul “San Suu Kyi dan Megawati” dianggap menghina mantan presiden ke-5 itu.
Dandhy diyakini menyamakan Megawati dengan pemimpin de facto Myanmar yang kini mendapat sorotan internasional karena bungkam atas tindakan kekerasan yang menimpa etnis Rohingya. Pendapat Dandhy yang semula hanya dimuat di media sosial, kemudian diunggah pula ke media Acehkita.
Ketua DPD Redpem Jatim Abdi Edison menilai keseluruhan opini yang ditulis Dandhy memanfaatkan momentum tragedi kemanusiaan di Myanmar untuk menjadikan Megawati dan Presiden Joko “Jokowi” Widodo sebagai pemimpin negara untuk menghina para pemimpin negara.
“Pasal tersebut menyebutkan, sejak PDI Perjuangan memenangkan pemilu 2014 yang mengangkat Jokowi menjadi presiden, jumlah penangkapan warga di Papua mencapai 1.083 orang,” kata Abdi.
Dandhy dinilai mengabaikan fakta bahwa banyak pembangunan infrastruktur di Papua.
Hal lain yang ditonjolkan Dandhy dalam tulisannya adalah Megawati justru memberi angin kepada para jenderal militer dengan memberlakukan darurat militer di Aceh pada periode 1988 hingga 1998. Sementara itu, Suu Kyi seolah membiarkan rezim militer memperbudak etnis Rohingya yang menjadi sasarannya. kekerasan. Baca selengkapnya Di Sini.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pariaman, Sumatera Barat, mengimbau umat Islam tidak memusuhi atau merusak tempat ibadah umat Buddha atas kasus kekerasan etnis Rohingya di Myanmar.
“Islam tidak mengajarkan kekerasan dan permusuhan. Perusakan tempat ibadah umat Buddha di Makassar dan aksi protes di Candi Borobudur bukanlah solusi penyelesaian masalah, kata Ketua Komisi Fatwa MUI setempat, Zulkifli Zakaria, di Pariaman, Rabu, 6 September 2017.
Zulkifli mengatakan, meski kasus kekerasan yang dialami etnis Rohingya merupakan tindakan ketidakadilan, namun tidak dibenarkan jika umat Islam menyerang orang yang tidak bersalah, khususnya di Indonesia.
“Umat Buddha di Makassar dan Indonesia umumnya tidak bersalah, sehingga tidak perlu ditentang apalagi disakiti, karena Islam sebenarnya bersaudara,” ujarnya. Baca berita selengkapnya Di Sini.
Tekanan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan terus datang secara bergelombang. Usai dipolisikan Direktur Penyidikan Komite Pemberantasan Korupsi (KPK), Aris Budiman, kini Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bareskrim Polri pun ikut melaporkan Novel. Adalah Kombes Erwanto Kurniadi yang melaporkan Roman ke Polda Metro Jaya.
Kali ini, Roman dilaporkan karena dianggap merusak integritas penyidik Polri.
“Iya, ada (laporan),” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat dikonfirmasi.
Dalam pemberitaan media, kata Argo, Novel mengaku tidak setuju penyidik KPK yang kembali ke Polri kemudian dipanggil kembali ke KPK. Sebab, integritas penyidik Polri rendah.
Belum diketahui bagaimana tanggapan Novel. Sebelumnya, menanggapi laporan Aris, Novel mengaku siap menghadapi gugatan tersebut. Pengacara Novel Alghiffari Aqsa mengatakan, kliennya tidak pernah mengedarkan surat elektronik yang menolak keputusan Aris merekrut penyidik KPK ke kepolisian. Baca selengkapnya Di Sini.
Wakil Presiden Jusuf “JK” Kalla mengingatkan, krisis kemanusiaan yang menimpa etnis minoritas Rohingya bukan hanya persoalan agama. Menurut JK, permasalahan di sana menyangkut persoalan multidimensi meliputi sejarah, ekonomi, politik, dan agama.
Katanya, umat Buddha di sana bisa hidup berdampingan dengan umat Islam.
“Ada lebih dari 100 masjid di Yangon, Myanmar. “Tidak ada masalah antara umat Islam dan Budha,” kata JK di kantor Wapres.
JK menilai permasalahan di Myanmar tidak bisa direduksi hanya pada persoalan agama saja. Ia kemudian membandingkannya dengan situasi yang terjadi pada kelompok etnis Tamil di Sri Lanka.
“Ada juga masalah politik, agama dan ekonomi,” katanya.
Alih-alih mengkritik, JK mengimbau masyarakat Tanah Air tidak menutup mata terhadap krisis kemanusiaan Rohingya. JK berharap krisis yang terjadi di Rakhine State dan menimpa masyarakat Rohingya tidak berdampak buruk bagi Indonesia.
“Jadi, kami berharap konflik ini tidak terjadi di Indonesia. “Karena kami tidak ada masalah dengan umat Buddha di sini,” ujarnya lagi. Baca selengkapnya Di Sini.
Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, akhirnya angkat bicara terkait tragedi yang menimpa etnis Rohingya di Rakhine. Ia mengatakan banyak informasi yang salah, terutama mengenai beberapa foto yang menggambarkan pengungsi.
Data PBB menunjukkan sekitar 125 ribu warga Rohingya mengungsi dari Myanmar ke wilayah perbatasan di Bangladesh.
Menurut Suu Kyi, seperti dikutip dari Kantor Penasihat Negara, berita palsu diprediksi akan menimbulkan banyak masalah antar komunitas dan justru mengedepankan kepentingan teroris. Kemungkinan besar teroris yang dimaksud Suu Kyi adalah Tentara Pembebasan Arakan Rohingya (Arsa) yang beroperasi di wilayah utara Myanmar. Daerah ini juga merupakan rumah bagi kelompok etnis Muslim Rohingya.
Tarif tol Jakarta, Bogor, Ciawi (Jagorawi) akan diubah mulai Jumat, 8 September 2017.
Saat ini tarif yang berlaku adalah Rp8.500 untuk kelompok I, Rp11.000 untuk kelompok II, Rp15.000 untuk kelompok III, Rp19.999 untuk kelompok IV, dan Rp22.500 untuk kelompok V.
Tarif tersebut berdasarkan keputusan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 692/KPTS/M/2017 akan diubah.
Tarif baru tersebut adalah Rp6.500 untuk kelas 1, Rp9.500 untuk kelas II, Rp13.000 untuk kelas III, Rp16.000 untuk kelas IV, dan Rp19.500 untuk kelas V.
Mobil yang masuk dari Jakarta akan membayar di setiap pintu keluar, sedangkan mobil dari Bogor-Jakarta hanya membayar di gerbang utama Bogor. Baca berita selengkapnya Di Sini.
—Rappler.com