BI memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5,4 persen pada tahun 2017
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Dilanda tren penurunan pertumbuhan ekonomi global, meningkatnya proteksionisme, dan situasi geopolitik di Timur Tengah dan Amerika Serikat, Indonesia mampu menikmati pertumbuhan ekonomi yang cukup mengesankan. Hal itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo pada Rapat Tahunan Bank Indonesia 2016, Selasa malam, 22 November. Pertemuan yang dikenal dengan Banker’s Dinner ini dimanfaatkan Bank Indonesia untuk menyampaikan pemikiran dan arah kebijakan Bank Sentral tahun depan, 2017.
Pidato tahunan Gubernur BI kali ini mengangkat tema “Optimalisasi Potensi, Penguatan Ketahanan”. Rapat tersebut juga dihadiri oleh pimpinan lembaga negara, menteri kabinet kerja, pimpinan lembaga pemerintahan, pimpinan DPR-RI, gubernur daerah, pimpinan korporasi perbankan dan non-bank, akademisi, pengamat perekonomian, serta perwakilan dari beberapa negara. sejumlah lembaga internasional. Presiden Joko “Jokowi” Widodo hadir menyampaikan pidatonya.
(BACA: Dihadapan Para Bankir, Jokowi Akui Ragu)
Agus Martowardojo mengawali dengan memberikan pandangan BI terhadap situasi perekonomian global. Momentum perbaikan perekonomian dunia yang semula diharapkan terjadi pada tahun ini, masih belum terlihat dan tampak melemah di beberapa bidang.
“Perekonomian dunia pada tahun 2016 diperkirakan tumbuh sekitar 3 persen, turun dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 3,2 persen,” kata Agus yang pernah menjabat Menteri Keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Perekonomian Amerika Serikat yang diharapkan menjadi penggerak perekonomian dunia masih belum pulih dan berada di persimpangan jalan pasca pemilihan presiden 8 November. Pemulihan ekonomi di Eropa terhambat dan ditandai dengan ketidakpastian dampak Brexit. Perekonomian Jepang juga tidak kuat.
Pada kelompok negara berkembang, perekonomian Tiongkok sedikit lebih baik dari perkiraan semula pada tahun 2016, tumbuh sebesar 6,6 persen di tengah upaya konsolidasi dan penyesuaian sumber pertumbuhan ekonomi di negara Tirai Bambu.
BI juga memantau ketidakpastian yang mempengaruhi pasar keuangan dunia, khususnya mengenai perkiraan kenaikan suku bunga Fed Funds rate dan permasalahan geopolitik di Timur Tengah dan Amerika Serikat. Akibatnya, aliran modal ke negara-negara berkembang menurun, dan volatilitas pergerakan dana global meningkat.
“Dinamika yang berbeda ini memperkuat indikasi adanya permasalahan struktural pada perekonomian dunia. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi global dan perdagangan dunia melemah. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya investasi global, meningkatnya proteksionisme dan pelemahan rantai nilai global,” kata Agus.
Bagaimana Indonesia menyikapi situasi global pada tahun 2016
BI telah menyampaikan prospek perekonomian Indonesia pada tahun 2017 yang diperkirakan masih baik. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 diperkirakan berada pada kisaran 5,0-5,4 persen, terutama ditopang oleh permintaan domestik. Inflasi akan berada pada kisaran sasarannya yaitu 4,0+1 persen, dengan pertumbuhan kredit pada kisaran 10-12 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kisaran 9-11 persen. Defisit transaksi berjalan diperkirakan sedikit meningkat, namun tetap pada tingkat yang sehat, yaitu di bawah 3 persen produk domestik bruto.
Agus Martowardojo menjelaskan perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dalam jangka menengah karena didukung oleh struktur perekonomian yang lebih kuat dan berkualitas. Atas dasar itu, pertumbuhan ekonomi periode 2018-2021 diperkirakan berada pada lintasan yang meningkat hingga mencapai kisaran 5,9-6,3 persen pada tahun 2021, didukung oleh inflasi yang rendah dan terkendali serta defisit transaksi berjalan yang berada pada lintasan menurun. 3 persen.
Terkait dengan tema Rapat Tahunan BI 2016, Agus menyampaikan tiga potensi yang harus dioptimalkan Indonesia, untuk mendorong ketahanan atau ketahanan perekonomian nasional. Pertama, adalah tingginya kepercayaan dan keyakinan para pelaku ekonomi terhadap pemerintah. Kedua, sumber utama pembiayaan perekonomian. ketiga, pesatnya perkembangan teknologi digital dan menunjang kegiatan perekonomian.
