Doa dan donasi untuk petani Kendeng Malang
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Konser juga akan digelar untuk mendukung perjuangan petani Kendeng
MALANG, Indonesia – Sekitar 100 pelajar menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya petani Kendeng, Ny. Patmi yang aktif menentang pengoperasian pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.
Nyonya. Patmi meninggal dunia pada Selasa 21 Maret dini hari sekitar pukul 02.55 WIB dalam usia 48 tahun. Ia sempat mengikuti aksi pengecoran tulang di depan Istana Negara sebelum ia terkena serangan jantung hingga menyebabkan kematiannya.
Para siswa mengenakan pakaian serba hitam dan memanjatkan doa bersama untuk Ny. Patmi digelar di depan Balai Kota Malang, Kamis 23 Maret 2017. Doa pun dipanjatkan untuk Salim Kancil, petani asal Lumajang yang tewas setelah menolak tambang pasir besi.
Mereka punya foto Ny. Patmi dan Salim Kancil ditempatkan di tengah jalan utama, lalu bunga setaman ditaburkan di depan kedua foto tersebut. Salah satu peserta aksi kemudian memimpin doa dengan harapan perjuangan petani Kendeng membuahkan hasil.
Selain itu, mereka juga membentangkan plakat dan spanduk bertuliskan “Gendang lestari melawan semen”, “Tanah semakin menipis di negara agraris”, “Kami kesal karena negara bodoh”, “Masyarakat menderita di tanah subur”, dan “Tolak pabrik semen”.
Dalam aksinya, mereka menuntut Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghentikan pabrik semen Indonesia di Pegunungan Kendeng. Sebab, penambangan batu kapur yang sembarangan akan merusak mata air di sekitar Kendeng yang digunakan petani untuk mengairi sawah.
“Petani Kendeng menggantungkan mata pencahariannya pada bertani. “Kalau air tidak mengalir sama saja membunuh petani,” kata koordinator aksi, Mohamad Iqbal, Kamis 23 Maret 2017.
Para mahasiswa ini juga menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan tangan dan kaki Gubernur Ganjar Pranowo, menggambarkan belenggu Ganjar demi kepentingan investor tambang batu kapur.
Mahasiswa Papua mendukung petani Kendeng
Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Green Papua juga memberikan dukungan dan solidaritasnya kepada petani Kendeng. Mereka menilai intimidasi dan kekerasan yang dialami petani Kendeng sama dengan yang dialami warga Papua. “Kondisinya lebih memprihatinkan,” kata koordinator Green Papua Yohannes Giyai.
Giyai mengatakan pembangunan pabrik semen akan mematikan pencarian petani Kendeng. Selama beberapa generasi mereka bekerja sebagai petani. Jika petani Kendeng kehilangan ladang dan air, maka secara perlahan mereka akan membunuh petani tersebut.
Giyai juga mengatakan pasokan semen nasional sudah terpenuhi. Jadi tidak perlu membuka pabrik semen baru. Giyai juga menduga ada perampasan hak atas tanah untuk industri dan pabrik semen.
Mengumpulkan uang untuk petani Kendeng
Selain memberikan orasi, mereka juga menggalang donasi untuk petani Kendeng. Sebuah kotak karton dibagikan kepada peserta demonstrasi. Selain itu, mereka juga mengumpulkan sumbangan dari masyarakat Malang.
Sejumlah kendaraan yang melintas berhenti sejenak untuk memberikan donasi. Seluruh dana yang terkumpul akan disalurkan kepada petani Kendeng. Donasi juga dapat disalurkan melalui akun relawan Aliansi Petani Peduli Kendeng.
Selain itu, donasi juga dilakukan di kampus. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) melakukan penggalangan dana di kampus.
Konser amal untuk Petani Kendeng
Sejumlah musisi di Malang berencana menggelar konser amal untuk para petani Kendeng. Konser amal tersebut akan dihadiri oleh band-band indie se-Malang Raya antara lain Wake Up Iris, Rotan dan Kayu, Institut Seni Mahasiswa Islam (LASMI), Nabila dan Odang.
“Dana yang terkumpul seluruhnya disumbangkan untuk petani Kendeng,” kata penyelenggara konser, Farhurroji. Mereka akan mengembangkan lagu-lagu yang bertemakan lingkungan hidup. Konser akan dilaksanakan pada Jumat malam 24 Maret 2017 di Universitas Gajayana Malang.
Setiap penonton konser diminta memberikan donasi minimal Rp10 ribu untuk petani Kendeng. Selain konser musik, ada pula pertunjukan musik puisi dan talkshow budaya yang dilakukan oleh komunitas Kalimetro. —Rappler.com