Berita hari ini : Senin 3 Juli 2017
- keren989
- 0
Halo pembaca Rappler!
Pantau terus halaman ini untuk mengetahui update berita terkini yang dihimpun redaksi Rappler Indonesia pada Senin, 3 Juli 2017.
Panitia Khusus Hak Penyidikan KPK di DPR akan bertemu dengan beberapa terpidana kasus korupsi di lembaga pemasyarakatan. Wakil Ketua Pansus Risa Mariska mengatakan ada dua Lapas yang akan disambangi yakni Rutan Pondok Bambu dan Lapas Suka Miskin Bandung.
“Tanggal 6 Juli nanti Pansus KPK akan melakukan dua kali kunjungan, yakni ke Lapas Sukamiskin (Bandung) yang dipimpin oleh Pak Agun (Ketua Pansus Penyidikan KPK) dan Pondok Bambu Jakarta yang dipimpin oleh saya,” kata Risa di Nusantara. . Gedung III DPR Jakarta.
Keputusan itu diambil setelah rapat internal yang berlangsung tertutup di DPR. Dia mengatakan, tujuan kunjungan tersebut untuk mendalami dan memperoleh informasi mengenai apa yang dialami narapidana korupsi. Salah satunya berkaitan dengan proses penyidikan dan penyidikan kasus tersebut selama masih ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi.
“Entah ada kejanggalan atau hal-hal yang dianggap merugikan atau melanggar hak asasi manusia, kita sering mendengarnya. Namun kami tidak bisa mengatakan itu fakta, oleh karena itu Pansus harus mencari faktanya, ujarnya. Baca selengkapnya Di Sini.
Terpidana kasus pembunuhan Dimas Kanjeng Taat Pribadi divonis penjara seumur hidup oleh jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri Krakasaan, Probolinggo. Jaksa penuntut umum meyakini Dimas Kanjeng terbukti bersalah melakukan pembunuhan berencana terhadap Abdul Gani.
Berdasarkan keterangan beberapa saksi yang dihadirkan JPU, terdakwa Taat Pribadi dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan terhadap korban Abdul Ghani. “Kami meminta majelis hakim menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada terdakwa,” kata jaksa yang juga Wakil Kepala Kejaksaan Jatim, Rudi Prabowo Aji.
Rudi menyebut Taat Pribadi adalah dalang pembunuhan mantan pengikutnya Abdul Gani. Namun terpidana selalu membantah tuduhan tersebut sejak awal.
“Ketaatan pribadi tidak mengakui perbuatannya. Pembunuhan itu dilakukan secara sadis. Korban dibalut dan jasadnya dibuang ke waduk Gajah Mungkur Wonogiri, kata jaksa lagi. Baca selengkapnya Di Sini.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendesak Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengevaluasi keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komnas HAM. Menurut politisi yang dipecat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, kedua lembaga tersebut merupakan bagiannya organ negara pemberi bantuan yang tugasnya mendukung pekerjaan pemerintah.
Namun kenyataannya, kedua badan tersebut dianggap memiliki kewenangan di luar batas.
“Secara umum saya mulai khawatir dengan perkembangan sampiran atau lembaga semi negara seperti Komnas HAM dan KPK,” kata Fahri di gedung DPR.
Menurut dia, alasan Komnas HAM tidak diperlukan lagi karena kewenangannya sudah berada di tangan Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Padahal, jika kedua lembaga itu dibiarkan eksis, persaingan akan terjadi. Baca selengkapnya Di Sini.
Tim Gegana menyelidiki tas mencurigakan yang ditempatkan di depan ITC Depok, Jawa Barat. Mereka tiba di lokasi sekitar pukul 12.25 WIB dengan mengenakan pakaian khusus.
Staf Gegana mengeluarkan seluruh isi tas hitam. Hasilnya, tas tersebut hanya berisi setumpuk pakaian. Petugas kemudian memasukkan kembali pakaian tersebut ke dalam tas.
Tas tersebut kemudian disita petugas. Sementara itu, petugas polisi lainnya menyisir area sekitar tempat ditemukannya tas mencurigakan dengan bantuan anjing pelacak.
Sebuah tas mencurigakan berwarna hitam yang diduga berisi bom diletakkan di depan jalur angkutan kota yang hendak memasuki terminal Depok. Baca selengkapnya Di Sini.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna H. Laoly memenuhi panggilan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan KTP Elektronik.
Laoly datang sekitar pukul 10.51 WIB. Namun, dia enggan berkomentar mengenai pemeriksaan nanti.
“Nanti. Ya pokoknya nanti,” kata Laoly sambil menyerbu masuk ke lobi KPK.
Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah mengatakan Laoly diperiksa KPK dalam kapasitasnya sebagai anggota Komisi II DPR saat pembahasan perolehan KTP Elektronik di DPR.
“Beberapa anggota DPR yang diduga terlibat mengetahui informasi atau perlu diklarifikasi kembali mengenai indikasi aliran uang yang akan menjadi agenda untuk didalami. Sebelumnya, banyak unsur swasta dan birokrasi yang diperiksa untuk tersangka AA (Andi Agustinus alias Andi Narogong), kata Febri kepada media. Baca selengkapnya Di Sini.
Di tengah perdebatan boikot kedai kopi asal Amerika Serikat, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyampaikan pesan soal kopi dengan cara berbeda. Alih-alih mendorong boikot, mantan Gubernur DKI itu memilih mampir untuk ngopi di kedai kopi lokal bernama Kopi Tuku di kawasan Ciepete, Jakarta Selatan.
Jokowi juga mengundang Ibu Negara Iriana dan putra-putrinya ke sana. Disambut pemilik kedai kopi Andanu Prasetyo, Jokowi memilih meminum kopi rekomendasi pemiliknya, yakni Kopi Susu Tetangga. Mantan Wali Kota Solo ini memuji usaha Andanu karena selain buatan Indonesia, biji kopi yang digunakan juga berasal dari produk terbaik dalam negeri.
Saya mengapresiasi merek lokal ini, merek tradisional yang sukses diciptakan oleh anak-anak muda, untuk mengembangkan merek lokal, merek tradisional seperti ini, kata Jokowi.
Kunjungannya ke kedai kopi lokal tersebut juga diabadikan Jokowi dalam sebuah video blog. Tonton videonya:
– Rappler.com