Dua pelajar tenggelam di air terjun Coban Tundo Malang
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Mereka merupakan korban keempat yang meninggal di lokasi yang sama sejak Januari 2016
MALANG, Indonesia – Dua jenazah pelajar yang tenggelam saat berwisata ke Air Terjun Coban Tundo Telu di Sidoasri, Kabupaten Malang, Jawa Timur, berhasil dievakuasi pada Kamis, 21 April.
Kedua korban bernama Mohamad Taufiq Bahtiar asal Jember dan Muhamad Fafild Hasbullah asal Tulungagung. Keduanya terdaftar sebagai mahasiswa salah satu universitas di Malang dan mengunjungi Coban Tundo sejak Rabu, 20 April 2016.
Petugas Malang Merah Indonesia menemukan kedua jenazah tersebut terjebak di jurang tepat di bawah air terjun pada kedalaman 7 meter. Mereka merupakan korban keempat yang meninggal di lokasi yang sama sejak Januari 2016.
“Petugas parkir melihat keduanya masuk pada pukul 13.00 WIB, namun sepeda motor baru diambil pada pukul 17.20. Petugas parkir kemudian menggeledah lokasi air terjun dan menemukan dua tas, dua sepatu, dan dua telepon genggam, kata Yusak Krisnanto, anggota PMI Kabupaten Malang, Kamis 21 April.
Juru parkir merasa ada yang tidak beres lalu melaporkannya ke polisi dan PMI setempat. Namun penggeledahan baru dilakukan pada Kamis pagi karena kondisi tidak memungkinkan dilakukan penggeledahan pada malam hari.
“Target kami segera mencari di sekitar air terjun. “Kami menduga mereka tenggelam,” katanya.
Kondisi air yang keruh dan jarak pandang yang terbatas membuat petugas PMI melakukan pencarian dengan kait besi. Sekitar pukul 09.15, korban pertama Mohammad Taufik Bahtiar ditemukan di jurang tepat di bawah air terjun.
“Mayatnya tersangkut kail dan berada di jurang sedalam sekitar 7 meter. Sedangkan air terjunnya tingginya sekitar 20 meter, kata Yasin.
Sekitar 30 menit kemudian, korban kedua ditemukan di lokasi yang sama. Kedua jenazah ditemukan dalam keadaan kaku. Tidak ditemukan bekas luka maupun lebam di tubuh korban.
Keduanya diduga tenggelam setelah tersedot ke dalam pusaran air di bawah air terjun. Pada Rabu, 20 April, debit air terjun disebut cukup besar akibat hujan deras yang turun sepanjang Selasa.
Kapolsek Sumbermanjing Wetan AKP Timbul mengatakan, keluarga korban menolak melakukan autopsi terhadap jenazah. “Keluarganya menyerah dan mengira itu bencana,” kata Kapolsek Timbul.
Pada akhir Januari 2016, dua korban juga tenggelam dan ditemukan di jurang yang sama. – Rappler.com