• November 25, 2024

Berita hari ini: Senin, 15 Januari 2018

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Perkembangan berita terkini yang perlu Anda ketahui

Halo pembaca Rappler!

Pantau terus halaman ini untuk berita-berita terupdate pilihan redaksi Rappler Indonesia pada Senin, 15 Januari 2018.

Fredrich Yunadi mengimbau seluruh pendukungnya memboikot KPK

Tersangka Fredrich Yunadi diperiksa untuk kedua kalinya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah resmi ditahan sejak pekan lalu karena dianggap menghalangi penyidikan kasus Setya Novanto. Sebelum memasuki ruang ujian, ia kembali menyampaikan kepada media bahwa penahanannya merupakan bentuk kriminalisasi.

“Mereka tidak punya bukti (saya menghalangi penyelidikan kasus ini) dan saya mendengar di berita bahwa mereka mengatakan saya dicari sepanjang hari. “Itu semua bohong,” kata Fredrich.

Ia mengaku tidak berusaha melarikan diri melainkan berobat ke rumah sakit di kawasan Gatot Subroto. Mantan pengacara Setya Novanto ditangkap saat melakukan kejahatan tersebut penelitian medis.

“Seharian (oleh penyidik) tidak ada yang dicari. Itu semua bohong. “Saya mengimbau para advokat di seluruh Indonesia untuk memboikot KPK karena bersifat pelecehan,” ujarnya.

Selain itu, polisi menyatakan peristiwa yang terjadi pada 16 November 2017 di kawasan Permata Hijau itu murni kecelakaan. Bahkan, yang mengambil kesimpulan adalah Polda Metro Jaya yang notabene melapor ke Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.

“Kalau dia memang ragu (apakah kecelakaan itu benar terjadi atau rekayasa), kenapa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak mengusut Kapolri? “Kalau tidak percaya, salahkan Kapolri,” ujarnya.

Fredrich digeledah dan ditangkap penyidik ​​lembaga antirasuah pada Jumat malam pekan lalu. KPK mengaku punya bukti kuat bahwa pengacara berusia 62 tahun itu membuat perintah di RS Medika Permata Hijau sebelum Setya mengalami kecelakaan pada pertengahan November 2017.

Polisi: Ambruknya lantai Bursa Efek Indonesia bukan karena ledakan bom

Kepala Divisi Mabes Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto menegaskan, penyebab runtuhnya lantai mezzanine gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) bukan disebabkan oleh bom atau bahan peledak. Polisi saat ini masih mendalami penyebab lantai mezzanine ambruk.

“Lantai ambruk sekitar pukul 12.20 WIB dan kami sangat menyayangkan kejadian tersebut. “Ada korbannya dan sudah dirawat di berbagai rumah sakit,” kata Setyo kepada media.

Polisi masih menghitung jumlah korban. Ini akan dirilis nanti.

Korban dibawa ke tiga rumah sakit, yakni RS Siloam, RS Mintoharjo, dan RS Pertaminan, ujarnya.

Pengelola gedung tersebut diketahui bernama Farida Riyadi.

– Rappler.com

Pengeluaran SGP hari Ini