Diduga Jakmania, Pria Bandung Diserang Oknum Bobotoh
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Rico saat ini masih belum sadarkan diri dan mengalami gegar otak
BANDUNG, Indonesia – Nasib Ricko Andrean sungguh disayangkan. Pria berusia 22 tahun itu terbaring tak sadarkan diri di RS Santo Yusuf Kota Bandung sejak akhir pekan lalu.
Ricko menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan Botonoh (sebutan suporter Persib Bandung) saat laga Persib Bandung vs Persija Jakarta digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu 22 Juli. Ia dipukuli karena dianggap The Jakmania. Padahal, Ricko merupakan warga Bandung yang berasal dari Cicadas.
Saat didatangi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Ricko masih belum sadarkan diri. Dokter menunggu tiga hari lagi untuk menentukan metode pengobatan yang tepat.
“Setelah 3×24 jam kita akan tahu pengobatan mana yang optimal untuk penyembuhan. “Sampai hari ini (pasien) belum sadar,” kata Ridwan usai menjenguk Ricko di RSUD, Senin 24 Juli.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu akan membantu pengobatan Ricko yang merupakan seorang yatim piatu. Emil mengaku khawatir dan menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, kejadian tersebut terjadi karena ekspresi emosi yang berlebihan dan tidak pantas.
“Ini menunjukkan contoh ekspresi emosi yang tidak pantas. Sangat berlebihan. Saya telah berulang kali diingatkan bahwa sepak bola adalah tentang persatuan, sepak bola adalah tentang sportivitas, sepak bola adalah tentang nilai-nilai kemanusiaan, tentang permainan yang adil. Tidak ada pembenaran sedikitpun untuk melakukan provokasi, tampilan emosi atau pengganggu pengganggu apa yang terjadi selama ini,” kata Emil mengkritik kejadian tersebut.
Ia kemudian meminta pelaku bertanggung jawab dan dengan gagah datang meminta maaf kepada Ricko. Ia juga menegaskan kepada pelaku agar tidak melakukan kekerasan terhadap siapapun lagi.
“Saya mohon tanggung jawab moral untuk meminta maaf kepada Ricko dan jangan pernah mengulangi hal ini kepada siapa pun, baik kepada fans atau orang lain, karena itu melanggar kemanusiaan,” tegasnya.
Emil pun meminta panitia penyelenggara kompetisi meningkatkan sistem keamanannya. Ia meyakini selama ini masih terdapat kesenjangan keamanan di kalangan penonton.
“Ini menjadi pembelajaran bagi panel berikutnya. Tolong jangan diremehkan untuk keamanan. Evaluasinya, harus ada titik pengamanan di kursi tengah. Mungkin kalau ada, insiden antar sesama penonton di tempat berdekatan bisa dihindari, ujarnya.
Menunggu sanksi
Sementara itu, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku penyelenggara kompetisi menyerahkan kerusuhan yang terjadi pada pertandingan Sabtu kemarin kepada Komisi Disiplin PSSI. Chief Operating Officer (COO) PT LIB, Tigor Shalomboboy mengatakan, PT LIB baru menyampaikan laporan kepada Komdis PSSI dan menunggu laporan dari PSSI mengenai sanksi yang akan diberikan.
Ia mengindikasikan Persib dalam posisi terancam karena beberapa kali penalti diberikan kepada tim Pangeran Biru.
“Saya tidak ingin membuat pertandingan terlihat seperti kerusuhan. Hal seperti ini bisa terjadi dimana saja. Apa pun yang terjadi, terjadi pelanggaran disiplin dan mungkin intimidasi. Kami akan tetap memprosesnya seperti pertandingan lainnya, bukan hanya karena Persib melawan Persija. Kita tunggu saja keputusan Komdis, kata Tigor hari ini.
Komisi Disiplin PSSI biasanya menggelar sidang setiap pekan pada hari Kamis. Kisruh laga Persib Bandung kontra Persija Jakarta kemungkinan akan dibahas dalam sidang pekan ini. – Rappler.com