Densus 88 menembak terduga teroris Banten, namun menolak ditangkap
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Kendaraan yang ditumpangi Nanang Kosim dan Ojib Abdul Majid hendak menabrak anggota Densus 88 saat mencoba menghentikannya.
JAKARTA, Indonesia – Tim Divisi Khusus 88 Anti Teror Polri menangkap empat terduga teroris di Banteng pada Kamis, 23 Maret sekitar pukul 12.00 WIB. Salah satunya terpaksa ditembak mati karena berupaya membahayakan nyawa anggota Densus.
Menurut Karopenmas, Humas Mabes Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, Densus sudah beberapa lama mengendus aktivitas empat terduga teroris tersebut. Keempat terduga teroris tersebut diketahui bernama Achmad Supriyanto, Icuk Pamulang, Ojid Abdul Majid, dan Nanang Kosim. Mereka berangkat dengan mobil Toyota Avanza dari Anyer.
Sesampainya di Ciwandan, mobil tersangka melambat sehingga petugas memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menghentikan mobilnya, kata Rikwanto, Kamis, 23 Maret di Jakarta.
Kendaraan yang dikendarai Achmad Supriyanto dan Icuk Pamulang langsung berhenti dan menyerahkan diri agar bisa segera ditangkap. Situasi berbeda dialami anggota Densus 88 saat berusaha menghentikan Nanang dan Ojid. Bukannya berhenti, mereka malah terus menginjak pedal gas dan berniat menabrak anggota Densus.
Petugas terpaksa meludahkan timah panas ke mobil yang mereka tumpangi. Ojid mengalami luka di bagian tangan, sedangkan nyawa Nanang tak tertolong.
“Dia meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit,” kata Rikwanto.
Ia mengatakan, barang bukti berupa senjata api ditemukan di tangan mereka berempat. Sementara untuk bukti lainnya, Rikwanto mengaku belum menerima laporan tersebut.
Terduga teroris tewas Nanang yang disebut Rikwanto menghadiri pertemuan organisasi Jamaah Anshorut Daulah (JAD) di Batu Malang pada 20-25 November 2015.
“Nanang itu guru teknik persenjataan,” ujarnya.
Nanang diketahui juga merencanakan pelatihan militer di Halmahera yang akan dijadikan markas pelatihan militer Grup JAD Poso. Ia juga diduga pernah melakukan pelatihan pembuatan bom bersama Fajrun di Gorontalo pada tahun 2016.
“Nanang juga mengetahui dan menyembunyikan Andi Bakso, pelaku bom di gereja Samarinda. Akhirnya membeli senjata M16 untuk kelompok Anshor Daulah yang direncanakan sejak 2015, ujarnya. – Rappler.com