• July 7, 2025
GNPF yakin Jokowi akan menerapkan hukum secara adil

GNPF yakin Jokowi akan menerapkan hukum secara adil

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

GNPF mengklaim mereka dan Jokowi akan rutin bertemu di masa depan

JAKARTA, Indonesia – Idul Fitri hari ini membawa banyak perbedaan. Selain suasana yang lebih kondusif karena tidak ada lagi aksi protes, Presiden Joko “Jokowi” Widodo akhirnya bersedia menerima perwakilan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI). Pertemuan itu terjadi usai mantan Gubernur DKI itu menggelar open house di Istana Negara pada Minggu 25 Juni.

Hal ini menjadi hal baru karena saat demonstrasi yang digelar GNPF-MUI pada 9 Februari lalu, Jokowi enggan bertemu. Ia mengutus Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto untuk berbicara dengan perwakilan massa.

Menurut Mensesneg Pratikno, Bachtiar Nasir dan kawan-kawan sudah lama ingin bertemu dengan Jokowi. Namun, hal itu tidak pernah terpenuhi.

Akhirnya Bachtiar memanfaatkan koneksinya dengan Menteri Agama Lukman Hakim yang mengirimkan permintaan tersebut ke Menteri Pratikno.

Usai pertemuan tersebut, sikap GNPF yang biasanya galak dan kerap mengkritik kebijakan pemerintah berubah. Kuasa hukum GNPF-MUI, Lutfi Hakim, mengakui perubahan tersebut karena terciptanya rasa kesepahaman antara kedua pihak.

“Kita bisa lebih mengetahui apa yang ada dalam pikiran Presiden dan Beliau juga akan lebih mengetahui aspirasi apa yang ingin disampaikan oleh GNPF-MUI,” kata Lutfi yang bersama beberapa rekannya bertemu dengan Jokowi di Istana Negara.

Untuk membangun kepercayaan, Jokowi berjanji akan bertemu rutin dengan GNPF-MUI. Lutfi sependapat dengan pemerintah, tidak perlu diciptakan situasi seolah-olah kedua pihak saling berhadapan dan berselisih. Apalagi dalam konteks persoalan keberagaman, Pancasila dan NKRI. Lutfi mengklaim GNPF-MUI mendukung semua itu.

“Dan kami mendapat kepastian bahwa dia (Presiden Jokowi) belum pernah melihat umat Islam dalam posisi itu (tatap muka),” ujarnya.

Hal lain yang mereka dapatkan dari pertemuannya dengan Jokowi hari ini adalah kepastian pemerintah tidak akan melakukan diskriminasi dalam penegakan hukum. Setiap orang diperlakukan sama.

“Presiden telah berjanji bahwa dia tidak akan pernah membiarkan penegakan hukum yang tidak adil. Kami juga memberikan informasi dan Presiden menjawab bahwa ini adalah negara hukum dan keadilan bagi semua. Artinya, tidak ada aparat penegak hukum yang bisa melanggar hukum, kata anggota tim hukum FPI Kapitra Ampera.

Kapitra menilai polisi menempuh banyak jalur hukum dalam mengusut kasus percakapan mesum yang melibatkan pimpinan FPI Rizieq Shihab dan Firza Husein. Bahkan, mereka berdalih Rizieq sengaja dikriminalisasi sebagai bentuk kekecewaan terhadap rezim yang berkuasa karena Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama kalah di pilkada dan dipenjara karena kasus penodaan agama.

Untuk mendapatkan keadilan hukum, GNPF-MUI mengadukan penderitaan mereka ke Komnas HAM. Lembaga tersebut menindaklanjuti sidang GNPF-MUI dan bertemu dengan Wiranto.

Dalam pertemuan tersebut, Komnas HAM mengusulkan agar ada rekonsiliasi antara pemerintah dan ulama. – Rappler.com

Pengeluaran SDY