Freeport McMoran ingin mempertahankan kendali operasional PT FI
- keren989
- 0
Pelepasan saham Freeport sampai dengan 51% disepakati dengan harga pasar
PHOENIX, Arizona – Freeport-McMoran Inc. (NYSE: FCX) hari ini mengumumkan perkembangan terkini negosiasi PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan pemerintah Indonesia mengenai hak operasi jangka panjang.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Rappler pada Rabu, 30 Agustus 2017, raksasa pertambangan yang bermarkas di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat itu menyampaikan bahwa FCX dan pemerintah Indonesia telah mencapai kesepahaman mengenai kerangka untuk mendukung rencana investasi jangka panjang PTFI di Papua.
Kerangka kerja ini, yang memerlukan dokumentasi definitif dan persetujuan dari dewan dan mitra FCX, mencakup hal-hal penting berikut:
- • PTFI akan mengubah bentuk Kontrak Karya menjadi izin khusus (IUPK) yang akan
- memberikan hak operasi jangka panjang kepada PTFI hingga tahun 2041.
- • Pemerintah akan memberikan jaminan kepastian fiskal dan hukum untuk jangka waktu tertentu
- IUPK.
- • PTFI akan berkomitmen membangun smelter baru di Indonesia dalam waktu lima tahun.
- • FCX setuju untuk menjual kepemilikannya di PTFI berdasarkan harga pasar yang wajar sehingga kepemilikan Indonesia atas saham PTFI menjadi 51%.
Jadwal dan proses divestasi sedang dibahas dengan Pemerintah. Divestasi ini akan diatur agar FCX tetap memegang kendali operasional dan manajemen PTFI.
Richard C. Adkerson, Presiden dan Pejabat tertinggi Eksklusifmengatakan: “Kami dengan bangga mengumumkan kesepakatan kerangka kerja untuk mendukung operasi dan investasi yang kami lakukan di Papua. Pemahaman terhadap struktur kesepakatan bersama merupakan hal yang bermakna dan positif bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.
Adkerson juga menambahkan, “Pekerjaan signifikan perlu dilakukan untuk mendokumentasikan perjanjian ini, dan kami berkomitmen untuk menyelesaikan dokumentasi tersebut sesegera mungkin pada tahun 2017.”
(BA: Cerita Menteri Jonan tentang Negosiasi Akhir Perjanjian Pemerintah dengan Freeport McMoran)
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, pemerintah pasti akan membeli saham tersebut. Namun mekanisme detail tolakan ini belum diketahui. “Dibeli oleh pemerintah, tergantung peralatan apa yang ingin dipakai, apakah itu BUMN atau bukan,” ujarnya, Selasa, 29 Agustus 2017 di Istana Negara.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dalam acara yang sama mengatakan, jika penjualan dimulai, kemungkinan besar saham Freeport akan dibeli BUMN. Eksekusi pembelian saham Freeport akan dilakukan oleh BUMN yang bergerak di bidang pertambangan. “Sebaiknya bisa dengan beberapa (BUMN),” kata Rini.
Siaran pers ini juga memuat informasi tentang Freeport McMoran, pengendali PT Freeport Indonesia. FCX adalah perusahaan pertambangan terkemuka yang berbasis di Phoenix, Arizona.
FCX mengoperasikan aset yang besar, tahan lama, dan beragam secara geografis dengan tembaga, emas, dan cadangan molibdenum yang terjamin. FCX adalah produsen tembaga publik terbesar di dunia.
Portofolio aset FCX mencakup distrik mineral Grasberg di Indonesia, salah satu cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia; operasi penambangan yang signifikan di Amerika, termasuk distrik mineral Morenci berskala besar di Amerika Utara dan operasi Cerro Verde di Amerika Selatan. Informasi tambahan tentang FCX dapat ditemukan di situs web FCX
Peringatan bagi investor
FCX juga memberikan saran mengenai pernyataan progresif:
Siaran pers ini berisi pernyataan-pernyataan berwawasan ke depan, yang kesemuanya hanyalah pernyataan-pernyataan yang tidak selalu didasarkan pada fakta sejarah. Kata-kata seperti “mengharapkan”, “mungkin”, “bisa”, “merencanakan”, “percaya”, “memperkirakan”, “mengharapkan”, “memproyeksikan”, “menargetkan”, “berniat”, “mungkin”, “akan” , “seharusnya”, “menjadi”, “potensial” dan ungkapan serupa lainnya dimaksudkan untuk memberikan konfirmasi bahwa pernyataan tersebut adalah pernyataan progresif.
FCX memperingatkan pembaca bahwa pernyataan progresif bukanlah jaminan kinerja masa depan perusahaan dan bahwa hasil aktual mungkin berbeda secara material dari apa yang diharapkan, diproyeksikan atau diasumsikan dalam pernyataan berwawasan ke depan tersebut.
Faktor-faktor penting yang dapat menyebabkan hasil aktual FCX berbeda secara material dari apa yang diantisipasi dalam pernyataan-pernyataan berwawasan ke depan termasuk kemampuan FCX untuk memperoleh persetujuan peraturan, hasil diskusi dengan pemerintah Indonesia mengenai hak operasi jangka panjang PTFI, dan faktor-faktor lain yang dijelaskan di bagian selanjutnya. . rincian dengan judul “Faktor Risiko” dalam Laporan Tahunan FCX pada Formulir 10-K untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) dan pembaruan selanjutnya oleh FCX SEC.
—Rappler.com