Giring “Nidji” resmi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Tak sekadar kader, Giring pun langsung mencalonkan diri sebagai calon legislatif pada Pemilu Legislatif 2019.
JAKARTA, Indonesia – Tak lagi sekadar omongan dan aspirasi lewat musik dan lagu, kini penyanyi Giring Ganesha yang dikenal lewat kariernya sebagai vokalis grup Nidji memutuskan terjun langsung ke dunia politik praktis Tanah Air.
Hari ini, Rabu, 6 September, pria berusia 34 tahun ini mengumumkan dirinya bergabung menjadi kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diketuai Grace Natalie. Tak hanya resmi menjadi kader, Giring juga sudah mengumumkan bakal maju sebagai calon legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia pada Pemilu Legislatif 2019 mendatang.
Banyak alasan yang membuat Giring memutuskan untuk terjun sebagai kader partai politik. Salah satunya karena lingkungan keluarga dan latar belakang pendidikan.
“Sejak kecil, ayah saya juga seorang jurnalis Antara dan jurnalis kepresidenan. Dari kecil kami setiap hari berbincang di meja makan tentang Indonesia, Bung Karno, Pak Harto, ikon dan tokoh nasional. “Kami selalu membicarakan impian kami tentang Indonesia,” kata Giring konferensi pers hari ini di kantor DPP PSI kawasan Wachid Hasyim, Jakarta Pusat.
Sembari melanjutkan pendidikan di universitas, Giring juga terjun ke dunia hubungan internasional. “Saya belajar banyak tentang politik di sana. Namun saat kuliah saya masih apatis karena merasa terlalu banyak korupsi yang menyebabkannya ketinggalan mengemudi pemerintah. “Pada akhirnya, negara kita besar, tapi tidak maju.”
Selepas kuliah, fokus Giring sejenak beralih ke karir bermusik bersama Nidji. Namun di Nidji, Giring memutuskan untuk tidak membicarakan politik melalui karya-karyanya. “Kami tidak membuat lagu tentang politik, kami hanya membuat karya seni,” kata suami Cynthia Riza itu.
“Tiba-tiba sikap apatis itu hilang ketika saya melihat harapan baru. Saya melihat karakter Pak Jokowi. Pertama kali saya mendengar Pak Jokowi di majalah Rolling Stone tentang seorang Wali Kota Solo yang besok musik rock. Setelah itu, saya tiba-tiba bertemu Pak Jokowi di bandara. Dia sangat sederhana. Saya melihat orang ini sangat rendah hati, membumi, rendah hati sangat.”
“Tiba-tiba dia memutuskan menjadi gubernur kami mendukung. Dalam waktu singkat kita bisa melihat terobosan-terobosan beliau dalam memajukan kota Jakarta benar-benar terlihat, apalagi saya dari Jakarta. Jadi ketika dia memutuskan jadi presiden, saya pribadi yang berada di garda depan saat itu mendukung Pak Jokowi, terima kasih Tuhan dia menjadi presiden,” kata Giring.
Sikap apatis Giring sebagian besar berubah menjadi harapan karena sosok Presiden Joko Widodo. Gara-gara Jokowi, Giring akhirnya memutuskan terjun ke dunia politik. “Saya sudah meminta izin pada istri saya. Dia gugup, menangis. Begitu aku minta izin pada ibuku, dia berkata, ‘Giring, kalau kamu memang ingin terjun ke dunia politik, tujuanmu hanyalah membuat Indonesia lebih sejahtera dan mengabdi pada rakyat Indonesia. Itu dia.'”
Lantas kenapa Giring memilih bergabung dengan PSI? “Saya mempunyai mimpi kedepannya, 10-20 tahun lagi, anak cucu saya akan hidup di Indonesia yang bebas korupsi, toleransi yang tinggi, keberagaman, menghargai intelektual dan juga menjaga kreativitas. Tiba-tiba ketemu Kak Grace, Kak Toni dan teman-teman PSI yang lain. Sekadar ngobrol santai tanpa ada niat, tiba-tiba terasa pas.”
Meski PSI terbilang partai baru, Giring ditantang untuk menjadi bagian sejarah untuk membangun PSI menjadi partai paling berpengaruh di Indonesia. “Menurut saya, kawan-kawan PSI sudah merelakan kepentingan pribadinya untuk memperkaya diri sendiri, seperti saya. Kita tidak lagi memikirkan bagaimana menjadi kaya. Makanya saya bergabung dengan PSI karena satu visi.”
—Rappler.com