Freeport Indonesia mendukung divestasi melalui pasar modal
- keren989
- 0
Freeport sepakat membangun smelter dalam lima tahun ke depan
JAKARTA, Indonesia – Manajemen PT Freeport Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam merundingkan perpanjangan kontrak karya perusahaan tambang yang beroperasi di Timika, Papua itu.
“Kami bertemu dengan pemerintah dalam hal ini Menteri ESDM Pak Jonan. Intinya negosiasi sedang intensif, kata Chappy Hakim kepada sejumlah redaksi media, Rabu (23/11). Akhir pekan lalu, manajemen Freeport McMoran, induk PT FI, menunjuk mantan Kepala Staf AU Chappy Hakim sebagai direktur utama Freeport Indonesia.
Penunjukan Chappy Hakim telah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia dan menunggu keputusan pemegang saham. Namun, Chappy yang dikenal sebagai pakar penerbangan ini sudah mempelajari seluk beluk menjalankan perusahaan tambang raksasa dunia itu selama tiga bulan terakhir.
“Dalam dunia penerbangan, aspek yang paling penting adalah kualitas sumber daya manusia, terutama dalam hal kedisiplinan, karena berkaitan dengan faktor-faktor. keamanan atau keamanan. “Saya menemukan hal yang sama juga terjadi di industri pertambangan,” kata Chappy.
Proses perundingan yang dilakukan menyangkut beberapa aspek, termasuk yang paling banyak dibicarakan, kewajiban membangun fasilitas pemurnian mineral (meleleh). Menurut Chappy, membangun smelter membutuhkan investasi minimal US$ 3 miliar, tiga tahun, dan beroperasi dengan kapasitas penuh sekitar 10 tahun.
“Kami juga memikirkan tempat yang paling cocok tidak hanya dari segi penjernihannya, tapi juga cara pemanfaatan limbahnya ekor dalam proses pengolahan mineral,” kata Chappy.
Selasa (22/11), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menerima kunjungan Richard Adkerson, CEO Freeport McMoran, dan Chappy. Menurut Jonan, Freeport menyetujui pembangunan pada pertemuan itu pabrik peleburan dalam lima tahun ke depan dan menjual saham.
Negosiasi juga sedang dilakukan mengenai batas waktu akhir ekspor mineral mentah. Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba), perusahaan pertambangan dilarang mengekspor mineral sejak 2014. Kebijakan ini untuk mendorong hilirisasi mineral di dalam negeri.
Meski begitu, pemerintah tetap memberikan kelonggaran kepada perusahaan yang berkomitmen terhadap pembangunan pabrik peleburan Pemerintah memberikan relaksasi hingga 12 Januari 2017. Syaratnya, perusahaan harus membangun pabrik peleburan
Masalahnya, menjelang berakhirnya relaksasi pada Januari 2017, banyak yang belum tuntas pembangunannya peleburan, termasuk PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara.
“Bisa dibilang, ibarat antara ayam dan telur, mana yang lebih dulu? Perkembangan pabrik peleburan diperlukan dana yang besar. Investor tentu akan meminta kepastian perpanjangan kontrak karya hingga 2021, sebelum mengucurkan dana pembangunan smelter. Sejauh ini pembahasannya seperti ini. “Tetapi saya tegaskan sekali lagi, kami akan mematuhi peraturan yang berlaku di Indonesia,” kata Chappy.
Penjualan saham Freeport Indonesia melalui pasar modal
Soal penjualan saham, sudah ada titik temu antara pemerintah Indonesia dan pemegang saham Freeport. “Manajemen Freeport mendukung pelepasan ekuitas melalui pasar modal. “Perusahaan induk Freeport juga merupakan perusahaan publik,” kata Chappy. Penjualan kemungkinan besar akan dilakukan di pasar modal Indonesia.
“Sekarang tinggal evaluasi harga saham Freeport. Jika hasilnya menarik untuk divestasi lewat IPO, kemungkinan besar akan dilakukan. “Selanjutnya, pemerintah sudah menyatakan sikapnya,”
Menteri Jonan mengatakan, pemerintah dan Freeport masih melakukan negosiasi mengenai pelaksanaan penjualan saham tersebut. “Sesegera mungkin.” Tim ini duduk untuk berbicara. Kita harus tawarkan kepada siapa pun yang mau, mau itu BUMN,” ujarnya kepada media usai bertemu petinggi Freeport.
Menurut Chappy, Freeport saat ini sedang menghitung prospek dan rencana bisnis, aspek finansial, dan valuasi harga saham untuk penawaran umum perdana (IPO). “Harganya banyak variasinya. “Tetapi IPO adalah solusi yang memungkinkan,” kata Chappy.
Saat ini pelepasan saham Freeport Indonesia tercatat sebesar 9,36 persen dari 30 persen yang disepakati. Rencana divestasi lanjutan tahun ini sebesar 10,64 persen dan pada 2019 mencapai 30 persen. Divestasi tahun ini sebesar 10,64% terkendala permasalahan harga. Freeport McMoran menawarkan harga US$1,7 miliar. Pemerintah menilai harga tersebut terlalu mahal. –Rappler.com