Catatan pemilik situs nikahsirri.com di Pilkada Banyumas
- keren989
- 0
BANYUMAS, Indonesia – Kemunculan situs nikahsirri.com pada pekan lalu membuat heboh publik. Pasalnya situs tersebut juga menawarkan layanan untuk mencari calon pendamping yang masih perawan.
Pemilik sekaligus pendiri Aris Wahyudi akhirnya ditangkap pada Minggu, 24 September oleh personel Polda Metro Jaya di kediamannya di Perumahan Angkasa Puri TNI AU, Jawa Barat. Dia dijerat dengan Undang-Undang (UU) Pornografi dan tindak pidana perdagangan manusia.
Istri Aris, Rani, usai ditangkap, mengaku suaminya mengalami gangguan jiwa sejak 2008 setelah gagal dalam Pilkada di Banyumas, Jawa Tengah. Rappler mencoba menelusuri jejak Aris di Banyumas.
Dari temuan kami, ternyata jauh sebelum mendirikan Partai Mobile dan situs nikahsirri.com, Aris sudah berkecimpung di dunia politik. Ketua KPU Banyumas Unggul Warsiadi membenarkan pria kelahiran Cilacap, 12 Mei 1968 itu memang layak menjadi Bupati Banyumas periode 2008-2013.
“Benar, dia pernah menjadi calon bupati di Banyumas. “Saat itu dia masih single, sesuai data di profilnya,” kata Unggul saat ditemui Rappler, Senin, 25 September.
Saat itu, Aris yang berpasangan dengan Asroru Maula mengukuhkan diri bersaing dengan tiga paslon lainnya yang sebagian besar merupakan wajah-wajah lama di kancah politik Banyumas. Kehadiran Aris di arena pertarungan Pilkada Banyumas memberi warna baru.
Ia merupakan kandidat termuda di antara kandidat lainnya. Kiprahnya di kancah politik Banyumas juga tergolong baru.
Meski begitu, pemuda bergelar Sarjana Teknik ini nyatanya berhasil meyakinkan partai terbesar di Banyumas saat itu, PDI Perjuangan, untuk mencalonkannya sebagai orang nomor satu di Banyumas. Tampilannya cukup elegan. Apalagi ia juga memiliki perawakan yang bagus dengan wajah yang segar. Sikap Dia penuh karisma dan otoritas.
“Pokoknya, kalau orang melihatnya sekilas, mungkin mereka akan tertarik padanya,” kata Unggul.
Selain penampilannya yang mencolok, gaya kampanye Aris juga berbeda dari biasanya. Ia biasa berkampanye dengan berdiri di belakang mobil berkeliling kota sambil menyapa pendukungnya.
Yang paling berkesan bagi Unggul adalah cara Aris berkampanye menjelang hari pencoblosan yang dinilainya sensasional. Aris berkampanye dengan helikopter dan menimbulkan kegaduhan warga.
Saat terbang rendah di langit Kota Purwokerto, anak buahnya membentangkan spanduk bergambar pasangan calon Aris-Maula agar terlihat jelas oleh warga yang menyaksikan di bawah.
Cara tersebut rupanya berhasil menarik perhatian masyarakat yang tertarik menyaksikan aksi kampanye unik tersebut.
“Dia berkampanye dengan helikopter keliling kota, sehingga banyak orang yang melihatnya,” kata Unggul.
Saat mengikuti tahapan Pilkada di Banyumas, Aris berkantor di Jalan R Suwatio Nomor 8, Kecamatan Teluk Pirwokerto Selatan. Sekretariat pemenangan Aris kini rupanya sudah berpindah tangan. Rupanya, dia hanya menyewa gedung di dekat terminal Bulu Pitu Purwokerto hingga pilkada berakhir.
Gedung tersebut kini disewa oleh seorang pengusaha untuk dijadikan toko perkakas. Roni, pemilik toko kain yang digunakan kantor pemenangan Aris, membenarkan masih melanjutkan kontrak dengan pemilik situs pernikahan sirri.com yang berakhir setelah pilkada.
