Djarot menilai program pengentasan kemiskinan yang diusung Agus-Sylvi tidak efektif
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Djarot memilih memberikan subsidi kepada masyarakat miskin, sedangkan Agus-Sylvi memberikan bantuan tunai.
JAKARTA, Indonesia – Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menegaskan dirinya dan Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama tidak akan membagikan uang tunai untuk mengatasi masalah kemiskinan di Jakarta.
“Kami belum punya program dana tunai atau semacamnya karena menurut kami tidak efektif mengentaskan kemiskinan,” kata Djarot usai berbicara kepada masyarakat di Rumah Lembang, Jakarta, Selasa, 22 November 2016.
Djarot mencontohkan saat masih menjabat Wali Kota Blitar. Saat itu ada Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah. Namun BLT nampaknya belum bisa mengentaskan kemiskinan.
Alumni Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ini berpendapat, dibandingkan memberikan uang tunai, akan lebih efektif jika dana tersebut digunakan untuk memberikan subsidi.
“Penduduk miskin di Jakarta sekitar 3,4 persen, jadi kita tinggal menutup kesenjangannya celah “(Kesenjangan) antara orang kaya hanya melalui pemberian subsidi,” kata Djarot.
Pemberian subsidi, Djarot mencontohkan, bisa berupa sekolah gratis dan transportasi yang layak dan murah sehingga pengeluaran masyarakat, terutama masyarakat kelas bawah, bisa ditekan.
Selain itu, Djarot menilai pengentasan kemiskinan juga bisa dilakukan dengan tetap menjaga operasional rutin di pasar untuk memastikan harga barang tetap stabil. Ia berencana membuat pasar khusus untuk masyarakat menengah ke bawah.
Cara lain yang lebih efektif adalah dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya, khususnya bagi masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah. Dengan mempunyai pekerjaan, mereka pasti mempunyai penghasilan.
Langkah Djarot dalam mengatasi kemiskinan secara tidak langsung mempengaruhi program pengentasan kemiskinan yang dilakukan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Sebab duo ini menjanjikan bantuan tunai kepada masyarakat tidak mampu.
Misalnya saja saat berkampanye di Gelanggang Pemuda Jakarta Utara (GRJU), Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara pada Minggu, 13 November, Agus berjanji akan melaksanakan program Bantuan Langsung Sementara (BLS).
Melalui program ini, Agus akan menyalurkan Rp 50 juta untuk setiap unit usaha. Total dana yang dibutuhkan untuk program ini mencapai Rp 1 triliun. “Kami mengalokasikan Rp1 triliun untuk dana bergulir tahap awal,” kata Agus.
Menurut Agus, pengalokasian dana BLS bukanlah pembagian uang. Sebab dengan Rp1 triliun bisa tercipta lebih dari 20 ribu unit usaha baru. “Tujuan kita jelas, yaitu mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja,” ujarnya adalah.
Sementara itu, Sylviana Murni berjanji akan memberikan bantuan langsung tunai sebesar Rp5 juta per tahun kepada warga lanjut usia kurang mampu. Sylvi juga mengatakan akan menganggarkan Rp1 miliar per tahun untuk RT/RW.
“Kami menganggarkan Rp1 miliar per tahun untuk RW. Untuk apa? Jika tidak digunakan dari mengembalikannya. “Tapi kalau ada masjid yang kurang bagus, bisa dibangun dengan uang itu,” kata Sylvi. —dengan laporan ANTARA/Rappler.com