• September 22, 2024
Chelsea vs Liverpool: Menentukan Nasib Jose Mourinho

Chelsea vs Liverpool: Menentukan Nasib Jose Mourinho

JAKARTA, Indonesia – Dalam penglihatan dukun Sekolah Sihir Hogwarts, muncul ramalan yang mengatakan, “Tidak ada yang bisa hidup sementara yang lain bertahan.”

Kurang lebih dalam bahasa Indonesia artinya: “Yang satu harus mati di tangan yang lain, karena yang satu tidak dapat hidup sedangkan yang lain bertahan.”

Konteks kutipan dari serial populer Harry Potter adalah pertarungan antara Harry Potter dan Lord Voldemort.

Di Chelsea, situasi yang kurang lebih sama berlaku untuk Jose Mourinho dan Eden Hazard: Mourinho atau Hazard pergi. Karena yang satu tidak bisa hidup sementara yang lain bertahan.

Perselisihan Mourinho dengan Hazard merupakan konflik terbaru manajer asal Portugal itu. Ia menyalahkan pemain Belgia itu atas kemerosotan performanya. Hazard hanya mampu membobol gawang satu kali hingga pekan kesepuluh.

Bandingkan dengan musim lalu. Hazard mencetak 3 gol dan 2 hingga minggu kesepuluh membantu. Total dia mencetak 14 gol dan mencetak 9 gol membantu. Rekor golnya hampir separuh dari gol Chelsea. Hal inilah yang membuat pemain berusia 24 tahun itu menjadi pemain terbaik Chelsea musim lalu.

Konflik Mourinho vs pemain masih terjadi

Tidak ada obat penawar atas menurunnya performa Hazard. Apalagi, pendekatan Mourinho terhadap penurunan performa pemain tetap sama.

Dia akan mendorong mereka dengan keras. Sikap tersebut membuat dirinya menuai pemberontakan dari para pemainnya. Seperti yang dia dapatkan di Real Madrid.

Saat menang mudah 2-0 melawan Aston Villa 17 Oktober lalu, mantan pelatih Inter Milan dan Real Madrid itu langsung menyalahkan Hazard di depan media.

Ia menyebut Hazard menjadi salah satu penyebab buruknya pertahanan Chelsea musim ini karena kebobolan 19 gol. Nomor lima terburuk di antara tim Liga Premier lainnya.

Mourinho terang-terangan mengatakan dirinya sengaja mengesampingkan mantan pemain Lille itu. Pasalnya Hazard tak banyak membantu pertahanan saat timnya diserang.

“Saya tidak menggunakan Hazard karena kami kebobolan banyak gol. Kami harus bertahan lebih baik. “Kami membutuhkan seorang gelandang yang hanya fokus di tengah lapangan dan tidak mengkhawatirkan sisi kiri atau kanan,” kata Mourinho. ESPN.

Dengan kegemaran Mourinho bermain dengan dua gelandang bertahan (biasanya Cesc Fabregas dan Nemanja Matic), sisi kanan dan kiri lapangan otomatis saat diserang.

Itu sebabnya alias penyerang sayap sayap seperti Hazard yang biasa beroperasi di kiri atau Willian yang biasa beroperasi di kanan harus diturunkan.

Namun, kata Mourinho, Hazard tidak melakukannya. Faktanya, Pedro dan Willian, dua pemain yang “bintangnya” lebih redup dibandingkan Hazard, bernasib lebih baik.

“Saya akan terus melakukannya (apa yang disarankan Hazard) kecuali dia datang kepada kami dan mencoba melakukan apa yang dilakukan Willian dan Pedro,” ucapnya.

Kritik blak-blakan tersebut tentu saja memanaskan suasana di ruang ganti Chelsea. Hazard juga tidak betah. Dia bahkan sempat menekan tombolnya menyukai dalam postingan di Instagram yang berisi spekulasi kepindahannya ke Real Madrid.

Pintu kepindahan Hazard bisa terlaksana dengan cepat. Sebab pada bulan Desember, bursa transfer akan kembali dibuka. Dengan kepergian Hazard dari Chelsea, apa lagi yang tersisa bagi Mourinho untuk memperbaiki timnya?

Satu-satunya penyelamat Mourinho adalah kemenangan melawan Liverpool, Sabtu 31 Oktober, pukul 19.45 WIB. Soalnya grafik permainan Liverpool perlahan mulai menanjak.

Tangan dingin Klopp adalah kebalikan dari Mourinho

Manajer baru Juergen Klopp meraih kemenangan pertamanya pada 29 Oktober melawan Bournemouth dengan skor tipis 1-0. Meski meraihnya di kompetisi kasta kedua, Piala Liga, setidaknya mental para pemain Liverpool mulai membaik.

Tidak demikian halnya dengan Chelsea. Mungkin mereka lupa kapan terakhir kali mereka menang. Pasalnya kemenangan terakhir mereka terjadi hampir dua pekan lalu pada 17 Oktober saat mengalahkan Aston Villa 2-0.

Laga melawan Liverpool yang digelar di Stamford Bridge bukan jaminan bagi Chelsea. Kesuksesan Bridge diwarnai dua kekalahan telak musim ini, yakni kalah 1-3 dari Southampton dan 1-2 dari Crystal Palace.

Dan seiring berjalannya waktu, kekalahan demi kekalahan menyebabkan kepercayaan diri para pemain semakin berkurang. Bukan sekedar rasa percaya diri. Tapi juga kepada pelatih.

Situasinya sangat berbeda dengan Liverpool. Klopp yang tak pernah “memarahi” pemainnya secara terang-terangan justru mendapat simpati dari para pemainnya.

Salah satunya adalah bek kiri Alberto Moreno. “Jujur saya tidak tahu kenapa saya bisa berkembang seperti ini. Saya hanya mendapat kesan bahwa Klopp benar-benar bisa merasakan permainannya. Dia punya gairah yang luar biasa, sama seperti saya,” kata Moreno ESPN.

“Klopp selalu membebaskan dirinya untuk mengekspresikan dirinya di lapangan. Dia ingin Anda memberi bukan hanya 100 persen, tapi 200 persen. Dia banyak berbicara dengan saya. Kepercayaannya padaku begitu besar. Saya bisa merasakannya,” kata Moreno.

“Keakraban” Klopp dengan pemain muda sudah menjadi ciri khasnya. Dengan tangan dinginnya, pemain seperti Robert Lewandowski dan Marco Reus mampu memberikan performa terbaiknya.

Mereka menjadi tulang punggung Borussia Dortmund saat menjuarai Bundesliga 2013-2014.

Mungkin Mourinho perlu sedikit mengubah pendekatannya terhadap timnya di Chelsea. Seperti Klopp. Tapi itu jika waktunya di Chelsea belum berakhir. –Rappler.com

BACA JUGA:

Sidney siang ini