Hapus persepsi bahwa Islam adalah musuh Amerika Serikat
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Presiden Jokowi juga mengajak umat Islam di seluruh dunia untuk bersatu menyukseskan pemberantasan terorisme.
JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada Minggu malam, 21 Mei mengajak puluhan pemimpin negara dan masyarakat untuk berhenti memandang Islam sebagai musuh, terutama dalam konteks pemberantasan aksi terorisme. Sebab, ancaman radikalisme dan terorisme bisa terjadi dimana saja, bahkan di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti Indonesia.
“Indonesia termasuk salah satu korban aksi teroris seperti penyerangan di Bali yang terjadi pada tahun 2002 dan 2005. Lalu ada juga penyerangan di Jakarta yang terjadi pada bulan Januari 2016,” kata Jokowi pada KTT Amerika Serikat-negara Arab. forum di Riyadh pada Minggu, 21 Mei.
Padahal, umat Islam sendiri, kata Jokowi, adalah pihak yang paling banyak menjadi korban konflik, radikalisme, dan terorisme. Pernyataan mantan Gubernur DKI itu seolah menyindir bahwa Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump juga hadir dan mendengarkan penjelasannya. Selama kampanye dan saat dilantik, Trump kerap mengaitkan aksi terorisme dengan Islam.
Bahkan, pemerintahan pimpinan Trump telah mengeluarkan larangan bagi warga tujuh negara mayoritas Muslim untuk bepergian ke Negeri Paman Sam. Padahal, cara tersebut justru menumbuhkan ide-ide radikal di benak masyarakat.
Berdasarkan pengalaman Indonesia, pemerintah menggunakan dua pendekatan yaitu hard dan soft. Namun Indonesia memilih untuk memprioritaskan pendekatan tersebut kekuatan lembut (dengan lembut) melalui pendekatan agama dan budaya.
Cara lunak diwujudkan dengan program deradikalisasi. Misalnya, pihak berwenang Indonesia melibatkan masyarakat, keluarga, organisasi kemasyarakatan, dan keluarga mantan narapidana terorisme yang sudah sadar. Sementara untuk pendekatan keagamaan, Indonesia menggandeng dua ormas Islam terbesar yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) untuk menyebarkan dakwah Islam yang damai dan toleran.
Empat saran
Di akhir pidatonya, Jokowi menyampaikan empat saran kepada sekitar 49 pemimpin negara lainnya agar bisa mengatasi aksi terorisme. PertamaUmat Islam di seluruh dunia harus bersatu untuk meningkatkan ukuwah Islamiyah.
“Persatuan umat Islam menjadi kunci keberhasilan pemberantasan terorisme. “Jangan sia-siakan energi kita untuk saling bertengkar,” ujarnya.
Keduakerja sama pemberantasan radikalisme dan terorisme harus ditingkatkan, antara lain pertukaran informasi intelijen, pertukaran penanganan teroris asing, dan peningkatan kapasitas. Ketiga, untuk menyelesaikan masalah terorisme kita harus mencari akarnya. Salah satu caranya adalah dengan memberdayakan perekonomian secara inklusif.
TerakhirIndonesia mengajak semua negara untuk menjadi bagian dari solusi dan bukan masalah.
“Kita masing-masing harus menjadi bagian dalam upaya menciptakan perdamaian dunia,” kata Jokowi. – Rappler.com