
Garuda akan menjual saham GMF Aerosia kepada mitra strategis
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pahala optimis bisa kumpulkan dana baru sekitar US$150 juta pasca IPO GMF AeroAsia
JAKARTA, Indonesia – Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk membenarkan pihaknya sedang mendiskusikan rencana penjualan kepemilikan saham GMF AeroAsia kepada mitra strategis.
“Rencananya kami akan melepas saham GMF sebesar 10-15%,” kata Pahala Mansyuri kepada Rappler, Rabu, 9 Agustus.
Pahala yang baru memimpin Garuda sejak April 2017 mengatakan, prioritas Garuda saat ini juga mengekspor. Penawaran umum perdana (IPO) anak perusahaan Garuda. Ia sedang berdiskusi dengan calon mitra strategis dari Eropa atau Asia-Pasifik.
“Para kandidat melakukannya kebijaksanaan,” kata pria yang pernah menjadi bankir di Bank Mandiri ini.
Dalam wawancara khusus dengan Rappler, Mei 2017, Pahala mengatakan rencana IPO pada September ini. Insya Allah tetap sesuai jadwal, kata Pahala. (LIHAT: Wawancara Khusus dengan Direktur Utama Garuda Pahala N. Mansyuri)
Menurut Pahala, calon mitra strategis tidak diwajibkan mengikuti IPO GMF. Jika ini masalahnya, kemudian perseroan akan melakukan proses penjualan saham GMF AeroAsia setelah IPO dilakukan. Target pelepasan saham GMF kepada mitra strategis akan terlaksana sebelum akhir tahun 2017.
GMF AeroAsia memiliki valuasi US$1-1,5 miliar. Total saham yang akan dilepas melalui IPO dan penjualan ke mitra strategis adalah 20%-30%.
Pahala mengatakan ekuitas perseroan akan tumbuh setelah proses IPO GMF AeroAsia terlaksana. Ia optimistis bisa menghimpun dana baru lebih dari US$150 juta.
Garuda Indonesia memiliki sejumlah anak perusahaan diantaranya GMF AeroAsia, Citilink, AeroWisata, ASIS dan Gapura Angkasa. Menurut Pahala, beberapa diantaranya sangat strategis dalam hal membantu Operasi Penerbangan Garuda Indonesia.
Total ekuitas perusahaan menjatuhkan pada semester I tahun 2017 menjadi US$717,69 juta dibandingkan posisi akhir tahun 2016 sebesar US$1 miliar.
“Tingkat ekuitas untuk sementara akan turun di bawah US$800 juta, pada akhir tahun kami yakin ekuitas (akan mencapai) US$800 juta,” ujarnya.
Pahala mengaku bergabung dengan Garuda saat kondisi keuangan perusahaan sedang sulit. Faktanya, total kerugian yang dialami Garuda mencapai US$99 juta atau setara Rp1,3 triliun.
“Dalam hal ini, tugas besar saya dan jajaran direksi Garuda Indonesia adalah melakukan optimalisasi Operasi Penerbangan dan pelayanan terbaik yang kami miliki untuk memberikan kinerja keuangan yang baik bagi perusahaan. Karena pada dasarnya tanpa kinerja keuangan yang baik maka perusahaan jasa tidak akan ada Pertahankan memberikan pelayanan yang terbaik,” ujarnya. – Rappler.com