
CNN Indonesia meminta maaf atas rekaman buram perenang wanita
keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjadi sorotan publik setelah gambar atlet putri yang menyamar beredar di salah satu saluran televisi swasta. Tindakan tersebut dinilai masyarakat sangat berlebihan.
KKoordinator Pengawasan Konten Siaran KPI Pusat Rare Stefano Pariela membantah lembaganya memerintahkan penutupan tersebut.
“Btidur siang (penyamaran gambar) Penyiaran tersebut dilakukan oleh lembaga penyiaran (LP) itu sendiri, bukan atas perintah KPI, ujarnya dalam siaran pers, Minggu, 18 September.
Atas kejadian tersebut, anggota parlemen terkait yakni CNN Indonesia menyampaikan permintaan maaf.
Siaran blur pada olahraga renang yang kemudian dipermasalahkan tidak sesuai dengan standar jurnalistik, dan untuk itu kami mohon maaf, kata Titin Rosmasari, Pemimpin Redaksi CNN Indonesia, dalam siaran pers yang diterima Rappler, Senin, 19 September .
Saat ini CNN Indonesia telah menghubungi KPI untuk menindaklanjuti hal tersebut Membagikan dan diskusi. Salah satu topik yang dibahas adalah interpretasi larangan eksploitasi tubuh perempuan dalam siaran televisi.
Menurut Titin, banyaknya pertanyaan, perdebatan dan diskusi yang diakibatkan oleh keburaman gambar menunjukkan kurangnya keseragaman interpretasi terhadap larangan tersebut.
“Perbedaan penafsiran ini harus segera mendapat perhatian dari KPI dan lembaga penyiaran, termasuk CNN Indonesia, agar ada mekanismenya menghilang “atau teknik penyampaian berita lainnya tidak mengurangi hak pemirsa siaran televisi untuk menerima siaran yang berkualitas dan memenuhi prinsip kepatutan,” ujarnya.
Investigasi siaran
Nyaris melanjutkan, pihaknya masih mendalami upaya menutup-nutupi tersebut. Verifikasi yang dilakukan meliputi: tempat pengambilan gambar dalam siaran dan konteks pengambilan gambar.
Menurutnya, jika pengambilan gambar dilakukan di kolam renang hotel dan dalam rangka wawancara, maka kurang etis. “Bukankah proses pengambilan gambarnya bisa dilakukan dengan meminta subjeknya memakai handuk terlebih dahulu?” Hampir tidak dikatakan.
Sedangkan jika dikaitkan dengan perlombaan renang di ajang PON XIX Jabar, pihak penyiar bisa mengambil foto tanpa menyamar. Hampir tidak dikatakan ada teknik pemulihan tembakan jarak jauh atau jarak jauh dengan seluruh peserta renang.
“Pada prinsipnya, KPI tidak bermaksud untuk mematikan semangat pemberitaan atau kreativitas penyiaran. Namun eksploitasi terhadap tubuh harus dihindari, terutama terhadap perempuan, ujarnya.
Tidak ada yang baru
Kalau soal sensor, KPI memang punya kewenangan Standar Program Penyiaran pasal 18 huruf h yang menyatakan bahwa stasiun televisi dilarang”mengeksploitasi dan/atau memperlihatkan bagian tubuh tertentu, seperti: paha, bokong, payudara, dalam bidikan close-up dan/atau medium.”
Tapi bagi banyak orang pengguna bersih, sering kali aturan ini diterapkan secara berlebihan. Tahun lalu, karakter Sandy Cheeks dari kartun Spongebob Squarepants juga menyamar karena mengenakan bikini. Pada bulan Februari, karakter Shizuka dari kartun Doraemon juga mengalami nasib serupa.
Hal yang sama berlaku untuk pertunjukannya Malam penobatan Putri Indonesia di salah satu stasiun televisi swasta Februari lalu. Baju kebaya yang dikenakan para kontestan tidak terlihat jelas oleh penonton karena disamarkan.
KPI saat itu beralasan sensor bukan dilakukan oleh mereka, melainkan oleh Lembaga Sensor Film (LSF) atau oleh LP sendiri. Namun, benarkah mereka sama sekali tidak bertanggung jawab?
Sekretaris Perusahaan DukunganGilang Iskandar menjelaskan, stasiun televisinya memburamkan gambar para kontestan karena KPI terlalu sering memarahi mereka. “CPI terlalu sering memberikan peringatan. Jadi, alih-alih mengambil risiko, kami malah (mengaburkan gambaran itu), ujarnya.
Terlalu berlebihan
Akui atlet putri yang fotonya tersebar luas, Sofie Kemala tak janggal jika ditayangkan di televisi nasional sambil mengenakan pakaian renang. “Sejauh ini tidak nyaman karena kami juga menggunakannya di kolam renang. Saat balapan, itu wajar. Kenapa buram, saya tidak mengerti, kata perenang yang mengikuti nomor gaya punggung 50 meter itu.
Lanjut perenang putri DKI Jakarta ini, mungkin hanya di Indonesia yang disensor gambar tubuh atlet berbaju renang.
Untuk pengguna bersih, sensor atau pengaburan gambar siaran televisi di Indonesia sangat berlebihan. Berbagai komentar miring, mulai dari kritik langsung hingga aneh juga tersebar luas di timeline Twitter.
Kelompok orang alim yang gemar memberitakan KPI ini selalu meributkan soal payudara dan paha perempuan. KPI terlalu lemah sehingga lawannya juga lemah.
— Tunggal Pawestri (@tunggalp) 18 September 2016
Tolong pak @jokowi
Berhentilah menyia-nyiakan pajak kita untuk sampah yang tidak berguna @KPI_Central dan Internet Positif
— Sang Master Permainan (@SoundOfYogi) 18 September 2016
Dasar @KPI_Central dan Internet Positif sama-sama percuma
— Sang Master Permainan (@SoundOfYogi) 18 September 2016
Namun tak sedikit pula yang dengan bercanda meminta mereka memburamkan gambar atau acara televisi lainnya.
Sedikit @KPI_Central tolong hilangkan saja SCTV. Sekarang. Tampilannya benar. Membuatmu mengantuk. Zzzzz….
— zen.rs (@zenrs) 18 September 2016
Oh @KPI_Centraltolong Mourinho @Wayne Rooney, @paulpogba wajahnya buram. Mereka mempermalukan martabat MU. Silakan!
— Burhanuddin Muhtadi (@BurhanMuhtadi) 18 September 2016
Akankah sensor tubuh perenang ini menjadi sensasi terakhir KPI?-Rappler.com