• October 13, 2024
Gunung Semeru memuntahkan awan panas dan abu vulkanik ke Lumajang

Gunung Semeru memuntahkan awan panas dan abu vulkanik ke Lumajang

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Gunung Semeru belum meletus dan masih berada pada level Waspada

MALANG, Indonesia (UPDATED) – Gunung Semeru memuntahkan awan panas di sejumlah wilayah di Lumajang pada Sabtu pagi, 13 Februari.

Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memastikan fenomena tersebut bukan letusan dan status Gunung Semeru tetap pada tingkat Waspada.

Sementara aktivitas iklim Gunung Semeru yang ditutup sejak 4 Januari 2016, hingga saat ini belum dibuka kembali.

Kepala Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Ayu Dewi Utari membenarkan adanya awan panas yang berjatuhan dari lidah lahar puncak Gunung Semeru.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu pagi pukul 06.20 WIB dan berlangsung kurang lebih 60 menit.

Biasa disebut awan hangat domba Melesat sejauh 2,5 kilometer dari puncak menuju kawasan Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang yang berjarak sekitar 8 kilometer dari kawah.

Muntah dombaMenurut Ayu, tidak ada laporan kerugian dari warga karena terjadi jauh dari pemukiman warga.

Berdasarkan konfirmasi pos pemantauan Gunung Sawur PVMBG, awan hangat terjadi di sebelah selatan sungai Besuk Bang dan Besuk Kembar Lumajang. Awan panas berpusat di bagian atas lidah lava. Tidak ada kerugian dan ancaman karena jauh dari pemukiman warga, kata Ayu.

Kejadian tersebut, kata Ayu, bukan merupakan tanda akan terjadinya letusan Gunung Semeru. Status Semeru masih berada pada level II atau Waspada sebagaimana ditetapkan pada tahun 2012.

“Itu bukan sebuah ledakan. Status gunung tetap waspada, ujarnya.

Saat kejadian, status pendakian Semeru masih ditutup sejak 4 Januari 2016. Awalnya pendakian ditutup karena sering terjadi badai di lereng Semeru usai musim hujan yang berlangsung sejak Januari hingga sekarang.

Pendakian di awal tahun juga biasa dilakukan untuk memulihkan kondisi ekosistem lereng Semeru. Rata-rata penutupannya memakan waktu sekitar tiga bulan.

Pendakiannya masih ditutup, kata Ayu.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang juga mencatat hujan abu dengan intensitas sedang di sekitar Desa Supit Urang tak lama setelah munculnya awan panas. Hujan abu tipis terlihat menutupi dedaunan dan tanaman di kota tersebut.

“Kami terus berkoordinasi dengan pos pemantauan Semeru di Gunung Sawur. Hingga saat ini statusnya masih Waspada dan masyarakat di Supit Urang tetap beraktivitas normal, kata Hendro Wahyono, Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang.

Supit Urang merupakan salah satu dari empat desa yang paling dekat dengan Gunung Semeru. Tiga kota lainnya adalah Oro-Oro Ombo, Pronojiwo dan Sumber Urip. —Rappler.com

BACA JUGA:

Togel Sydney