DPR menyetujui APBN Perubahan 2017
- keren989
- 0
Posisi RAPBNP tahun 2017 meliputi target pendapatan negara sebesar Rp1.736,1 triliun dan pagu belanja negara sebesar Rp2.133,2 triliun.
JAKARTA, Indonesia – Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui rancangan undang-undang tentang perubahan APBN tahun anggaran 2017 menjadi undang-undang.
Pemerintah menyampaikan terima kasih kepada pimpinan dan anggota Dewan yang telah menyetujui isi RUU Perubahan APBN Tahun 2017 menjadi undang-undang, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Kamis, saat membacakan pendapat akhir pemerintah di gedung DPR. 27 Juli 2017.
Sikap RAPBNP 2017 yang disepakati antara lain target pendapatan negara sebesar Rp1.736,1 triliun dan pagu belanja negara sebesar Rp2.133,2 triliun.
Target penerimaan negara tersebut dicapai dari penerimaan pajak sebesar Rp1.472,7 triliun, penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp260,2 triliun, dan hibah sebesar Rp3,1 triliun.
Sri Mulyani mengatakan, target penerimaan negara tersebut didasarkan pada kinerja penerimaan pajak pada semester I 2017 dan mempertimbangkan berbagai upaya.
Upaya tersebut antara lain optimalisasi basis data wajib pajak sebagai dampak penerapan kebijakan amnesti pajak, kelanjutan reformasi perpajakan di bidang regulasi, dan persiapan penerapan Era Keterbukaan Informasi (AEOI).
“Targetkan penerimaan pajak dengan rasio pajak “11,5 persen ini diharapkan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan masyarakat dan dunia usaha,” kata Sri Mulyani.
Selain itu, target penerimaan negara juga memperhatikan optimalisasi penerimaan negara bukan pajak khususnya sektor migas sesuai dengan indikator makroekonomi yang telah ditetapkan.
Sedangkan belanja pemerintah akan digunakan untuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.366,9 triliun dan dana transfer ke daerah dan kota sebesar Rp766,3 triliun.
Dari belanja pemerintah pusat disepakati belanja kementerian lembaga sebesar Rp798,5 triliun dan belanja lembaga nonkementerian sebesar Rp568,3 triliun.
Sri Mulyani menjelaskan, kebijakan dan alokasi belanja pemerintah pada tahun 2017 akan tetap fokus untuk mendukung pembangunan infrastruktur guna mendorong pertumbuhan ekonomi, mengentaskan kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan.
Efisiensi belanja
Sri Mulyani menambahkan, terdapat efisiensi belanja kementerian lembaga yang kemudian direalokasikan ke program-program mendesak dan prioritas, seperti penyelenggaraan Asian Games 2018, pembangunan infrastruktur, pengembangan tanaman hortikultura, penanggulangan bencana, dan persiapan pemilu atau pilkada. .
Selain itu, kesepakatan belanja kementerian lembaga didasarkan pada semangat menjaga tata kelola dan sejalan dengan prioritas pembangunan, dengan tetap memperhatikan kapasitas kementerian lembaga dalam menjalankan kegiatan hingga akhir tahun 2017, kata Sri Mulyani. . .
Dengan posisi RAPBNP tahun 2017, defisit anggaran diperkirakan mencapai Rp397,2 miliar atau sekitar 2,92 persen terhadap PDB.
Untuk menutup pembiayaan tersebut, pemerintah berencana melakukan pembiayaan utang hingga Rp461,3 triliun, dengan rencana penerbitan obligasi pemerintah sebesar Rp467,3 triliun.
Namun pemerintah memperkirakan defisit anggaran pada akhir tahun berkisar 2,67 persen terhadap PDB, mengingat tingkat penyerapan belanja pemerintah hanya mencapai 95 persen-97 persen dari pagu.
Sikap RAPBNP tahun 2017 disusun berdasarkan asumsi makro antara lain pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, inflasi 4,3 persen, suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,2 persen, dan nilai tukar Rp13.400 per dolar AS.
Selain itu, asumsi makro lainnya adalah harga minyak ICP sebesar 48 dolar AS per barel, oil lift sebesar 815 ribu barel per hari, dan gas lift sebesar 1.150 ribu barel setara minyak per hari.
Penetapan perubahan indikator makroekonomi tahun 2017 diharapkan dapat memberikan arah positif bagi masyarakat dan dunia usaha serta menjadi landasan yang lebih realistis dalam penghitungan APBNP tahun 2017, ujarnya. —dengan laporan ANTARA/Rappler.com