• October 14, 2024

GAYa Nusantara Surabaya menunggu jaminan keamanan dari polisi

Sosialisasi pencegahan HIV/AIDS untuk komunitas LGBT ‘G Nite Party’ dilarang

SURABAYA, Indonesia – Meskipun sudah lebih dari seminggu sejak itu Pesta Malam G dilarang diadakan, Yayasan GAYa Nusantara masih belum mengetahui kapan acara serupa akan diadakan. Padahal, saat acara tersebut hendak dilarang, GAYa Nusantara sudah berbicara ke Polrestabes Surabaya.

Ketika Anda mendengar Pesta Malam G yang seharusnya digelar pada 7 Februari 2016 dan dilarang, GAYa Nusantara mendatangi Polrestabes Surabaya untuk menjelaskan permasalahannya.

Dalam pertemuan tersebut, pengurus GAYa Nusantara didampingi aktivis Komisi Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) Jawa Timur. Mereka menjelaskan sebagai Pesta Malam G sebenarnya bukan acara khusus komunitas gay.

“Acara ini memang untuk menyosialisasikan keberadaannya situs web “’Gue Berani’ adalah milik Kementerian Kesehatan,” kata Ketua GAYa Nusantara Rafael Herry Dacosta kepada Rappler.

Kebetulan Kementerian Kesehatan mempercayakan promosi tersebut situs web www.gueberani.com di Surabaya ke GAYa Nusantara.

Selain di Surabaya, acara promosi website ini sebenarnya juga digelar di empat kota lain yakni Jakarta, Bogor, Yogyakarta, dan Bandung. Situs “Gue Berani” berisi ajakan untuk berani melakukan sesuatu Konseling dan pengujian sukarela (VCT) untuk mendeteksi HIV/AIDS sedini mungkin.

Promosi situs Gue Berani, menurut Herry, sengaja dikemas dalam bentuk pendidikan. Sebagai pelaksana, GAYa Nusantara menyerahkannya kepada para pihak penyelenggara acara, termasuk mengeluarkan izin yang kemudian dianggap bermasalah karena tidak memiliki izin.

“Bagaimana kami mengetahui perizinan? Kami menyerahkan segalanya kepada Anda penyelenggara acara. “Kami anggap mereka berpengalaman,” kata Herry.

Acara dikemas dalam bentuk edutainment karena, kata Herry, sasaran kampanye situs ini ditujukan kepada kaum gay dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) yang juga merupakan pecinta kehidupan malam.

Menurutnya, kelompok ini biasanya berada di luar hotspot komunitas gay yang sudah memahami informasi tentang HIV/AIDS. Kelompok gay dan LSL di dunia saat ini rentan terhadap HIV/AIDS karena belum terbuka mengenai statusnya. Mereka lebih memilih berkecimpung di dunia kehidupan malam untuk menyamarkan statusnya.

“Untuk sosialisasi situs web Gue Dare dikemas dalam bentuk seminar, tentu tidak akan datang. Karena mereka belum terbuka. Oleh karena itu acara kami kemas dalam bentuk pendidikan. “Siapapun boleh datang, karena acara ini tidak khusus untuk komunitas gay,” kata Herry.

Berdasarkan perkiraan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, tren penyebaran HIV/AIDS di kalangan gay dan LSL menunjukkan peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan penyebaran HIV/AIDS di kalangan pecandu narkoba.

“Data terakhir di Surabaya, peningkatan penderita HIV/AIDS di kalangan gay dan LSL sekitar 12 persen. “Diprediksi angka ini akan terus meningkat setiap tahunnya karena penderita HIV/AIDS di kalangan gay dan LSL ibarat fenomena gunung es,” kata Herry.

Berdasarkan pemetaan GAYa Nusantara tahun 2011, jumlah laki-laki dengan orientasi seksual gay dan LSL berjumlah sekitar 5.330 orang. Jumlah tersebut masih belum mencakup seluruh kaum gay dan LSL di Surabaya. Sebab berdasarkan perkiraan GAYa Nusantara, setidaknya 1,5 hingga 2 persen penduduknya adalah gay dan LSL.

Secara umum, saat ini pelayanan fasilitas kesehatan bagi komunitas gay dan LSM di Surabaya, seperti puskesmas dan rumah sakit pemerintah dinilai sudah cukup baik. Mereka tidak lagi mempunyai stigma negatif terhadap komunitas gay dan LSL.

Sebelumnya, masih ada stigma terhadap komunitas gay dan LSL.

“Tetapi sekitar tahun 2013 semuanya baik-baik saja. “Tidak ada lagi stigma seperti rasa jijik melayani komunitas gay dan LSL,” kata Herry.

Sayangnya, tidak semua jajaran PNS di Surabaya bisa berperan layaknya pegawai di pusat pelayanan kesehatan. Dalam hal larangan Pesta Malam GHerry masih menunggu janji dari Polrestabes Surabaya untuk memberikan pengamanan.

“Setelah kami jelaskan, Wakil Kabareskrim Polrestabes Surabaya Kompol Manang Soebeti bisa memahami kejadian tersebut. Ia mengatakan, acara tersebut dilarang karena tidak memiliki izin dan ada laporan dari ormas. Katanya, kalau sudah ada izin dari awal, polisi bisa memberikan pengamanan, kata Herry. —Rappler.com

BACA JUGA:

Keluaran Sidney