• October 7, 2024

Bom Sarinah memiliki daya ledak yang rendah

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Polisi mengatakan meski daya ledaknya rendah, namun tetap mematikan.

JAKARTA, Indonesia – Sekretaris Laboratorium Forensik Pusat (Puslabfor) Polda Metro Jaya, Kompol Hudi Suryanto menjelaskan, bom yang digunakan dalam serangan teroris di Jalan Thamrin tergolong bahan peledak rendah. Kesimpulan ini didapat setelah tim Puslabfor Polda Metro Jaya melakukan olah TKP di tiga lokasi.

Tiga lokasi yang diselidiki adalah kafe Starbucks, pos lalu lintas Sarinah, dan tempat parkir Starbucks.

Keras atau tidaknya suara letupan tergantung dari banyaknya isian yang dimasukkan ke dalam casing. Untuk kategori ledakan ini masih tergolong (bom). bahan peledak rendahkata Hudi saat memberikan siaran pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat malam, 15 Januari.

Ia kemudian menjelaskan hasil temuan timnya di tiga TKP berbeda. Mereka memulai penyelidikan pertama di pos lalu lintas Sarinah. Ditemukan barang bukti tiga kilogram gas elpiji sebagai casing, pemicu bom yang terbuat dari bola lampu dan disambungkan ke aki sepeda motor.

“Jadi bisa dibayangkan daya yang dibutuhkan untuk menimbulkan ledakan, mereka membutuhkan lebih dari sekedar baterai biasa,” kata Hudi.

Dalam bom yang ditemukan di pos lalu lintas polisi, ditemukan isi bom paku, mur, pelat bundar, dan penutup. Namun, tidak ada keuntungan di dalamnya. Namun, jelas Hudi, bom tersebut bisa menimbulkan lebih banyak korban jiwa.

Di TKP di halaman rumah dan di kafe Starbucks, tim Puslabfor menemukan isi bom yang sama.

“Isinya paku, mur, aki sepeda motor, dan pemicu bola lampu. Namun kandangnya tidak menggunakan tabung gas elpiji, melainkan pipa besi, jelas Hudi.

Bahan peledak tersebut, kata Hudi, ada yang mengenai tubuh terduga pelaku dan ada pula yang diletakkan di satu tempat kemudian diledakkan. Jika ditemukan sisa bahan peledak masih menempel di tubuh pelaku, maka hal tersebut merupakan bom bunuh diri.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kompol Mohamad Iqbal menjelaskan, meski bom tersebut tergolong bahan peledak rendah, namun bukan berarti tidak mematikan.

“Jangan salah sangka, bom bahan peledak rendah juga berbahaya. Apalagi kalau isiannya banyak, kata Iqbal.

Ia pun membenarkan pelaku berasal dari kelompok Bahrun Naim, namun ia enggan menjelaskan anggota dan aliran kelompok tersebut. Iqbal juga mengatakan, pasca tragedi bom Thamrin, terjadi beberapa kali penggerebekan di berbagai tempat di seluruh Indonesia.

Total korban bom

Sedangkan total korban akibat pengeboman Kamis pekan lalu berjumlah 33 orang. Kepala Divisi Kesehatan dan Ilmu Kedokteran Polda Metro Jaya Kombes Musyafak menjelaskan, korban luka-luka dan masih hidup sebanyak 26 orang, sedangkan sisanya 7 orang meninggal dunia.

“Dari 26 orang tersebut, 7 orang di antaranya pulang karena hanya mengalami luka ringan. Sisanya 19 orang masih dirawat di enam rumah sakit berbeda, kata Musyafak.

Keempat korban yang dirawat merupakan warga asing. Masing-masing satu warga Aljazair dan satu warga Belanda kini dirawat di RSPAD Gatot Subroto. Sedangkan satu warga negara Austria dan satu warga negara Jerman dirawat di RS Abdi Waluyo.

Terkait korban meninggal dunia, jenazahnya dibawa ke RS Polri Sukanto Kramat Jati. Iqbal memastikan kelima pelaku aksi teroris tersebut sudah tewas dan merupakan warga negara Indonesia.

Sedangkan dua warga sipil yang juga tewas merupakan warga negara Kanada dan Indonesia.

“Korban adalah warga negara asing yang ditetapkan berdasarkan identitas paspor. Pihak rumah sakit juga sudah mengambil data dari pihak keluarga, sehingga pengungkapan identitas dilakukan secara profesional, kata Iqbal tanpa menyebut nama korban meninggal. – Rappler.com

BACA JUGA:

Keluaran Sidney