Butir beras mengalir keluar dari mesin ATM…
- keren989
- 0
BANDUNG, Indonesia-Dengan langkah ringan, Asep Rusyandi mendatangi kawasan Masjid Salman ITB, Jalan Ganeca, Bandung, Jawa Barat, pada Rabu sore, 13 Juni 2018. Kantong plastik hitam tergenggam di tangannya. Ayunan kakinya membawa pria berusia 56 tahun itu menuju anjungan tunai mandiri (ATM) yang berada tepat di depan kantor Salman Charity House.
Kartu ATM terpasang pada perangkat pembaca kartu. Tidak butuh waktu lama untuk memproses kartu tersebut. Namun, alih-alih uang rupiah, yang terlihat adalah butiran beras yang keluar dari mesin.
Mesin yang digunakan Asep bukanlah mesin ATM pada umumnya. ATM ini adalah ATM Beras atau disingkat ATMB. Mesin otomatis tersebut disediakan Salman Charity House untuk masyarakat miskin. Asep merupakan salah satu dari 119 mustahik – orang yang berhak menerima zakat atau sedekah – yang diusung Salman Charity House.
Beras tersebut diperoleh secara gratis hanya dengan menempelkan kartu elektronik yang diberikan kepada mustahik pada papan sensor. Setelah menempel, nasi dengan berat sekitar 2 kilogram akan keluar dan dialirkan ke dalam sebuah wadah.
Asep kemudian memasukkan beras tersebut ke dalam kantong plastik yang dibawanya. Berat beras sebesar itu cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan enam anggota keluarga dalam sehari. “Iya saya merasa terbantu (dengan ATMB ini). “Untuk menambah santapanmu,” kata Asep saat ditemui pembuat rap setelah menggunakan ATMB.
Kartu ATMB sebenarnya bisa digunakan dua kali seminggu oleh Asep. Namun Asep membagikannya kepada teman-temannya, sesama warga miskin. Asep mendapat jatah beras setiap hari Rabu, sedangkan temannya memungut pada hari Sabtu.
Manajer Litbang Salman Charity House, Romi Hardiansyah mengatakan, pihaknya sengaja membuat peta dengan jadwal pengumpulan beras sebanyak dua kali dalam seminggu, yakni Selasa-Jumat, Rabu-Sabtu, atau Kamis-Minggu. Mustahik hanya boleh makan nasi satu kali sehari. Tujuannya agar distribusi beras lebih terkendali.
“Kalau pengumpulannya tidak terkendali, dikhawatirkan berasnya juga tidak terkontrol. Misalnya hari Sabtu kantor (Rumah Amal Salman) tutup, lalu beras habis, kasihan mustahik yang tidak mendapat beras. Makanya dijatah agar kuota beras tetap terjaga hingga hari Senin, saat ATM Beras diisi ulang, kata Romi.
Salman Charity House menyediakan sekitar dua kuintal beras setiap minggunya. Jumlah ini akan bertambah seiring dengan rencana penambahan jumlah mustahik setelah Ramadhan.
Siapa pencipta ATMB?
Kasus kelaparan, tragedi antrean pangan, dan distribusi beras yang tidak merata, menimbulkan kekhawatiran bagi Budi Adji AG. Ilmuwan jebolan ITB ini kemudian menciptakan mesin distribusi beras yang diyakininya mampu menghentikan terulangnya tragedi terkait pangan manusia di Tanah Air.
“Sudah saatnya kita merintis penerapan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang canggih untuk memikirkan kelompok lemah dan marginal, padahal ini sebenarnya tugas utama dan kewajiban negara,” kata Budi saat ditanya. pembuat rapRabu.
Mesin ATMB dapat digunakan oleh lembaga swadaya masyarakat atau perorangan yang memiliki program untuk menyalurkan sumbangan berupa beras kepada masyarakat miskin. Dengan kapasitas beras 240 liter, pengguna dapat mengatur jumlah dan frekuensi pengumpulan beras mesin ini.
Mesin ATMB, lanjut Budi, diciptakan dengan tujuan untuk memudahkan pendistribusian beras kepada masyarakat miskin. Sehingga dapat dilakukan secara mandiri, tepat sasaran, tercatat dan dapat dipertanggungjawabkan. ATMB juga memiliki sederet keunggulan lain seperti kemudahan pemasangan, keamanan, perawatan mudah dan murah, serta yang terpenting mesin ATMB sepenuhnya merupakan hasil karya anak negeri.
Sejauh ini total 55 unit ATMB tersebar di berbagai wilayah, seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Banten, dan DKI Jakarta. “Setelah Idul Fitri banyak yang memesan untuk memasang ATMB,” kata Budi.
Mesin ATMB bisa ditempatkan di masjid, kantor kelurahan, kantor BUMN atau BUMD, di kantong-kantong kemiskinan, atau bahkan di lokasi bencana dan daerah terpencil. Dilihat dari spesifikasinya, ATMB memungkinkan disimpan di tempat terpencil karena dilengkapi dengan perangkat seperti hibrida modern untuk jaringan GSM/satelit, dan juga sistem kendali dan pemantauan berbasis mesin ke mesin (M2M).
Dengan cara ini, pendistribusian beras juga dapat dipantau secara transparan oleh para donor dengan mengaksesnya melalui Internet. “Ditargetkan jauh ke depan agar tidak ada lagi orang kelaparan di negeri ini yang terpaksa mengemis dimana-mana. “Diharapkan kita bisa lebih mengembangkan nilai-nilai sosial melalui ATMB,” kata Budi penuh harap.
Berbagai fasilitas tersebut diakui oleh Salman Charity House sebagai lembaga donasi. Manajer Program Pemberdayaan Rumah Amal Salman Riki Ramdhani mengatakan, mesin ATMB memudahkan penyaluran bantuan dalam program Bansos Sembako yang dicanangkan lembaga sosial tersebut.
“Sedekah sembako ini membantu mustahik dalam memenuhi kebutuhan bulanannya. Nah, (ATMB) adalah salah satunya peralatan “Harusnya mustahik kita dorong, minimal kebutuhan pangannya terpenuhi dalam waktu satu bulan,” kata Riki pembuat rap di kantor Salman Charity House, Senin 11 Juni 2018.
Usai Ramadan, Salman Charity House menargetkan menambah jumlah mustahik menjadi 250 orang. Keberadaan ATMB diharapkan dapat membantu agar mustahik tidak perlu antri atau terbentur yang dapat berujung pada kematian.
—Rappler.com