• November 24, 2024
Generasi 90an menghidupkan kembali Si Komo

Generasi 90an menghidupkan kembali Si Komo

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Generasi 90an Luncurkan Buku Baru Bertajuk ‘Generasi 90an: Anak Kemarin Sore’

JAKARTA, Indonesia—Komunitas Generasi 90an baru saja merilis buku terbarunya yang berjudul Generasi 90an : Anak-anak kemarin sore pada hari Kamis 28 Januari.

Rilisan ini mengikuti kesuksesan buku sebelumnya, generasi 90an yang diterbitkan pada tahun 2013 dan berhasil menjadi penjualan terbaik secara nasional yang telah dicetak ulang sebanyak enam kali dan terjual lebih dari 30.000 eksemplar.

“Buku kedua ini juga merupakan lanjutan dari buku pertama dari materi yang saya kumpulkan selama tiga tahun namun tidak bisa saya laksanakan sendiri, makanya saya berkolaborasi dalam buku ini,” ujar pendiri dan direktur kreatif MC Creative dan pencipta Generasi 90-an Marchella FP .

Marchella menggandeng tiga rekan alumni Desain Komunikasi Visual Universitas Bina Nusantara, yakni Sesotya Jodie, Yoshua Meyer, dan Gilang Dewamanyu.

Buku ini lebih banyak membahas tren di kalangan anak-anak era 90-an, serta menghadirkan tiga karakter masa kecil era 90-an yang dibawa melalui “mesin waktu” yaitu Acel, Lala, dan Popi.

Popi suka mainan tradisional, Acel tertarik menjadi mainan tradisional penghibursedangkan Lala adalah anak rumahan yang senang bermain permainan.

“Karakter ketiga tokoh tersebut menggambarkan sudut pandang anak-anak tahun 90an dengan latar belakang dan minat yang berbeda-beda,” kata Sesotya.

Selain peluncuran buku terbarunya, Marchella juga berbicara mengenai kampanye Ayo bermain di luar yang ia mulai bersama komunitas Generasi 90an.

“Kami ingin menggarap ikon-ikon lama seperti Si Komo, akan kami buat ulang, karena saat ini di Indonesia belum ada ikon, apalagi untuk anak-anak,” kata Marchella di Jakarta, Kamis, 28 Januari.

Kampanye ini muncul karena Marchella dan masyarakat juga merasa prihatin terhadap anak-anak masa kini berpikiran gadget jadi jarang main ke luar rumah.

“Kami tidak bermaksud menghapus apa yang ada saat ini, melarang penggunaan perangkat, itu tidak mungkin, karena itu perlu. “Tapi anak-anak sekarang tahu ada prosesnya, ada mainan tradisional yang menjadi bagian dari budaya Indonesia,” kata Marchella yang baru saja meluncurkan buku keduanya, Generasi 90an: Anak Sore Kemarin.

Di samping itu Ayo bermain di luarGenerasi 90an juga akan menjalankan kampanye bertajuk Anak kemarin sore sebagai gerakan yang akan menghimpun almamater Generasi 90an.

“Saya ingin almamater generasi 90an bisa saling mengenal, karena jika 20 tahun ke depan sukses maka akan semakin sulit untuk saling mengenal, sehingga networking harus dimulai dari sekarang,” ujarnya. . —Antara Report/Rappler.com

BACA JUGA:

Togel SDY