Pamflet bergambar bakal calon Aris-Maula yang ditempel di dinding toko menjadi saksi bisu sejarah aktivitas politik di tempat itu. Ia mengatakan, pecahnya etalase toko juga merupakan warisan dari kontraktor sebelumnya.
“Saya diperingatkan agar tidak terlambat membayar tagihan. “Pemilik rumah mengeluh tentang penyewa sebelumnya,” katanya.
Akademi Idola Banyumas (ABI)
Aris Wahyudi cukup pandai meningkatkan popularitasnya. Dulunya tidak dikenal masyarakat Banyumas, tiba-tiba ia menjadi terkenal terutama di kalangan pemilih pemula atau remaja.
Sebelum ditetapkan sebagai calon oleh KPU, Aris melakukan gebrakan demi citranya saat itu. Aris menggelar ajang pencarian bakat bertajuk Akademi Idola Banyumas (ABI). ABI juga merupakan plesetan dari Idola Aris Wahyudi Banyumas.
Ajang ini digunakan untuk menjaring generasi muda berbakat yang ingin berkarir sebagai penyanyi.
Aris pandai memanfaatkan momentum di mana masyarakat saat itu mengidolakan acara televisi bernama ajang pencarian bakat, seperti Indonesian Idol atau Indosiar Fantasy Academy (AFI).
Salah satu kontestan yang lolos ke 27 besar ABI, Lukito Wardoyo mengatakan, pencarian bakat yang digagas Aris Wahyudi ini disambut antusias warga, khususnya generasi muda.
Selain itu, menurut Lukito, iming-iming hadiah bagi pemenang cukup menggiurkan. Sang juara dijanjikan uang puluhan juta dan pergi berlibur ke Hong Kong.
“Pesertanya berasal dari 27 kecamatan. Saat itu sangat sibuk. “Karena banyak orang yang terobsesi ingin menjadi artis,” kata Lukito.
Pada kesempatan-kesempatan tertentu dalam acara tersebut, kata Lukito, Aris Wahyudi biasanya muncul di antara para peserta dan berbincang dengan mereka.
Meski berkesempatan bertemu dengan banyak kontestan, kata Lukito, Aris tidak pernah memerintahkan mereka untuk mendukungnya dalam pertarungan Pilkada.
Aris dinilai bisa mewakili dirinya dalam kasus ini. Meski tidak berkampanye dalam acara tersebut, namun para peserta mengetahui bahwa penggagas ABI ingin memilihnya sebagai Bupati Banyumas.
“Dia biasanya menggunakan mobil mewah. Keluar dari mobil, ngobrol dan makan bersama peserta lalu berangkat. “Meski dia tidak berkampanye, semua orang sudah tahu dia mencalonkan diri,” ujarnya
Kalah dalam Pilkada
Meski berbagai cara dilakukan untuk memenangkan Pilkada, Aris harus menerima kenyataan pahit. Dia kalah telak dalam pemungutan suara.
Berdasarkan data KPU Banyumas, Aris dan rekannya Asroru Maula
Ia bahkan menduduki posisi sementara di antara paslon lainnya dengan perolehan 96.493 suara atau 10,92 persen dari total suara.
Pilkada tersebut dimenangkan oleh pasangan calon Mardjoko dan Akhmad Husein dengan perolehan 321.105 suara atau 36,34 persen dari total suara.
Aris-Maula juga kalah suara dari pasangan calon Singgih Wiranto dan Laili Sofia, serta Bambang Priyono dan HM Tossy Aryanto yang menempati posisi kedua dan ketiga. Kekalahan besar Aris-Maula di Pilkada kali ini sungguh di luar dugaan.
Bagaimana tidak, keduanya diusung oleh partai peraih kursi terbanyak di legislatif, yakni PDI Perjuangan.
Saat itu, PDI Perjuangan meraih 16 kursi di legislatif karena berhasil meraih 311.540 suara pada Pemilu 2004. – Rappler.com