• November 23, 2024

Film daur ulang dengan horor yang mencekam

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Dibintangi oleh Tara Basro dan Dimas Aditya, film ini akan tayang di bioskop pada 28 September

JAKARTA, Indonesia — Film pemuja setan merupakan hasil daur ulang dari film berjudul sama yang dirilis pada tahun 1982. Sebagai sutradara dan penulis skenario, Joko Anwar mengaku ingin mendaur ulang film ini dengan idenya selama bertahun-tahun.

Pengalaman menonton film pemuja setan (1982) yang disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra inilah yang mendorong Joko membuat a pembuat film.

“Ceritanya sendiri sudah ada di kepala selama 10 tahun. SAYA Sudah mengejar memberikan izin untuk proyek tersebut membuat ulang Sudah 10 tahun,” kata Joko saat konferensi pers yang digelar pada Rabu, 20 September 2017 di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan.

Joko kemudian terus meminta izin kepada rumah produksi Rapi Films untuk menyetujui proyek impiannya hingga Sunil Samtani selaku produser eksekutif rumah produksi tersebut akhirnya memberinya lampu hijau.

Meski begitu mencintai film aslinya, namun tidak serta merta Joko meniru unsur-unsur seram dalam film tersebut dan memasukkannya kembali ke dalam film buatannya ini. Baginya, harus ada unsur kebaruan yang membuat film tetap relevan.

“Saat kita mau membuat ulang sebuah film, tidak dapat mengulang adegan yang dibuat pada film sebelumnya. Sensibilitas penontonnya harus berbeda, yang dulu menakutkan, sekarang mungkin tidak dianggap menakutkan,” jelasnya.

Tak hanya menghiasi bintang film seperti Tara Basro dan Dimas Aditya, pemuja setan turut dimeriahkan oleh nama-nama artis senior Indonesia seperti Ayu Laksmi, Elly Luthan dan Eggy Fedly.

pemuja setan Bermula ketika Ma (Ayu Laksmi) yang terserang penyakit aneh meninggal dunia setelah 3 tahun menderita. Keempat anak dan ayah mereka (Bront Palarae) terpaksa hidup tanpa ibu mereka. Namun, kejadian aneh mulai terjadi pada rumah yang mereka tinggali setelah Ayah pergi ke luar kota untuk mencari nafkah.

Rini (Tara Basro) sebagai kakak tertua sedang mencari cara untuk bisa bersama adik-adiknya. Teror mengancam ketika mereka menyadari bahwa ibu mereka akan datang menjemput mereka.

Suasana menakutkan yang menyeramkan

Film berdurasi 105 menit ini sepertinya tidak membuat penonton bernafas lega. Hampir setiap adegan dipenuhi dengan kejutan mengerikan yang membuat orang berteriak ketakutan. Joko Anwar berhasil membangun suasana mencekam secara perlahan, lalu diakhiri dengan klimaks yang mengejutkan.

Teror sepertinya tidak pernah berhenti, setiap konflik akan dimunculkan kembali dengan konflik baru yang tidak pernah mendapatkan kelegaan.

Suasana horor ini tidak terkesan dipaksakan atau terburu-buru, semuanya memiliki waktu dan porsinya masing-masing. Suasananya sangat membantu mencetak gol yang sarat dengan nuansa horor, membuat bulu tengkuk semakin rapuh.

Kimia antar pemain

pemuja setan berkisah tentang teror yang menimpa sebuah keluarga yang tentunya membuat para pemeran keluarga tersebut harus tampil menarik dan nyata agar penonton benar-benar bisa bersimpati atas musibah yang menimpanya.

Kimia Perasaan berada di keluarga ini juga bisa kamu rasakan, apalagi Tara Basro bersama adik-adiknya yang terlihat sangat akrab seperti keluarga sendiri.

“Film ini paling berkesan karena kerja samanya melemparkan anak-anak, jadi setiap hari tidak terasa seperti bekerja, lebih seperti bermain,” kata Tara saat diwawancarai usai konferensi pers.

Sehubungan dengan bangunan kimia, Joko menambahkan, para pemeran banyak melakukan aktivitas bersama untuk membangun hubungan nyata yang diharapkan bisa terlihat di film.

Dipersembahkan oleh rumah produksi Rapi Films, film ini akan diputar di bioskop mulai 28 September. —Rappler.com

Togel Singapore Hari Ini