• October 5, 2024
CCTV rusak, pengungkapan kasus bom Bandung semakin rumit

CCTV rusak, pengungkapan kasus bom Bandung semakin rumit

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kini polisi berharap ada data di ruang pantauan Bandung Command Center

BANDUNG, Indonesia KPolisi masih kesulitan melacak pelaku aksi bom malam tahun baru di depan rumah dinas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Salah satu kendalanya adalah tidak berfungsinya kamera pengawas Closed Circuit Television (CCTV) di sekitar lokasi ledakan.

Namun polisi berupaya mencari petunjuk di tempat lain, termasuk mencari data tambahan melalui ruang pemantauan Bandung Command Center (BCC) yang terintegrasi dengan sejumlah CCTV yang tersebar di Kota Bandung.

CCTV di sana rusak, tapi kami coba cari di tempat lain, kata Kabid Humas Polda Jabar Kompol. Sulistyo Pudjo Hartono di Mapolrestabes Bandung, Senin 4 Januari 2016.

Untuk mengungkap kasus teror ini, Pudjo mengatakan, dibentuk tim khusus yang anggotanya gabungan Polrestabes Bandung, Polda Jabar, dan Densus 88 Mabes Polri. Tim akan mengumpulkan data dan fakta sesuai tugasnya masing-masing.

“Kami mengumpulkan semua data lapangan terkait kinerja masing-masing. Jadi pagi ini kami berkumpul dari Polda, Polrestabes dan Mabes serta Densus Membagikan Informasi, inilah yang disebut dengan kumpulan data atau informasi yang dapat dikembangkan dari tempat kejadian perkara, termasuk informasi dari masyarakat juga, kata Pudjo.

Pudjo mengajak masyarakat umum untuk terlibat dalam penemuan kasus bom tersebut dengan mengirimkan foto atau video yang mungkin diambil dari lokasi kejadian dua jam sebelum kejadian. Partai juga memantau informasi yang bisa disebarkan melalui media sosial.

“Misalnya kita memfilter informasi dari Twitter. Ini serius, ini hanya lelucon, itu yang kami kumpulkan. “Apabila mempunyai rekaman atau data sekitar pukul 01.20 terakhir atau dua jam sebelumnya, atau (pukul) 10, 11, 12, baik rekaman gambar, foto, atau video, silakan menghubungi kami,” imbaunya.

Untuk menampung informasi masyarakat, lanjut Pudjo, Polda Jabar membuka posko 1×24 jam setiap hari. Sejauh ini, polisi sudah memperoleh banyak data.

Namun datanya tetap harus diseleksi agar kesimpulannya tidak salah. Proses itu Memang memakan waktu, namun prosedurnya harus dilakukan dengan tepat agar bisa menangkap pelakunya.

“Dalam menangani kasus teroris, pengerjaannya biasanya memakan waktu minimal tiga bulan, karena kita tidak boleh melakukan kesalahan. Kita harus menghubungkan saksi, TKP dan lain-lain. “Kita juga harus belajar dari berbagai kasus sebelumnya, termasuk informasi dari masyarakat, itu juga kita coba klasifikasikan,” kata Pudjo.

Sejauh ini, polisi mengaku serius mengungkap kasus yang masuk kategori terorisme ini. Kasus teroris ini menyangkut Polri, juga menyangkut kemaslahatan masyarakat dan nama baik Jawa Barat dan Indonesia.

“Semuanya, bukan hanya kasus ini yang berdampak pada keamanan, tapi semuanya, politik, sosial budaya. Teror ini serius, tapi kita harus lihat apa motifnya, kita harus mencarinya, kita kumpulkan semua data dari semua orang. “Kami terus mengumpulkan, semakin banyak semakin meriah,” katanya. — Rappler.com

BACA JUGA