• November 24, 2024

Ernest Prakasa meminta maaf atas tweetnya tentang Zakir Naik

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Tweet kontroversial Ernest juga dihapus dari akunnya

JAKARTA, Indonesia – Gara-gara cuitannya, komedian Ernest Prakasa mendapat masalah. Kini namanya tengah diincar warganet di media sosial.

Semuanya bermula dari cuitan yang diunggah komedian berusia 35 tahun itu pada Minggu, 5 Maret. Tweet yang kini telah dihapus dari timeline akun Twitter tersebut @ernestprakasa.

Zakir Naik, yang biasa dipanggil Ernest, adalah seorang ulama asal India. Zakir sendiri terkenal bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di rumah dinas Wapres di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 4 Maret.

Cuitan Ernest itu pun langsung menimbulkan kemarahan di kalangan netizen. Alhasil, Ernest langsung menghapus cuitannya dan menggantinya dengan sederet permintaan maaf.

Tercatat ada 10 cuitan penjelasan dari Ernest mengenai cuitan awalnya soal pertemuan Zakir Naik dan Jusuf Kalla. Ernest mengaku menulis cuitannya setelah merujuk pada artikel yang ditulis media Daily Mail.

Ernest memposting permintaan maaf ini di timeline-nya sehari setelah tweet kontroversial yang ditulisnya.

Berikut penjelasan dari Ernest Prakasa:

Selain akun Twitter, Ernest juga menyampaikan permintaan maafnya melalui akun Instagram miliknya. Dengan mengunggah foto dengan caption “MAAF”Ernest melengkapinya dengan keterangan foto.

“Teman-teman, izinkan saya mengungkapkan sesuatu. Tadi malam, merujuk pada berbagai artikel di media luar negeri, saya men-tweet tentang kaitan Zakir Naik dan ISIS. Saya pikir saat itu, karena medianya adalah media yang dikenal, maka beritanya valid. Namun setelah banyak protes, saya memikirkan apa yang akan terjadi jika apa yang mereka laporkan tidak benar. Itu sebabnya saya menyebarkan fitnah.”

“Untuk itu saya mohon maaf kepada teman-teman yang hatinya telah terluka. Hormat kami, tanpa tekanan dari pihak manapun, saya mohon maaf, semoga menjadi pelajaran bagi saya untuk lebih berhati-hati dalam menerima informasi di media. Bagi teman-teman yang sudah menjuluki saya “anti Islam” dan sebagainya, saya pasrah :)”

“Saya lahir hingga remaja di lingkungan Muslim Betawi dan mereka tidak pernah mempertanyakan agama saya. Saya sering-menggertak karena Tiongkok, tapi tidak pernah di-menggertak karena agama Kristen. Jadi apa dasar saya membenci Islam?”

“Sekali lagi saya minta maaf dan berjanji akan lebih berhati-hati. Dimaafkan atau tidak, aku serahkan itu pada teman-temanku. ‘Senang sekali bisa meminta maaf!’. Iya betul, tapi nama orangnya salah, mau bagaimana lagi selain minta maaf? Itu saja dari saya, terima kasih membaca Pos Dia.” -Rappler.com