Bermain-main dengan posisi Ezra Walian dalam skema Luis Milla
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Dengan kemampuan penuh untuk bertarung di lini depan, di manakah Ezra akan ditempatkan melawan Myanmar?
JAKARTA, Indonesia – Kehadiran Ezra Walian memberi suntikan tenaga baru bagi timnas di lini depan jelang uji coba melawan Myanmar pada Selasa sore, 21 Maret. Ia pun mendapat rompi pada sesi latihan Senin 20 Maret yang menandakan dirinya masuk dalam proyeksi pemain yang akan digunakan.
Perawakannya 180 cm, mempunyai kecepatan dan kemampuan lari menembak Bagusnya Ezra dianggap sebagai pemain yang bisa dimainkan. Pelatih Luis Milla Aspas sebelumnya juga menegaskan Ezra bisa diuji skema permainannya.
Pelatih asal Spanyol mengamati gaya bermain Ezra, cara bermainnya dan memantau kualitasnya di lapangan dengan menonton video saat ia masih mengenakan seragam Young Ajax.
Dari penilaiannya, Ezra dinilai berpotensi memahami gaya permainan dengan sistem 4-3-3 yang akan diterapkan Milla.
“Saya pikir dia bisa cocok dengan skema permainan yang saya mainkan. “Saya bisa mencobanya, itulah mengapa saya melihatnya saat latihan,” kata Milla.
Di Jong Ajax, Ezra diberi posisi sebagai striker sayap atau striker tunggal di lini depan. Di posisi penyerang tunggal, Indonesia masih membutuhkan sosok yang lebih tajam sehingga kemungkinan besar akan bermain di posisi tersebut.
Namun, Milla juga bisa mencoba memindahkannya ke sayap, untuk mendapatkannya sayap yang tidak hanya mampu melakukan penetrasi tajam tetapi juga bisa kreatif dalam melepaskannya persimpangan terukur. Ezra tidak perlu meragukan hal itu persimpangan di Eropa menjadi santapan bila diletakkan di sayap.
Dengan formasi 4-3-3, Ezra juga bisa ditempatkan sedikit lebih ke belakang. Dengan perawakannya yang tinggi, ia bisa menjadi tembok, memaksimalkan lini kedua timnas dengan melakukan tendangan atau membuka ruang penetrasi ke kotak penalti dengan umpan kombinasi.
Perkiraan Luis Milla sebagai starter
Dalam sesi latihan, Luis Milla mempunyai pemain yang kerap berkumpul dalam satu seragam dan menjajal dua skema bermain. Satu skema 4-2-3-1, skema lainnya 4-3-3. Gameplaynya sama, tetap menyerang, yang membedakan hanyalah kedalaman membangun menyerang.
Satu umpan langsung ke sayap kanan atau kiri lebih intens, skema serangan dari tengah lebih matang diandalkan melewati palung tajam. Bola ini menjadi santapan empuk bagi pemain cepat seperti Febri Haryadi dan Saddil Ramdani yang kerap tampil tiba-tiba dari sayap lalu bergerak ke tengah untuk mengarahkan bola ke gawang.
Terkadang umpan silang panjang diambil oleh bek sayap, skema ini mengingatkan kita pada pertandingan Barcelona FC sebelumnya, yang kerap memaksimalkan kecepatan Dani Alves di kanan atau Jordi Alba di kiri untuk maju jauh, menerima umpan silang, lalu melakukan umpan silang. penetrasi individu ke dalam kotak penalti.
Pemain seperti Osvaldo Haay, Zalnando, dan Nazar Nurzaidin yang punya kecepatan kerap mencoba memainkan skema serangan cepat dan mengejutkan tersebut.
Di bawah mistar, Kurniawan Kartika Ajie masih terlihat menjadi pilihan. Posisi bek tengah seharusnya diisi oleh duet Bagas Adi Nugroho dan Hansamu Yama, Nazar di posisi full back di kanan, lalu Osvaldo di kiri.
Di lini tengah, jangkar permainan akan dimainkan oleh Hanif Sjahbandi, kemudian Evan Dimas dan Gian Zola akan menjadi dua pemikir, kreator, dan pengatur serangan di lini tengah.
Dari sayap di sebelah kanan adalah Febri Hariyadi dan sayap kiri Saddil Ramdani. Sedangkan penyerang tunggalnya adalah AHmad Nurhadianto. Dimana Ezra? Berdasarkan hal yang disebutkan di atas, ia mungkin tidak akan dimainkan hingga babak kedua karena Milla tidak mungkin mengorbankan pemain yang telah bersama dan berlatih bersama selama berhari-hari daripada mencoba Ezra yang hanya berlatih satu kali pada Senin lalu. – Rappler.com