Semua potensi tersebut akan mampu memperkuat dan melipatgandakan manfaat dari potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia yang sebelumnya dikelola dan dijadikan prioritas.
Bank Indonesia mengingatkan, kepercayaan pelaku ekonomi terhadap pemerintah akan semakin terbangun jika pihak-pihak terkait terus menjaga disiplin dalam pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter serta terus menjaga konsistensi kebijakan reformasi struktural.
“Dari sisi sumber pembiayaan, program amnesti pajak memberikan momentum yang kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menjadi modal penting untuk memperluas ruang fiskal secara sehat,” kata Agus.
Perkembangan ekonomi digital juga mendapat perhatian Bank Indonesia. Ekonomi digital yang tumbuh dengan cepat dan sehat sangat diperlukan untuk mendukung aktivitas ekonomi digital yang lebih adil, seperti aktivitas perdagangan elektronik Dan teknologi keuangan (FinTech).
BI juga menggarisbawahi bahwa perekonomian Indonesia masih menghadapi banyak tantangan, baik dari sisi eksternal maupun domestik. Permasalahan struktural dalam perekonomian global, yang penyelesaiannya akan memakan waktu, harus diantisipasi. Ketahanan perekonomian dalam negeri juga harus semakin dioptimalkan.
Gubernur BI menekankan pentingnya tiga fungsi dasar kebijakan publik, yaitu fungsi stabilisasi sebagai landasan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, fungsi alokasi untuk menjamin penggunaan berbagai sumber daya sesuai prioritas dan efisien, serta fungsi distribusi untuk mendistribusikan pembangunan secara merata. . hasil.
Dalam menjalankan fungsi tersebut, BI memandang prinsip sinergi sebagai salah satu hal yang harus dipedomani. Kebijakan yang dikeluarkan harus harmonis dan terintegrasi antar pemangku kebijakan, baik di pusat maupun daerah.
“Mengingat hal tersebut, Bank Indonesia senantiasa berupaya mengoptimalkan bauran kebijakan untuk memperkuat stabilitas perekonomian yang pada gilirannya akan mendukung fungsi alokasi dan distribusi,” kata Agus.
Arah kebijakan Bank Indonesia tahun 2017
Sebagaimana tradisi Rapat Tahunan Bank Indonesia, pada kesempatan ini BI menjelaskan arah kebijakan yang akan ditempuh ke depan. Agus mengatakan dari sisi moneter, BI konsisten mengendalikan inflasi agar mencapai sasarannya dan menjaga defisit transaksi berjalan pada tingkat yang sehat.
Pada tahun 2017, BI akan memperkenalkan Giro Wajib Minimum (MSR). Rata-rata, untuk memberikan fleksibilitas pengelolaan likuiditas bagi bank. Optimalisasi bertahap Surat Utang Negara (SBN) sebagai instrumen moneter juga akan dilakukan untuk menggantikan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sementara itu, Bank Indonesia juga akan terus menjaga stabilitas nilai tukar dan mempercepat pendalaman pasar keuangan.
Kebijakan makroprudensial BI pada tahun 2017 akan fokus pada upaya penguatan dan perluasan cakupan pengawasan (pengawasan) makroprudensial terhadap rumah tangga, korporasi, dan kelompok korporasi non-keuangan.
Dalam kerangka Undang-Undang Pencegahan dan Penanggulangan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK), BI akan segera menyempurnakan perangkat protokol manajemen krisis dan ketentuan terkait fungsi bank sentral sebagai pemberi pinjaman pilihan terakhir. Bank Indonesia juga terus mengintegrasikan pengembangan sektor keuangan komersial syariah dan sektor keuangan sosial syariah.
Di bidang sistem pembayaran, BI mempunyai beberapa strategi untuk memperkuat kelembagaan dan infrastruktur sistem keuangan dalam negeri, guna mendukung inisiasi program-program yang telah berjalan sebelumnya.
Inisiatif yang akan dilaksanakan dan ditingkatkan antara lain adalah Bank Indonesia Kantor Fintech dilengkapi dengan fungsi kotak pasir peraturan,Spesifikasi Kartu Chip Standar Nasional Indonesia (NSICCS), serta Gerbang Pembayaran Nasional. Selain itu, BI juga terus mendorong inklusi keuangan, antara lain melalui penerapan Strategi Nasional Keuangan Inklusi (NSFI), serta mendukung penggunaan elektronik nontunai dalam program dan layanan pemerintah. – Rappler.com