Fakta konsumsi rokok dan tembakau di dunia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Setiap menit 10 orang meninggal karena merokok
JAKARTA, Indonesia —Setiap tanggal 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS). Peringatan HTTS ini diprakarsai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memerangi bahaya merokok dan konsumsi tembakau.
Tahun ini WHO mengangkat tema tersebut Tembakau dan Penyakit Jantung sebagai fokus utama. Tema ini dipilih mengingat eratnya hubungan antara konsumsi tembakau dan rokok serta efek samping penyakit jantung. Dan ketika keduanya ‘bersatu’, risiko kematian adalah imbalannya.
Tahun demi tahun, banyak pihak, termasuk pemerintah dan swasta, ikut mengkampanyekan bahaya konsumsi rokok. Beberapa negara mungkin sudah menunjukkan perubahan yang sangat positif dengan kebijakan pemerintahnya masing-masing.
Namun tentunya masih banyak yang belum terpapar atau sadar akan dampak negatif dari konsumsi rokok. Tak hanya berakibat fatal bagi perokok aktif, namun juga bagi lingkungan sekitar yang ‘terpaksa’ menjadi perokok pasif. Data WHO bahkan menyebutkan 890 ribu orang kehilangan nyawa karena posisinya sebagai perokok pasif.
Rokok sendiri diketahui mengandung 7 ribu jenis bahan kimia, termasuk tar dan bahan lain yang dapat mempersempit arteri dan merusak pembuluh darah. Ada nikotin yang sering dikaitkan dengan penyebab penyakit jantung dan peningkatan tekanan darah.
WHO juga mencatat, di seluruh dunia, sebanyak 17% dari 18 juta kematian akibat serangan jantung disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Jumlah perokok
Menurut data WHO yang dihimpun AFP, terdapat sekitar 1 miliar orang di dunia yang aktif merokok, dan jumlah tersebut merupakan 1/7 dari seluruh populasi manusia di dunia. Dari 1 miliar tersebut, jumlah terbesar tinggal di Tiongkok.
Dengan populasi 1,3 miliar jiwa, terdapat 315 juta perokok di Tiongkok. Perokok ini mengonsumsi sepertiga produksi rokok dunia setiap tahunnya.
Sementara itu, mayoritas perokok di Indonesia masih didominasi oleh laki-laki (sekitar 76%) yang umumnya berusia di atas 15 tahun.
Data WHO juga menyebutkan bahwa 80% perokok di dunia tinggal di negara-negara berpendapatan menengah dan miskin. Faktanya, 226 juta perokok dikategorikan sebagai masyarakat miskin. Hal ini membuktikan bahwa konsumsi rokok pun tidak ada hubungannya dengan kemampuan finansial seseorang.
Menolak
Namun meski data jumlah perokok cukup mengejutkan, namun masih ada beberapa perubahan positif yang terjadi di berbagai negara. Menurut jurnal medis The Lancet, tercatat pada April 2017 konsumsi tembakau di dunia mengalami penurunan selama 25 tahun terakhir.
Tercatat pada tahun 2015 terdapat kurang lebih 1 dari 4 laki-laki dan 1 dari 20 perempuan yang merokok. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan data tahun 1990 yang menyebutkan 1 dari 3 laki-laki dan 1 dari 12 perempuan merokok.
Konsumsi tembakau mulai menurun di beberapa negara seperti Australia, Brazil dan Inggris yang menerapkan berbagai kebijakan yang cukup ‘mencekik’ para perokok seperti pajak yang tinggi, larangan merokok di banyak tempat dan juga aktifnya kampanye kesehatan.
Tak hanya 3 negara tersebut, Prancis juga berhasil menurunkan populasi perokoknya sebanyak satu juta pada tahun 2017.
Sementara di Tiongkok, data Euromonitor International menunjukkan terjadi penurunan penjualan tembakau sebesar 10%. Perlahan tapi pasti.
Mendukung pebisnis
Faktanya, pihak yang diuntungkan dari meluasnya konsumsi tembakau dan rokok adalah para pemain di industri ini. Hanya itu. Tidak ada manfaat positif yang bisa diperoleh dari konsumsi rokok. Dan data tersebut mengungkap banyak sekali bukti tentang bahaya rokok dan tembakau.
Masih menurut WHO ada 4,3 juta hektar lahan yang digunakan untuk menanam tembakau. Dan luas wilayah itu hampir sama dengan Swiss!
Negara-negara tersebut tentu saja berkembang untuk memenuhi permintaan pasokan rokok dari seluruh dunia. Hasilnya, penjualan terus meningkat. Menurut data Euromonitor, penjualan rokok di seluruh dunia telah mencapai US$680 miliar. Fantastis. Tobacco Atlas sendiri mengungkapkan konsumsi rokok di dunia sebesar 11 juta batang per menit.
Dengan data-data yang tersaji di atas, apakah benar Anda masih ingin menyia-nyiakan hidup dan usia Anda dengan merokok? Apakah Anda masih ingin menjadi penyumbang kekayaan bagi para pelaku industri tembakau yang sudah sangat kaya raya? Pikirkan lagi…
—dengan laporan oleh AFP/Rappler.com