• October 14, 2025
Dia pernah menyuap pegawai BNN dan Polri

Dia pernah menyuap pegawai BNN dan Polri

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Freddy dalam ceritanya mengaku membayar Rp450 miliar kepada personel BNN dan Rp90 miliar kepada personel kepolisian. Namun, dia tetap dieksekusi

JAKARTA, Indonesia – Gembong narkoba Freddy Budiman diduga dieksekusi mati oleh regu tembak di Pulau Nusakambangan pada Jumat, 29 Juli dini hari. Namun, kisah di balik layar bagaimana Freddy mampu mempertahankan bisnis narkoba dari balik jeruji besi masih menghantui publik.

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar mengaku bertemu Freddy pada 2014 dan mendengar pengakuan mencengangkan. Berbicara isi hati, Freddy mengaku kerap menyuap petugas Badan Narkotika Nasional (NNA) dan Polri agar bisnis narkobanya tetap berjalan.

“Menurut hitungan saya, selama beberapa tahun bekerja menyelundupkan narkoba, saya memberikan Rp 450 miliar kepada BNN dan Rp 90 miliar kepada pejabat tertentu di Mabes Polri,” kata Haris menirukan kalimat Freddy, dalam postingan di akun Facebook miliknya. judul ‘Kisah Buruk Seorang Bandit’ pada tahun 2014.

Dengan menyetorkan uang sebanyak itu, Freddy mengaku bahkan bisa memanfaatkan fasilitas mobil TNI bintang 2 untuk mengangkut narkoba di bagasi. Jenderal pemilik mobil duduk di kursi penumpang dan Freddy bertugas sebagai pengemudi.

Haris mendengar pengakuan Freddy di kamar yang diawasi Kepala Lapas Nusakambangan Sitinjak, dua orang pendeta gereja, dan John Kei. Freddy sudah lama ingin bertemu Haris. Demikianlah mengalir cerita yang berdurasi selama 2 jam ini.

Lantas bagaimana Haris bisa masuk ke Lapas Nusakambangan yang terkenal memiliki pengamanan sangat ketat? Pasalnya, dia mendapat undangan dari organisasi gereja. Lembaga ini aktif memberikan pendampingan rohani kepada narapidana di Lapas Nusakambangan.

Hal lain yang membuat Freddy kecewa adalah pihak berwenang yang menyita obat biusnya akhirnya menjual obat biusnya lagi. Freddy mengaku mendapat informasi dari jaringannya di lapangan bahwa obat yang dijualnya masih beredar setelah ia ditangkap.

“Bos saya (di Tiongkok) mengajak saya berkencan. ‘Dia menjawab ya perjanjian dengan polisi, tapi kenapa kamu ditangkap? Lantas, kalau ditangkap, kenapa barangnya beredar? Ini yang main polisi atau kamu?” kata Haris mengulangi kalimat Freddy.

Pria asal Surabaya ini mengaku kecewa karena terkesan dieksploitasi aparat keamanan. Selain dijadikan objek mencari uang, Freddy mengaku selalu bekerja sama dengan penegak hukum.

Pengakuan Freddy selengkapnya bisa dibaca di sini

Haris kemudian bertanya kepada Freddy kenapa dia tidak membeberkan cerita tersebut. Freddy menjawab bahwa dia sudah kehilangan harapan.

“Saya bilang ke pengacara saya, kalau saya mau ungkapkan, ke siapa saya akan datang? Oleh karena itu penting bagi saya untuk bertemu dengan Pak Haris, agar Pak Haris bisa menceritakan hal ini kepada masyarakat luas, kata Freddy.

Ia pun mengaku tak takut dengan hukuman mati. Namun, ia khawatir kondisi penegakan hukum di Indonesia begitu korup.

Lantas bagaimana reaksi Kapolri Tito Karnavian terhadap tulisan Haris? Ia mengaku sudah mengutus Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli untuk menyelidiki kebenaran pengakuan tersebut.

“Karena kalau kita lihat yang beredar secara viral, informasinya tidak jelas. Ada polisi, disebutkan nama pegawai BNN dan lain-lain. “Nah, itu yang ingin kami ketahui,” kata Tito, Jumat, 29 Juli di Mapolres.

Meski demikian, Tito mengaku sulit mengusut kebenaran tulisan Haris. Sebab, tulisan Haris tidak diketahui sumbernya.

“Kalau mau dibuka harus ada buktinya, saksi yang mendengar, melihat dan mengetahui sendiri. Tapi yang diterima Pak Haris Azhar itu informasi, kata mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu.

Tito juga rencananya akan bertemu dengan Haris dan membahas isi artikel yang sudah viral di media sosial pada pekan depan. Namun Tito mengingatkan, pengakuan Freddy bisa saja dialihkan sehingga menunda proses eksekusi.

“Trik seperti ini sering kita jumpai,” ucapnya.

Apakah menurut Anda pengakuan Freddy benar-benar terjadi? – Rappler.com

BACA JUGA:

Pengeluaran Sydney