• October 8, 2024
Di WEF Davos, Menteri Perdagangan Lembong bercerita tentang seorang pedagang sate yang pemberani

Di WEF Davos, Menteri Perdagangan Lembong bercerita tentang seorang pedagang sate yang pemberani

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Menteri Perdagangan Thomas T. Lembong menyampaikan paket deregulasi ekonomi dan peluang usaha.

JAKARTA, Indonesia – Pada World Economic Forum (WEF) yang berlangsung pekan ini di Davos, Swiss, pemerintah Indonesia dan pelaku usaha bahu-membahu “memasarkan” potensi kerja sama bisnis di Tanah Air. Delegasi pemerintah Indonesia pada Pertemuan Tahunan WEF dipimpin oleh Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong.

Menurut Kepala Pusat Harmonisasi Kebijakan Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini, agenda Tom Lembong cukup padat. Terdapat 19 kali pertemuan, 9 kali pembicaran, sejumlah wawancara dengan media internasional dan presentasi malam Indonesia.

Pada Kamis (21/1), delegasi Indonesia menyelenggarakan The Indonesia Lunch Dialogue yang dihadiri ratusan eksekutif dari berbagai negara yang hadir di WEF. Pembicaranya adalah Menteri Perdagangan Tom Lembong, Menteri Keuangan Bambang S. Brodjonegoro, CEO Bank Mandiri Budi G. Sadikin, CEO VIVA Media Anindya Bakrie, Direktur Lippo Group John Ryadi dan Kishore Mahbubani, Dekan Lee Kuan Yew School of Kebijakan Publik di National University of Singapore.

“Kami sampaikan kepada hadirin bahwa memang benar perekonomian Indonesia tumbuh agak lambat pada tahun lalu, namun tahun ini belanja pemerintah akan lebih cepat. “Pemerintah dan swasta semakin optimistis perekonomian akan membaik,” kata Budi G. Sadikin.

Sementara itu, Menteri Tom Lembong dan Menteri Bambang menjelaskan paket deregulasi yang dicanangkan pemerintah, termasuk pelonggaran birokrasi dan perizinan, serta insentif perpajakan.

Menurut Made Marthini, penonton memuji respon cepat kepolisian Indonesia dalam menangani serangan teroris di Jakarta pada 14 Januari 2016. “Menteri Perdagangan meyakinkan peserta bahwa terorisme tidak berdampak pada perekonomian Indonesia,” kata Made Marthini melalui pesan singkat.

Kepada sejumlah CEO kelas dunia yang hadir dalam acara dialog tersebut, Mendag Tom menceritakan tentang tagar #WeAren’tFeared yang dilancarkan netizen Indonesia pasca teror di Jakarta, termasuk kisah penjual sate “bodoh” yang berjualan tak jauh dari sana. tempat kejadian.

“Hal ini menunjukkan sikap berani masyarakat Indonesia yang tidak mudah terpengaruh oleh ancaman teroris. “Kami juga memiliki pendekatan budaya yang berbeda dalam menangani isu terorisme, dan hal ini mendapat pujian dari media luar negeri yang memantau respon pemerintah terhadap serangan tersebut,” kata Tom Lembong yang tak lupa menceritakan bagaimana netizen bereaksi dengan humor yang tidak ada habisnya. .

Dalam keterangannya sebelum berangkat ke Davos, Tom Lembong mengatakan pihaknya fokus mendorong ekspor dan membuka pasar baru. “Kehadiran kami di Davos menunjukkan bahwa kegiatan dan program perekonomian terus berjalan. “Pemerintah bekerja keras untuk menjamin keamanan,” kata Tom.

Promosi potensi Indonesia juga dilakukan melalui acara “Indonesia Night” yang digelar tadi malam. Berbagai makanan dan hiburan khas Indonesia disuguhkan sebagai pesta bagi para tamu dan undangan. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari 50 negara dengan total kehadiran kurang lebih 500 orang.

Tema WEF ke-46 tahun ini adalah “Menguasai Revolusi Industri Keempat”. Isu-isu penting seperti perubahan iklim, masalah keamanan, serta situasi pertumbuhan ekonomi dan harga komoditas saat ini juga dibahas.

WEF tahun ini, yang dikatakan sebagai pertemuan terbesar yang dihadiri oleh para pengambil keputusan di sektor ekonomi, dihadiri oleh sekitar 2.500 peserta, kepala eksekutif dari 150 negara, termasuk 40 kepala pemerintahan. — Rappler.com

BACA JUGA

Pengeluaran Sidney