• November 26, 2024

Dea Rizkita siap berangkat ke ‘Miss Grand International 2017’

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Beban yang dipikulnya tidaklah ringan. Pasalnya, Indonesia berhasil membawa pulang mahkota MGI pada tahun lalu. Namun Dea memilih tetap fokus pada persiapan agar bisa tampil maksimal sebagai dirinya sendiri

JAKARTA, Indonesia – Nama Dea Rizkita tidak disebutkan sebagai pemenang pertama kontes kecantikan tersebut Putri Indonesia 2017namun ia masih mempunyai kesempatan untuk mewakili Indonesia di ajang internasional.

Pada 3 Oktober, peraih gelar Puteri Indonesia Perdamaian 2017 itu akan berangkat ke Vietnam untuk memulai karantina Miss Grand Internasional (MGI) 2017, ajang yang dimenangkan tahun lalu oleh wakil Indonesia Ariska Putri Pertiwi. MGI adalah kompetisi yang berfokus pada kampanye perdamaian dan non-kekerasan di seluruh dunia.

Persiapan MGI 2017

Sejak Maret lalu, Dea fokus menjalankan tugasnya sebagai Puteri Indonesia Perdamaian 2017 sambil mempersiapkan diri menghadapi MGI. Beban yang dipikulnya tidak ringan, malah sangat berat. Pasalnya, tahun lalu Indonesia berhasil menjadi juara pertama dan membawa pulang mahkota MGI.

Meski begitu, Dea memilih tetap fokus pada persiapan agar bisa tampil maksimal sebagai dirinya sendiri.

“Saya tidak bereaksi terhadap hal itu sebagai tekanan. Tapi bereaksi lebih seperti tantangan hanya. “Bagaimana bisa membuktikan apa yang dikatakan orang, bagaimana bisa terus bersaing sebagai diri sendiri, bukan sebagai Ika atau perempuan lain,” kata Dea saat ditemui Wahid Hasyim, Jakarta, beberapa waktu lalu di Taman Sari Royal Heritage Spa yang dimilikinya.

Di sisi lain, Dea juga sangat bersyukur dan bersyukur karena meski jauh, Ariska masih sering memberikan masukan, bahkan hingga hal terkecil sekalipun.

“Jadi, dia memang benar saya tidak bisa menunggu mewarnai dasarjumlah sepatu, warna tas, dan sebagainyadetail “Ika juga memberi masukan kepada saya,” ujar perempuan kelahiran 28 Juni 1993 ini.

Sebagai peserta yang tidak memiliki latar belakang modeling, persiapan catwalk menjadi hal tersulit bagi Dea. Ia terus berlatih hingga tiba waktunya berangkat ke Vietnam.

“Saya biasanya hanya duduk di meja, saya ceramah, saya mandek oleh MC. Apakah untuk memamerkan pakaian atau untuk memimpin jalan Stadion Dibutuhkan latihan dan lebih banyak keberanian. “Itu yang paling penting untuk dipersiapkan,” katanya.

Ingin menjadi Puteri Indonesia sejak kecil

Mampu bersaing di babak final Puteri Indonesia merupakan cita-cita Dea sejak kecil. Ditambah lagi dengan kesempatan mewakili Indonesia di ajang internasional, menjadi pengalaman tak terlupakan baginya.

“Akhirnya saya bisa mewakili Indonesia di ajang internasional yang mungkin tidak semua orang mempunyai kesempatan sebesar itu. “Pengalaman yang luar biasa,” kata Dea yang saat ini menjadi mahasiswa Magister Psikologi Profesi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Untuk mencapai titik tersebut tidaklah mudah, Dea telah merencanakannya selama beberapa tahun sebelum akhirnya bisa mewakili Jawa Tengah Putri Indonesia 2017.

“Sebelum saya bergabung dengan Puteri, saya terlebih dahulu mengikuti pemilihan duta pariwisata, kemudian duta pariwisata tingkat provinsi, duta pariwisata tingkat nasional, kemudian mengikuti pemilihan. cakupan majalah, baru setelah mereka merasa mempunyai cukup perbekalan dan senjata barulah mereka memutuskan untuk mendaftar,” ujarnya.

Usai menuntaskan tugasnya sebagai Puteri Indonesia Perdamaian 2017 dan MGI, Dea akan segera menyelesaikan studi magisternya agar bisa berpraktik sebagai psikolog. Tak hanya itu, ia juga berharap mendapat kesempatan melanjutkan studi jenjang doktoral di Belanda.

Mari kita dukung Dea di malam unggulan MGI yang akan berlangsung pada tanggal 25 Oktober di Ho Chi Minh, Vietnam. —Rappler.com

SGP hari Ini