Berita Hari Ini: Sabtu 25 Maret 2017
keren989
- 0
Halo pembaca rappler,
Lanjutkan memantau halaman ini untuk memperbarui berita terbaru dari pemilihan editorial Rappler Indonesia pada hari Sabtu, 25 Maret 2017.
Calon gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama mengatakan dia yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi padanya ditentukan oleh Tuhan. Termasuk hasil akhir putaran kedua pemilihan regional DKI yang diadakan pada 19 April.
Itu ditransfer oleh Ahok sebelum guru non-PNS yang menghadiri pernyataan forum pendidikan non-PNS untuk Ahok-Djarot di Badja House Post di Menteng.
“Kami bukan Gubernur, ini adalah urusan Tuhan. Meskipun kami mencoba. Jika Muslim berkata, pria itu Jadda Wa Jadda berkata. Semua urusan Tuhan. Jika Tuhan tidak membiarkannya …” kata Ahok yang tiba -tiba berhenti dan tidak melanjutkan hukumannya.
Pernyataan itu dibuat ketika beberapa peserta meminta agar Ahok tidak akan membuat hukuman pesimistis. Namun, mantan Bupati Belitung Timur lagi mengatakan apa pun yang akan terjadi di babak kedua pemilihan regional DKI, itu adalah keinginan Tuhan.
“Bukannya kami tidak bersemangat. Kami sudah mencoba. Saya selalu berdoa seperti itu. Jika Tuhan benar -benar ingin saya menjadi pejabat, saya akan melakukan sebanyak yang saya lakukan. Tetapi jika Tuhan tidak memilih saya, saya bersyukur,” katanya lagi.
Baca selengkapnya Di Sini.
Kepala Polisi Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Mochammad Iriawan, mengunjungi lokasi pembangunan Gereja Santa Clara di Piala Utara, yang diprotes oleh organisasi keagamaan sehari sebelumnya. Mereka menolak untuk membangun rumah ibadah di area 6.500 meter persegi.
Mengapa Iriawan sampai di sana?
“Kedatangan saya setelah lokasi pembangunan Gereja Santa Clara untuk meminta kepastian informasi konkret dari pihak -pihak terkait,” kata Iriawan di Bekasi.
Di sana ia melakukan pembicaraan santai dengan imam dan perwakilan jemaat gereja untuk mencari tahu berapa jumlah anggota jemaat dan proses menyelesaikan izin bangunan. Berdasarkan data yang dia dengar, ada 9.240 jemaat Katolik di wilayah ini.
“Ada sekitar 2000 orang dari mereka yang beribadah di sini setiap minggu di pagi dan hari,” katanya.
Iriawan enggan mengomentari sebuah demonstrasi yang menolak untuk membangun gereja di daerah tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa dia akan memastikan semua dokumen yang dikemas oleh gereja. Kemudian mereka akan berkoordinasi dengan Polisi Metro Kota Bekasi. Baca selengkapnya Di Sini.
Kasus kematian seorang mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, belum diselesaikan oleh polisi. Tampaknya tidak hanya merugikan keluarga korban, tetapi juga pemilik ruang asrama tempat Akseyna disewa.
Sejak Juli 2014, Akseyna telah tinggal di Kamar 208 Wisma Widya, yang tidak jauh dari kampus di bawang. Selama penyelidikan kasus, polisi tidak mengizinkan ruangan ditempati oleh orang lain.
“Sejak dua tahun kosong. Karena polisi tidak mengizinkan ruangan itu disewakan,” kata penjaga hostel Wisma Widya, Edi Sukardi.
Sewa per bulan ditempati oleh Akseyna adalah RP. 550 ribu. Namun, sejak 2016, harga sewa kamar telah meningkat menjadi 600 ribu. Karena polisi tidak diizinkan meninggalkan ruangan di tempat, total kehilangan yang diderita oleh pemilik hampir mencapai RP. 14 juta.
Meskipun kasus kematian Akseyna tidak terungkap, tetapi Edi ingin menanyai polisi kapan ruang Akseyna dapat disewakan. Dari 27 kamar di Wisma Widya, hanya kamar Akseyna yang masih kosong.
“Doa dan harapan saya, jika dia memang terbunuh, pelakunya dengan cepat ditangkap karena kasus itu berlangsung dua tahun,” katanya. Baca selengkapnya Di Sini.
Wakil Ketua Komisi Fatwa Dewan Ulama Indonesia (MUI), Ahmad Ishomuddin, akhirnya ditolak dari organisasi tempat ia memiliki tempat berlindung. Pemecatan itu terjadi tak lama setelah menjadi saksi dalam kasus penistaan yang diduga yang dilakukan oleh gubernur yang tidak aktif Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama pada hari Selasa.
Deklarasi Ishomuddin dinilai oleh sebagian besar publik yang meringankan Ahok. Pemberhentian Ishomuddin dibenarkan oleh wakil ketua MUI, Zainut tauhid Sa’adi. Namun, dia menyangkal bahwa pemecatan Ishomuddin adalah karena dia adalah saksi dalam tujuan Ahok.
Dia ditolak karena dia tidak lagi aktif dalam pengelolaan MUI. Pemberhentian Ishomuddin diputuskan pada pertemuan kepemimpinan MUI pada hari Selasa.
“Adapun berita tentang berita tentang saudara laki -laki Ishomuddin tentang manajemen MUI, ini benar,” kata Zainut kepada media.
MUI mengklaim memiliki evaluasi berkala dari aktivitas semua manajemennya. Di mata mereka, Ishomuddin jarang melihat dalam pertemuan dan kegiatan MUI lainnya.
Dalam persidangan Ahok, Rais syuriah Pbnu Jakarta memberikan kesaksian lain dari pakar agama yang disajikan oleh jaksa penuntut Rizieq Shihab dan ketua MUI, Ma’ruf Amin.
“Berdasarkan interpretasi yang saya tahu,” Aulia “berarti teman -teman yang setia. Jika seseorang menerjemahkan sebagai seorang pemimpin, tolong. Tetapi menurut interpretasi saya, dari ratusan kitab interpretasi, tidak ada yang memiliki arti pemimpin,” katanya ketika ia bersaksi di persidangan. Baca selengkapnya Di Sini. – Rappler.com