Berita hari ini : Sabtu, 16 September 2017
- keren989
- 0
Halo pembaca Rappler!
Pantau terus halaman ini untuk mengetahui update berita terkini yang dihimpun redaksi Rappler Indonesia pada Sabtu, 16 September 2017.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Wali Kota Batu, Jawa Timur, Eddy Rumpoko di rumah dinasnya siang tadi. Ia ditangkap petugas lembaga antirasuah karena diduga menerima suap dalam proyek tertentu.
Pukul 13.40 WIB dilakukan penangkapan bersama pengamanan Polda Jatim, kata Kabid Humas Polda Jatim Kompol Frans Barung Mangera saat ditanya.
Selain Eddy, satu orang lainnya juga diamankan. Orang tersebut diduga adalah rekannya.
“Penangkapan (dilakukan) di rumah dinas. Selain Wali Kota, ada juga satu orang dari pihak swasta, ujarnya.
Frans menjelaskan, Polda Jatim hanya dijadikan tempat petugas KPK meminta keterangan. Sementara itu, Komisioner KPK Laode M. Syarif membenarkan Eddy juga ditangkap. Baca selengkapnya Di Sini.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Wuryanto membenarkan adanya rencana nonton bareng film G30 September yang dilakukan TNI. Wuryanto menilai hal ini perlu dilakukan untuk mengingatkan sejarah.
Hal ini dilakukan karena ada upaya memutarbalikkan fakta.
“Tanggal 30 September merupakan momen bersejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. “Saat ini banyak upaya memutarbalikkan fakta sejarah peristiwa 30 September 1965,” kata Wuryanto melalui keterangan tertulis.
Katanya, masih ada sebagian pihak yang berupaya mendapatkan TAP MPRS No. XXV/1966 untuk dicabut. Tak hanya itu, ia juga menilai ada berbagai kelompok yang ingin mendorong pemerintah meminta maaf kepada PKI.
Upaya lain yang dilakukan sekelompok orang dengan mencabut TAP MPRS No XXV Tahun 1966, upaya mendorong pemerintah meminta maaf kepada PKI dan lain-lain, ujarnya. Baca selengkapnya Di Sini.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) terpaksa menunda ‘Seminar 65, Mengungkap Sejarah 1965/66’ karena ditekan oleh sekelompok ormas untuk membubarkannya. Setelah itu, polisi turun tangan dengan menggerebek kantor LBH Jakarta.
Panitia tentu menyayangkan hal tersebut. Mereka kemudian banyak mengkritik tindakan polisi tersebut dengan menggunakan istilah ‘darurat demokratis’. Koordinator forum 1965, Boni Setyawan, menggelar seminar ini untuk mengungkap sejarah kebohongan yang sudah berlangsung sejak lama. Menurut Boni, tragedi 1965 merupakan bentuk kebohongan terbesar di Indonesia.
“Semuanya terdistorsi, semuanya berita palsu. “Semua cerita yang dibuat-buat menurut versi Orde Baru,” kata Boni di kantor LBH Jakarta.
Seminar mengungkap sejarah tahun 1965 rencananya akan digelar dua hari ke depan. Namun seminar tersebut dinilai polisi melanggar aturan karena dianggap tidak memiliki izin.
Selain itu, ada penolakan terhadap seminar yang digelar sekelompok ormas di luar kantor LBH Jakarta.
Boni juga mengatakan, melalui seminar ini pihaknya berharap bisa mengungkap praktik kebohongan yang berlangsung sejak tahun 1965. Baca selengkapnya Di Sini.
Pemerintah Indonesia akan mengevakuasi tujuh WNI Pulau Tortilla, Kepulauan Virgin Britania Raya setelah kawasan itu dilanda Badai Irma.
“Tujuh WNI asal Bali tersebut berprofesi sebagai terapis spa di salah satu resor di British Virgin Islands,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal di Jakarta, Sabtu 16 September.
Menurut Iqbal, pemerintah akan mengirimkan pesawat khusus dari Caracas, Venezuela pada 16 September waktu setempat dan diharapkan kembali ke Caracas pada hari yang sama.
Ketujuh WNI tersebut akan menghabiskan satu hari di Caracas sebelum diterbangkan ke Indonesia. Baca berita selengkapnya Di Sini.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan beberapa organisasi masyarakat menggelar demonstrasi meminta pemerintah Myanmar menghentikan tindakan kekerasan terhadap etnis Rohingya. Aksi ini rencananya akan mencakup pidato beberapa petinggi partai politik. Salah satunya adalah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Ada Sohibul Iman (Presiden PKS), Hidayat Nur Wahid, ada juga Prabowo (Ketua Umum Partai Gerindra), kata Syakir Purnomo, Ketua Dewan Pimpinan Daerah PKS DKI Jakarta.
Syakir mengatakan, acara yang diberi nama Aksi Bela Rohingya ini akan dipusatkan di Bundaran Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda. Awalnya panitia hendak menggelar long march hingga ke Bundaran Hotel Indonesia, namun tidak diizinkan polisi.
“Tapi tidak apa-apa, kami taat aturan,” ujarnya.
Tujuan dari tindakan ini adalah untuk memberikan tekanan kepada pemerintah Myanmar agar menghentikan genosida terhadap umat Islam di Negara Bagian Rakhine.
“Ini juga keinginan kita, sesuai dengan kemerdekaan yang merupakan hak semua bangsa,” ujarnya. Baca selengkapnya Di Sini.
Kepala BKKBN berinisial SCS ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 27,94 miliar.
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (JAM Pidsus) Warih Sadono mengatakan, Jumat 15 September SCS melakukan intervensi dalam proses pengadaan Triennial KB II Batang Plus Inserter dengan pagu anggaran sebesar Rp 191 miliar pada tahun 2018 tahun anggaran 2014-2015.
Benar tersangka baru adalah Kepala BKKBN, kata Warih Sadono.
sebelumnya, Penyidik menyebut Direktur Utama PT Triyasa Nagamas Farma YW dan Kepala Seksi Penyediaan Fasilitas Program/mantan Kepala Seksi Sarana Biro Keuangan BKKBN berinisial KT sebagai tersangka 4 Juli 2017. Baca berita selengkapnya Di Sini.
– Rappler.com