Fakta dibalik aneurisma aorta, penyakit yang diderita mendiang Bondan Winarno
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia —Banyak orang yang kaget ketika tokoh kuliner Indonesia Bondan Winarno meninggal dunia baru-baru ini. Pasalnya, meski usianya tak muda lagi, ia tetap terlihat sehat dan bugar.
Namun dari informasi langsung yang ditulis mendiang Bondan Winarno di grup Facebook Jalansutradiketahui menderita aneurisma aorta sejak tahun 2015, yang oleh dokternya disebut sebagai “bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan berakibat fatal”.
Jadi apa sebenarnya aneurisma aorta itu? Siapa yang berisiko mengalami hal ini? Simak fakta berikut ini.
Apa itu aneurisma aorta?
Aneurisma adalah pembengkakan pada dinding arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke bagian tubuh lainnya). Aneurisma yang membesar bisa pecah dan menyebabkan pendarahan, bahkan kematian.
Kebanyakan aneurisma terjadi di aorta, yaitu arteri utama yang mengalir dari jantung ke dada dan perut.
Ada dua jenis aneurisma aorta. Yang pertama adalah aNeurosme aorta toraks: Terjadi pada bagian aorta di dada. Yang lainnya adalah aneurisma aorta perut: terjadi di bagian aorta yang ada di perut.
Apa saja gejala aneurisma aorta?
Aneurisma biasanya tidak menimbulkan gejala yang nyata. Inilah sebabnya mengapa kondisi ini sangat mematikan karena penderitanya baru menyadarinya setelah pembengkakan di pembuluh darah sudah sangat besar atau sudah pecah, dan seringkali sudah terlambat untuk menyelamatkannya. Biasanya aneurisma baru diketahui ketika pasien sengaja menjalani tes kesehatan atau penelitian medis.
Namun bila aneurisma sudah membesar, biasanya ada beberapa gejala yang bisa dirasakan:
- Nyeri dada
- Sakit punggung
- Perasaan aneh atau tidak nyaman di dada bagian atas
- Denyut nadi yang kuat di daerah perut
- Merasa kenyang setelah makan sedikit saja
- Mual atau muntah
- Ketua “Keliyengan”
- Lemah
- Sesak napas
- Detak jantung cepat
- Mati rasa, kesemutan atau sensasi dingin di tangan atau kaki
- Lemah
Ketika terjadi pembengkakan pada pembuluh darah, biasanya akan terbentuk gumpalan darah. Jika bekuan darah ini pecah dan mengalir ke bagian tubuh lain (emboli), maka dapat menghambat aliran darah ke organ penting seperti paru-paru, hati, ginjal dan menyebabkan berhenti berfungsi.
Apa penyebab aneurisma aorta?
Aneurisma aorta terjadi akibat lemahnya dinding aorta. Kelemahan ini bisa terjadi karena bersifat bawaan, atau bisa juga terjadi saat dewasa karena beberapa kondisi berikut:
1. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah suatu kondisi ketika arteri rusak atau tersumbat. Pada kondisi ini, plak kolesterol menempel pada dinding pembuluh darah dan melemahkannya. Selain menjadi penyebab utama aneurisma aorta, aterosklerosis juga kerap menyebabkan penyakit jantung dan serangan jantung.
2. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi memberi tekanan pada dinding aorta. Jika dibiarkan bertahun-tahun, tekanan ini bisa menyebabkan penonjolan dinding pembuluh darah.
3. Kencing Manis
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan aterosklerosis muncul lebih awal dan lebih parah, merusak pembuluh darah dan menjadikannya lemah, sehingga rentan terhadap gangguan lain.
4. Nekrosis medial kistik
Pada kondisi ini, lapisan medial (tengah) pembuluh darah mengalami kerusakan, dan terdapat lapisan abnormal yang melemahkan struktur pendukung dinding pembuluh darah. Biasanya terjadi pada berbagai penyakit keturunan seperti sindrom Marfan dan sindrom Ehlers-Danlos. Terkadang hal ini juga terjadi akibat penyakit katup jantung, atau selama kehamilan.
5. Dari mikoaneurisma
Terjadi ketika bakteri memasuki sistem pembuluh darah dan menyerang dinding pembuluh darah. Biasanya bakteri akan masuk melalui area yang terluka atau lemah sejak lahir. Meski kini jarang terjadi, pada awal abad ke-20 salah satu penyebab utama kondisi ini adalah penyakit kelamin serius, sifilis.
6. Aneurisma inflamasi
Kondisi peradangan atau vaskulitis seperti psoriasis atau rheumatoid arthritis dapat menyebabkan peradangan pada dinding pembuluh darah. Jika tidak ditangani, hal ini akan melemahkan dinding aorta.
7. Cedera
Cedera yang mengenai dada atau perut, misalnya akibat kecelakaan mobil atau terjatuh dengan keras, dapat merusak sebagian aorta, membuatnya melemah dan cenderung membengkak.
Siapa saja yang berisiko mengalami aneurisma aorta?
Dalam kebanyakan kasus, penyebab aneurisma aorta tidak diketahui. Namun ada beberapa kelompok orang yang lebih berisiko mengalami kondisi ini, yaitu:
- 55 tahun atau lebih
- Jenis kelamin laki-laki
- Menderita hipertensi, yaitu tekanan darah tinggi
- Merokok
- Memiliki penyakit bawaan yang melemahkan pembuluh darah, misalnya sindrom Marfan
- Ada riwayat keluarga dengan aneurisma aorta
- Mengalami aterosklerosis
Aneurisma aorta perut 5 kali lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Aneurisma sendiri terjadi pada 3-9 dari 100 pria, yang berusia di atas 50 tahun.
Bisakah kita mencegah aneurisma aorta?
Tidak ada obat yang dapat mencegah aneurisma aorta. Namun, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar pembuluh darah tetap sehat dan kuat.
- Makanlah makanan rendah lemak dan rendah kolesterol
- Perbanyak aktivitas fisik: berolahraga atau bergerak untuk meningkatkan detak jantung, minimal 30 menit sehari
- Jangan merokok
- Jaga tekanan darah tetap normal
Apakah aneurisma aorta selalu berakhir dengan kematian?
Jika penyakit ini segera didiagnosis dan dilakukan pembedahan untuk mengobatinya, banyak orang dapat pulih seperti semula. Namun karena kondisi ini biasanya terjadi pada orang lanjut usia, maka proses penyembuhannya bisa sulit dan memakan waktu lama.
Jika aneurisma aorta tidak segera ditangani oleh dokter, ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi dan akibatnya bisa berakibat fatal:
- Gumpalan darah: Gumpalan ini dapat menghalangi aliran darah ke bagian tubuh atau organ tertentu, sehingga menyebabkan organ tersebut berhenti berfungsi.
- Pendarahan internal: Jika aneurisma pecah, akan terjadi pendarahan internal di dalam tubuh. Bila hal ini terjadi, penderitanya harus segera dibawa ke rumah sakit karena dapat berakibat fatal jika tidak ditangani.
- Kejutan peredaran darah: Jika pendarahan cukup parah, tekanan darah akan turun drastis dan organ tubuh tidak menerima cukup darah sehingga tidak dapat berfungsi normal. Kondisi ini disebut “terkejut” dan dapat mengancam jiwa.
—Rappler.com
Artikel ini sebelumnya telah diterbitkan di halosehat.com