• November 23, 2024

Bersama Jokowi, SBY mengaku tidak ada lagi miskomunikasi

Dalam pertemuan itu, SBY menyebut dirinya datang dalam kapasitasnya sebagai presiden ke-6, bukan sebagai ketua umum Partai Demokrat.

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya bisa mewujudkan keinginannya bertemu Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Istana Negara. SBY tiba di Istana sekitar pukul 12.40 WIB pada Kamis 9 Maret dan disambut langsung mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Dalam pertemuan tatap muka, kedua pemimpin membahas banyak hal. Baik yang berkaitan dengan persoalan politik maupun perekonomian nasional.

Jokowi mengaku hanya bisa bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat itu semata-mata karena keterbatasan waktu.

“Waktu tidak bertambah. Terkadang saya punya waktu, sementara dia (SBY) tidak ada. Begitu pula sebaliknya,” kata Jokowi yang juga menampik tudingan SBY bahwa ada pihak yang melarang pertemuan hari ini.

Sama seperti pimpinan parpol lainnya, Jokowi juga menjamu SBY dengan makan siang. Keduanya kemudian berpindah ke bangku belakang Istana untuk tampil pembicaraan teras. Dari kamera terlihat perbincangan kedua pemimpin tersebut berjalan sangat lancar.

SBY juga terlihat menunjukkan ekspresi bahagia karena bisa mengklarifikasi berbagai persoalan secara langsung kepada Jokowi.

“Tadi saya dengar dari Pak Presiden apa yang menjadi agenda beliau, baik (di tingkat nasional maupun internasional). Saya juga mengucapkan selamat atas keberhasilan Anda menjadi tuan rumah kunjungan Raja Salman dan KTT IORA yang baru saja berakhir, kata SBY kepada media.

Keberhasilan tersebut, kata SBY, menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki peran penting di dunia internasional.

Presiden yang memimpin Indonesia selama 10 tahun ini mengakui, tidak ada lagi miskomunikasi antara kedua pemimpin. Kesalahpahaman antara dirinya dan Jokowi semata-mata disebabkan oleh kurangnya intensitas pertemuan.

“Insya Allah saya sangat senang dan menjelaskannya dengan matang. Saya juga mendengar langsung darinya. Alhamdulillah ini awal yang baik karena tidak baik bila terjadi miskomunikasi di antara kita yang memimpin negara ini, ujarnya.

Daripada terus bias, SBY berjanji akan menjadi bagian dari negara dan pemerintahan saat ini.

Jangan membahas dukungan terhadap Pilkada DKI

Lantas, apakah pertemuan ini pertanda suara Partai Demokrat akan berpindah ke kubu Ahok-Djarot di Pilkada DKI putaran kedua? SBY membantah ada pembahasan soal isu politik praktis.

Ia mengatakan, sudah ada mekanisme khusus untuk membahas masalah ini. Apalagi kedatangannya ke Istana Merdeka, kata SBY, bukan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai, melainkan sebagai Presiden ke-6.

Namun yang penting digarisbawahi, kata dia lagi, kedua pemimpin tersebut mempunyai misi yang sama untuk menyelamatkan Indonesia.

Saya pikir kerja sama politik apa pun bisa terbuka, katanya.

Sementara itu, Djoko Suyanto yang mendampingi SBY ke Istana Merdeka juga menjelaskan, meski presiden ke-6 Indonesia menyatakan siap menjadi bagian pemerintahan, namun hal tersebut tidak serta merta berarti mendukung kubu pemerintah.

Arti penting pernyataan Pak SBY, kata Djoko, adalah menegaskan bahwa semua pihak harus bersinergi dalam pembangunan bangsa dan negara.

“Masalah politik praktis sudah ada platform setiap. “Bukan berarti kita tidak bisa membangun secara lebih holistik,” kata Djoko kepada Rappler melalui pesan singkat.

Tradisi yang bagus

Baik Jokowi maupun SBY menegaskan, peralihan kekuasaan secara damai antara kedua pemimpin merupakan tradisi yang baik. Tidak semua pemimpin negara bisa melakukan hal ini.

Oleh karena itu, kedua pemimpin sepakat tradisi politik ini harus dipertahankan.

“Bahkan kalau bisa ada klub presiden dan mantan presiden. “Senang sekali bisa berkomunikasi satu sama lain,” kata SBY sambil melontarkan candaan kepada media.

Sementara itu, Jokowi memaknai tradisi tersebut sebagai penyerahan tongkat estafet yang harus terus diemban. Hal ini terkait dengan pembangunan fisik yang belum rampung pada pemerintahan sebelumnya.

“Kalau punya budaya estafet, maka negara akan mudah mencapai satu poin dan satu target. Ini demi kepentingan rakyat dan negara. Jadi, kita tidak memulai dari awal, kata Jokowi.

Salah satu proyek warisan pemerintahan Jokowi yang macet adalah pembangunan Wisma Atlet di kawasan Hambalang, Bogor. Jokowi berkomitmen menyelesaikan pembangunan proyek sarat korupsi tersebut.

Menteri Pekerjaan Umum dan Pembangunan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyampaikan hasil evaluasi tim independen kepada Jokowi pada tahun 2016. Ia mengatakan, proyek tersebut paling cepat bisa dilanjutkan pada tahun 2017. – dengan laporan dari Uni Lubis, Santi Dewi/Rappler.com

lagu togel