• November 24, 2024
Dengan aktif memberikan bantuan, Indonesia tidak lagi menjadi negara yang serba bisa

Dengan aktif memberikan bantuan, Indonesia tidak lagi menjadi negara yang serba bisa

Indonesia telah mengalokasikan dana bantuan internasional sebesar Rp 1 triliun

JAKARTA, Indonesia – Indonesia bukan lagi negara yang meminta bantuan. Konsep inilah yang ditunjukkan kepada dunia internasional melalui pidato tahunan Menteri Luar Negeri pada tanggal 9 Januari.

Realisasi dari konsep tersebut adalah Indonesia akan membentuk suatu badan dengan nama tersebut ‘Badan tunggal bantuan Indonesia’. Kementerian Luar Negeri akan menjadi koordinator badan tersebut.

Ide pendirian lembaga ini muncul pada tahun 2010. Saat itu, bantuan diberikan kepada negara-negara di kawasan selatan Samudera Hindia atau biasa disebut selatan-selatan. Bantuan yang diberikan juga sebagian besar berupa peningkatan kapasitas.

“Kemudian pada tahun 2015 dan Mei 2016 diadakan rapat Komite Manajemen yang menyepakati pembentukan ‘Agen Tunggal’. “Kemudian pada tahun 2016 dijabarkan sebagai bagian dari prioritas nasional dalam rangka Perpres Program Legislasi Nasional,” kata Cecep Herawan, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (IDP), di kantor Kementerian Luar Negeri. kata Affairs Matters dalam diskusi pada Selasa. , 16 Januari.

Kemudian dengan adanya ‘Agen Tunggal’ yang disebut ‘Bantuan Indonesia’, kata Cecep, seluruh dana di berbagai kementerian atau lembaga pemerintah yang dialokasikan untuk bantuan internasional akan dipusatkan di sana. Tujuannya agar rekening bantuan di lembaga lain bisa dikelola melalui satu pintu dan transparan.

“Apa yang kami lihat adalah adanya masalah pada rekening berbagai lembaga yang tampaknya merupakan rekening bantuan internasional. Mereka punya program pelatihan yang melibatkan luar negeri, tapi nomenklaturnya bukan bantuan internasional. “Dengan satu lembaga, rekening tersebut jelas terdaftar sebagai bantuan internasional,” ujarnya.

Pria yang pernah menjabat Wakil Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan ini memaparkan dana bantuan internasional bantuan Indonesia Mencapai Rp 1 triliun. Namun dana tersebut belum bisa disalurkan pada tahun ini, karena belum adanya payung hukum pembentukan lembaga bantuan Indonesia masih berkembang biak Kemungkinan besar, badan ini baru akan terbentuk pada tahun 2019.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir yang turut hadir dalam diskusi tersebut mengatakan bantuan Indonesia untuk negara berkembang akan diprioritaskan. Namun, negara-negara maju juga bisa menerima bantuan melalui program segitiga.

Bergabunglah dengan LSM

Lalu mengapa Indonesia memberikan bantuan ke negara lain sementara di dalam negeri masih defisit? Arrmanatha menjelaskan, Indonesia sebagai negara yang hidup di era globalisasi tidak bisa menghindarinya.

Selain itu, kata Arrmanatha, Indonesia sudah lama berkontribusi dalam memberikan bantuan kepada negara lain. Hal ini terlihat ketika negara-negara di Kepulauan Pasifik menjadi korban bencana gempa bumi.

Terbaru, Indonesia aktif memberikan bantuan kepada masyarakat Rohingya di Rakhine State dan Palestina. Pemerintah juga memberikan bantuan pendidikan kepada umat Islam di Filipina selatan yang merupakan zona konflik. Tiga bentuk bantuan terakhir bersifat jangka panjang.

Arrmanatha mencontohkan, ketika Indonesia hidup bertetangga dalam suatu komunitas, maka Indonesia tidak bisa mengabaikan apa yang terjadi pada tetangganya yang lain, terutama yang membutuhkan bantuan.

“Jadi walaupun kita tidak begitu mampu, karena kita satu komunitas, kita punya kewajiban untuk membantu juga. Jadi, kita benar-benar perlu saling membantu. Meski kita punya masalah dan masih berkembang, ada juga negara yang masih di bawah kita dan masih membutuhkan bantuan Indonesia, kata pria yang disapa Tata itu menjawab pertanyaan Rappler.

Dengan begitu, kesenjangan dan kesenjangan antar negara bisa diminimalisir.

bantuan Indonesia Hal ini juga mencakup merangkul masyarakat dan LSM yang ingin berkontribusi dalam pemberian bantuan internasional. Namun saat ini proses bisnisnya masih dalam pembahasan.

“Ini merupakan sinergi yang akan dijaga dan dikembangkan, karena selama ini hubungan baik,” kata Cecep.

Banyak LSM yang mengumpulkan bantuan swadaya selama konflik di Palestina dan Myanmar. Selama ini bantuan untuk masyarakat Rohingya disalurkan melalui lembaga bernama Aliansi Kemanusiaan Indonesia. Organisasi ini perlu dibentuk karena untuk menembus Myanmar dan Bangladesh diperlukan unsur pemerintah di dalamnya untuk dapat menyalurkan bantuan.

“Untuk awal, anggaran bantuan yang dikelola akan menjadi milik pemerintah dan bukan sumbangan. Namun kami juga menilai Badan Tunggal ini kedepannya akan terlihat cukup transparan, diharapkan dapat membantu dalam menerima bantuan dari masyarakat, ujarnya.

Cecep menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan transparansi penggunaan dananya karena akan tercatat dengan rapi. Selain itu, setiap sen bantuan yang dikucurkan akan dikaji ulang apakah tepat sasaran. – Rappler.com

BACA JUGA:

slot demo pragmatic