Bertemu Menlu Retno, Lavrov membahas rencana kunjungan Presiden Putin
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Kedua menlu juga membahas cara memerangi ancaman terorisme
JAKARTA, Indonesia – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berkunjung ke Jakarta selama dua hari. Salah satu agendanya adalah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri.
Ini merupakan kali ketiga antara Retno dan Lavrov dalam dua tahun terakhir. Keduanya bertemu di sela-sela KTT ASEAN 2015 di Kuala Lumpur dan di Sochi pada 2016. Sementara itu, Lavrov baru pertama kali berkunjung ke Jakarta.
Salah satu agenda yang dibicarakan kedua menlu adalah rencana kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Indonesia. Retno saat ditemui di Kementerian Luar Negeri, mengaku Rusia belum memastikan tanggal kunjungan Putin ke Indonesia. Meski demikian, Rusia sadar Indonesia telah melakukan berbagai persiapan menyambut Putin di Jakarta.
“Undangannya sudah ada dan Presiden Putin sudah merencanakannya. Tapi yang penting kunjungan itu terealisasi, kata Retno, Rabu, 9 Agustus di Jakarta.
Kedatangan Putin ke Jakarta, kata dia, merespons ajakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Keduanya bertemu langsung di sela-sela KTT ASEAN-Rusia di Sochi pada Mei 2016 dan saat mantan Gubernur DKI itu resmi dilantik menjadi presiden di Beijing pada 2014.
Namun menurut informasi yang diperoleh Rappler, rencana kunjungan Putin kemungkinan besar tidak akan terlaksana pada tahun ini. Sementara Retno memilih fokus menyelesaikan tugas yang harus dipersiapkan sebelum kedatangan Putin, yakni beberapa nota kesepahaman yang sempat tertunda dan penjajakan kerja sama ekonomi.
Indonesia, kata Retno, sedang berusaha membuka diri kawasan perdagangan bebas dengan Forum Ekonomi Eurasia.
“Kawasan ini merupakan pasar dengan jumlah penduduk 180 juta jiwa dan 144 juta jiwa diantaranya adalah warga negara Rusia,” kata Retno.
Perang Melawan Terorisme
Isu lain yang dibahas kedua menlu adalah pemberantasan terorisme. Lavrov mengatakan kedua negara harus bekerja sama lebih erat untuk mengatasi ancaman penyebaran ideologi ISIS secara luas.
“Ancaman terhadap ISIS belum sepenuhnya hilang. Anggotanya tersebar di seluruh dunia, termasuk di wilayah dekat perbatasan Rusia dan Indonesia, kata Lavrov.
Kekhawatiran terbesar saat ini adalah ISIS, yang telah kehilangan markas besarnya di Irak dan Suriah, kini mencari lokasi baru. Kemungkinan besar markas mereka akan dibangun di Filipina bagian selatan, tempat yang sangat dekat dengan Indonesia.
Selain itu, Kapolri dan Menteri Pertahanan juga tak menampik adanya puluhan WNI yang ikut serta dalam pertempuran di Kota Marawi, Filipina Selatan. Hingga saat ini, militer Filipina belum mampu menguasai kota tersebut sepenuhnya.
“Kami sepakat pasukan khusus kami akan mencermati (situasi di sana) dan meningkatkan koordinasi dalam upaya bersama mengatasi momok ini,” ujarnya.
Selain isu terorisme, kedua menlu juga membahas ketegangan di Semenanjung Korea, konflik di Laut Cina Selatan, dan Timur Tengah. Sayangnya, mereka tidak memberikan penjelasan detail mengenai apa yang dibahas pada topik tersebut.
Retno mengaku tidak secara spesifik membahas beberapa persoalan nyata terkait kedua negara, salah satunya rencana penukaran jet tempur Sukhoi dengan komoditas Indonesia.
“Kami tidak membahasnya secara spesifik,” ujarnya.
Kunjungan kerja Lavrov hanya berlangsung dua hari. Ia tiba di Jakarta pada Selasa malam, 8 Agustus, usai menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Manila. Sore tadi ia langsung berangkat menuju Bangkok, Thailand sebagai bagian dari kunjungan kerjanya. – dengan pelaporan AFP/Rappler.com