GNPF MUI Jumat akan salat di jalan, Gus MUS: Dunia Islam pasti kaget
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Jika ini benar, maka telah terjadi inovasi yang begitu besar dalam sejarah Islam sejak zaman Nabi SAW.”
JAKARTA, Indonesia – Rencana Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) yang menggelar salat Jumat di sepanjang Jalan Sudirman dan MH Thamrin pada Jumat, 2 Desember, mendapat perhatian dari berbagai pihak.
Salat Jumat di jalan protokol dilakukan GNPF MUI sebagai bentuk aksi unjuk rasa menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama segera ditahan.
“Kami akan menyelenggarakan Salat Jumat di dekat Sudirman-Thamrin,” kata Rizieq Shihab, Pengurus GNPF MUI, pada 18 November lalu. Menurut Rizieq, seharusnya Ahok ditahan karena ditetapkan sebagai tersangka kasus penodaan agama.
Rencana GNPF MUI menggelar aksi unjuk rasa pada 2 Desember mendapat tentangan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Tito meminta tidak ada aksi protes di jalan protokol.
Sebab bisa mengganggu aktivitas warga Jakarta lainnya yang tidak melakukan aksi protes. Jika nekat, kata Tito, pihaknya siap membubarkan mereka. “Kalau memang dilaksanakan akan kami bubarkan,” kata Tito, Senin, 21 Desember 2016 di Mabes Polri.
Larangan Kapolri rupanya tidak digubris oleh GNPF MUI. Mereka masih nekat menggelar aksi pada 2 Desember mendatang. Alhamdulillah persiapannya semakin intensif, kata GNPF MUI Novel Bamukmin.
Lantas bagaimana sikap tokoh agama dan masyarakat terkait demonstrasi 2 Desember?
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan meminta massa tidak melaksanakan salat Jumat di jalanan. Karena tidak jauh dari situ terdapat Masjid Istiqlal.
“Saya mendorong Anda untuk sholat di masjid pada tanggal 2 Desember. Bayangkan kalau ada masjid saat kita salat Jumat di jalan, kata Zulkifli, Rabu, 23 November.
Ia pun berharap masyarakat menyerahkan sepenuhnya kasus penodaan agama ini ke penegak hukum dan berhenti turun ke jalan. “Kami memberikan kesempatan kepada penegakan hukum,” ujarnya.
Pendapat senada diungkapkan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin. “Sholat Jumat di masjid. Kalau kavling penuh tidak harus di Jalan Sudirman dan Thamrin, mengganggu ketertiban umum, kata Din.
Din mengingatkan, mengganggu ketertiban umum bukanlah sifat seorang muslim dan bukan ajaran Islam. “Kalau mau demo tanggal 2 Desember, lakukan seperti tanggal 4 November lalu, salat Jumat dulu,” ujarnya.
Sedangkan KH KH Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus berpendapat lebih kuat. Menurutnya, salat Jumat di jalan merupakan kesesatan, yakni tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Saya dengar kabar di ibu kota akan ada hari Jumat di jalan raya. Mudah-mudahan tidak benar, tulis Gus Mus di akun Twitter-nya, Rabu 23 November. “Kalau benar begitu, wah, dalam sejarah Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW, baru pertama kali ada bid’ah sebesar itu. Dunia Islam pasti kaget,” lanjut Gus Mus.
2. Jika benar demikian, maka dalam sejarah Islam sejak zaman Nabi SAW, baru kali ini terjadi BID’AH yang begitu besar. Dunia Islam pasti terkejut.
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) 23 November 2016
Gus Mus juga meminta warga yang hendak melaksanakan salat Jumat di jalan agar berpikir ulang dengan hati yang jernih. “Saya mendorong Anda untuk memikirkan hal ini dengan pikiran jernih,” tulisnya.
Ketua MUI Maruf Amin sendiri menegaskan, organisasinya tidak ada kaitannya dengan gerakan yang akan berdemonstrasi pada 2 Desember itu, meski gerakan tersebut menggunakan nama MUI.
Dia meminta kasus ini diserahkan ke penegak hukum karena Ahok kini berstatus tersangka. Kalaupun harus berdemonstrasi, kata Maruf Amin, “harus dilakukan dengan cara yang sopan.” —Rappler.com