Berita hari ini : Sabtu 3 Juni 2017
- keren989
- 0
Halo pembaca Rappler!
Pantau terus halaman ini untuk mengetahui update berita terkini yang dihimpun redaksi Rappler Indonesia pada Sabtu, 3 Juni 2017.
Jumat pekan lalu, Majelis Umum PBB memilih lima negara sebagai anggota baru Dewan Keamanan tidak tetap PBB. Kelima negara tersebut adalah Pantai Gading, Guinea Ekuatorial, Kuwait, Peru, dan Polandia. Mereka akan mulai bertugas pada 1 Januari 2018 untuk masa jabatan dua tahun.
Sementara itu, Belanda terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan selama satu tahun, menggantikan Italia yang berbagi masa keanggotaan dua tahun. Sebab, pemilu tahun 2016 terjadi imbang di kedua negara. Mereka sepakat menjadikan Italia sebagai anggota pada tahun 2017, sedangkan Belanda pada tahun berikutnya.
Dalam hal ini, setiap negara yang dipilih membutuhkan lebih dari dua pertiga suara keseluruhan untuk mendapatkan kursi keanggotaan. Pantai Gading memperoleh 189 suara, Guinea Ekuatorial 185 suara, Kuwait 188 suara, Peru 186 suara, Polandia 190 suara, dan Belanda 184 suara.
Sementara itu, Indonesia akan berupaya meraih kursi sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2021. Baca selengkapnya Di Sini.
Ormas Front Pembela Islam (FP) memastikan akan memberikan bantuan hukum kepada dua warga yang diamankan Polres Jakarta Timur pada Kamis pekan lalu dalam kasus penuntutan remaja berusia 15 tahun. Polisi menahan MH (57 tahun) dan M (60 tahun) setelah keduanya ditetapkan sebagai tersangka intimidasi terhadap PMA, remaja berusia 15 tahun.
“Yang ditangkap sedang diproses,” kata Slamet Maarif, Juru Bicara FPI, saat dikonfirmasi.
Dia tak menjelaskan lebih lanjut soal status kedua orang yang ditahan polisi tersebut. Namun Slamet membenarkan FPI memberikan bantuan hukum.
“(Dibantu) Bantuan Hukum FPI (BHF),” ujarnya. Baca selengkapnya Di Sini.
Irjen Anas Yusuf dimutasi dari jabatan Gubernur Akademi Kepolisian (Akpol). Keputusan ini diambil pasca meninggalnya salah satu taruna Akpol Semarang, yakni Brigadir Dua Kadet Mohammad Ada, dua pekan lalu.
Dalam surat Telegram rahasia yang ditandatangani Kapolri bernomor ST/1408/VI/2017, Anas dimutasi menjadi Kepala Analis Kebijakan Bidang Pembinaan dan Pelatihan Lemdiklat Polri. Posisi yang ditinggalkan Anas diisi oleh Irjen Rycko Amelza Dahniel yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Sumut.
Selain Anas, beberapa perwira tinggi Polri juga dimutasi. Diantaranya adalah Wakil Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri Irjen Paulus Waterpau yang dimutasi menjadi Kapolda Sumut.
Jabatan Wakil Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri diisi oleh Kepala Biro Perencanaan Administrasi Badan Intelijen Keamanan Polri Brigjen Lucky Hermawan. Baca selengkapnya Di Sini.
Berbagai pihak akhirnya sepakat untuk melibatkan TNI bersama Polri dalam upaya pemberantasan tindak pidana terorisme. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, latar belakangnya adalah situasi darurat dan bukan keinginan pihak tertentu.
“Saya tidak menyebutkan keinginan spesifik apa pun (dari salah satu pihak), namun saat ini kita berada dalam darurat teroris. Terorisme maka kejahatan negara, kata Gatot usai menghadiri buka puasa di kediaman Ketua MPR Zulkifli Hasan.
Kejahatan yang terjadi di negara ini harus diatasi secara efektif, termasuk terorisme. Soal perbandingan kewenangan TNI dan Polri, Gatot hanya mengatakan seluruh elemen harus bisa bersinergi dalam menangani terorisme.
“Saya tidak bicara itu (bagian kewenangannya), tapi bagaimana polisi menjalankan seluruh komponen bangsa tanpa terkecuali,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyetujui keterlibatan TNI dalam menangani terorisme. Namun supremasi hukum dan hak asasi manusia juga harus diutamakan dalam kerja penegakan hukum. Baca selengkapnya Di Sini.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencopot Kapolres Solok AKBP Susmelawati Rosya dari jabatannya. Pencopotan itu tertulis dalam telegram rahasia yang dikeluarkan dan ditandatangani Kepala Biro Sumber Daya Manusia Polri Irjen (Pol) Arief Sulistiyanto.
Kebijakan tersebut diambil Tito setelah berjanji akan mencopot anak buahnya yang tidak tegas menindak pelaku penganiayaan. Dalam kasus di Solok, ada satu korban yang menjadi sorotan media, yakni Fiera Lovita. Dokter hemodialisis itu diintimidasi dan diancam oleh ormas tertentu karena menulis status di media sosial.
Menurut ormas tersebut, Fiera dianggap menghina tokoh ormas tersebut. Meski sudah meminta maaf, teror dan ancaman masih ia terima hingga saat ini.
“Saya sudah bilang, kalau saya pikir nanti dalam penilaian saya, saya anggap Kapolres Solok lemah, takut, maka saya gantikan. Gantikan dengan yang berani dan tegas, kata Tito usai berbuka puasa di kediaman Ketua MPR.
Jabatan baru sebagai Kapolres Solok diberikan kepada Kepala Unit II Subdit IV Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri AKBP Dony Setiawan. Dony sebelumnya dikenal sebagai Ketua Tim Reserse Narkoba (NIC), tim penggembala pengedar narkoba di Bareskrim Mabes Polri. Baca selengkapnya Di Sini. – Rappler.com